Ghouta Dibombardir, Kanada Kutuk Situasi di Suriah

Jum'at, 23 Februari 2018 - 14:34 WIB
Ghouta Dibombardir,...
Ghouta Dibombardir, Kanada Kutuk Situasi di Suriah
A A A
OTTAWA - Menteri Luar Negeri Kanada, Chrystia Freeland, mengecam keras meningkatnya situasi di distrik Ghouta, Suriah timur, sebuah daerah pinggiran Damaskus yang terkepung. Sedikitnya 250 warga sipil dilaporkan terbunuh di sana dalam tiga hari terakhir.

"Kanada dengan keras mengutuk serangan yang disengaja dan meningkat terhadap warga sipil di Ghouta Timur, termasuk profesional medis, tim reaksi cepat dan pekerja kemanusiaan," kata Freeland dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Middle East Monitor, Jumat (23/2/2018).

Sejak Selasa, pasukan rezim Suriah telah meningkatkan serangan terhadap Ghouta Timur menggunakan bom barrel, tembakan artileri dan jenis senjata lainnya, menurut koresponden kantor berita Anadolu yang berada di wilayah tersebut.

Selama periode tiga hari, rezim tersebut dilaporkan telah melakukan 260 serangan terpisah di Ghouta Timur, menewaskan lebih dari 250 penduduk sipil di distrik tersebut.

"Serangan ini tercela. Penargetan warga sipil adalah pelanggaran hukum humaniter internasional. Kami menyerukan agar segera terjadi deeskalasi kekerasan di wilayah tersebut dan bagi rezim Suriah untuk mengizinkan akses penuh untuk bantuan kemanusiaan dan guna menghormati kesusilaan dasar manusia," Freeland menambahkan.

Pada pembicaraan damai yang diadakan di Ibu Kota Kazakhstan Astana pada bulan Mei tahun lalu, Turki, Rusia dan Iran menunjuk Ghouta Timur sebagai "zona deeskalasi" di mana tindakan agresi akan secara tegas dilarang.

Namun demikian, Rusia - salah satu dari tiga negara penjamin kesepakatan - telah gagal mencegah rezim Assad berulang kali melanggar persyaratan gencatan senjata tersebut.

Rumah bagi sekitar 400 ribu penduduk sipil itu, Ghouta Timur tetap berada di bawah pengepungan rezim yang melumpuhkan selama lima tahun terakhir, yang telah membawa distrik tersebut ke ambang bencana kemanusiaan.

Suriah telah terjebak dalam konflik yang menghancurkan sejak awal tahun 2011 ketika rezim Assad menindak demonstran dengan kekerasan yang tak terduga.

Menurut pejabat PBB, ratusan ribu orang terbunuh dalam konflik sampai saat ini.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6397 seconds (0.1#10.140)