Wan Azizah-Mahathir Bekerja Sama Tumbangkan PM Malaysia Najib Razak
A
A
A
KUALA LUMPUR - Tidak ada yang membayangkan sebelumnya jika Wan Azizah Wan Ismail, istri mantan Deputi Perdana Menteri (DPM) Anwar Ibrahim, akan berdampingan dengan Mahathir Mohamad sebagai kandidat PM dan DPM mewakili kubu oposisi pada pemilu parlemen mendatang.
Namun pada Januari lalu, Mahathir dan Wan Azizah menjadi satu paket yang dijagokan kubu oposisi Pakatan Harapan untuk memimpin Malaysia ke depan. Padahal keduanya selama beberapa dekade bermusuhan secara politik. Wan Azizah juga mengetahui bahwa Mahathir juga yang menjebloskan suaminya ke penjara atas tuduhan korupsi dan sodomi.
Tapi itu semua masa lalu. Wan Azizah dan Mahathir siap bersatu memenangkan koalisi oposisi Pakatan Harapan untuk menumbangkan Barisan Nasional yang dimotori PM Najib Razak. Keduanya berjanji mewujudkan reformasi dan memberantas korupsi jika menang dan berkuasa pada pemerintahan Malaysia.
"Saat ini saya pikir kita harus realistis. Anwar masih berada di penjara. Kita membutuhkan seseorang yang memiliki kredibilitas dan pengalaman untuk memimpin kita," kata Wan Azizah dalam wawancara dengan Channel News Asia. "Mahathir sepakat dengan kita mengenai agenda reformasi. Saya pun mengenalkan dia tanpa adanya perasaan yang kita alami saat kepemimpinannya," ujarnya.
Wan Azizah mengungkapkan, Mahathir mendekati kubu oposisi dan menyatakan keinginannya bergabung. Hal itu dilakukan Mahathir setelah dia keluar dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) pada 2016 karena tidak suka dengan kepemimpinan PM Najib Razak yang dituduh melakukan korupsi.
Setelah dua dekade oposisi bertarung melawan Mahathir dan UMNO yang sangat dilupakan, Partai Keadilan Rakyat (PKR) menerima Partai Pribumi Bersatu pimpinan Mahathir masuk ke aliansi oposisi, Pakatan Harapan. Oposisi juga mengambil langkah pragmatis itu untuk meraih dukungan lebih luas dari pemilih etnik Melayu agar oposisi bisa berkuasa.
Wan Azizah mengungkapkan, saat Anwar dibebaskan dari penjara, maka jabatan PM yang dipegang Mahathir juga akan diserahkan kepada Anwar. Mahathir telah menyepakati hal itu. "Saya pikir Mahathir sudah berubah saat ini," ungkap Wan Azizah. "Saya dan Mahathir akan membantu reformasi dan mengembalikan pemerintahan saat ini memiliki tata kelola yang baik," katanya.
Wan Azizah bekerja sebagai dokter selama 14 tahun sebelum dia mengundurkan diri ketika Anwar menjadi DPM bersama Mahathir. Ketika Anwar dipenjara, ibu enam anak itu memutuskan diri masuk ke arena politik secara total. Pada 1999, dia mendirikan Partai Keadilan Rakyat (PKR) dan bertarung pada pemilu parlemen serta memenangkan satu kursi di Permatang Pauh di Penang. Perempuan berusia 65 tahun itu adalah Presiden PKR dan anggota parlemen.
Tak pernah dibayangkan sebelumnya, jika Wan Azizah akan berkarier di dunia politik yang sebenarnya tidak diinginkannya sejak dahulu. Tapi kini, Wan Azizah bisa menjadi perempuan pertama yang akan memegang jabatan tertinggi sebagai Deputi PM. "Saya memang hanya sedikit perempuan yang terjun ke dunia politik. Saya adalah perempuan pertama yang memimpin kubu oposisi di Malaysia," ujar Wan Azizah.
Apa yang akan diperjuangkan Wan Azizah jika dia berkuasa? Saya merasa dan yakin kalau korupsi adalah kanker berbahaya dan bisa meluas. "Kamu membutuhkan sentuhan dokter bedah," ujar perempuan yang memang dikenal sebagai dokter bedah.
Dengan pengalaman sebagai dokter bedah, Wan Azizah yakin, dia bisa mengatasi korupsi. Selain memberantas korupsi, Wan Azizah juga ingin meningkatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan. "Itu semua karena saya adalah ibu dan nenek yang baik. Saya akan menangani urusan itu semua saat saya memimpin nanti," katanya.
Namun, Wan Azizah mengakui, dirinya hanya mengantarkan Anwar Ibrahim saja. Setelah suaminya keluar dari penjara, Anwar bisa maju sebagai anggota parlemen dan menjadi PM. Anwar diprediksi akan keluar dari penjara pada Juni mendatang. "Sebelumnya, saya mundur dari anggota parlemen di Permatang Pauh. Saya pikir itu akan terulang untuk memberikan jalan bagi Anwar," ungkapnya.
Dengan begitu, kata dia, Anwar akan menjadi PM untuk jangka waktu lama. Ketika suaminya berada di pemerintahan, Wan Azizah pun mengaku tidak ingin berdampingan bersama suaminya di pemerintahan. Dia akan memilih mundur dari jabatan pemerintahan dan politik. Dia memilih mendampingi suaminya dari segi spiritual dan rumah tangga.
Namun, Wan Azizah belum memiliki jawaban siapa yang akan menggantikan jabatan Deputi PM jika dia mengundurkan diri mendampingi Mahathir. "Kita akan memutuskan jika waktunya tiba," katanya.
Apakah karier politik Wan Azizah akan tamat jika Anwar memimpin Malaysia? "Tidak juga," katanya. Dia menjelaskan, jika pengabdiannya dibutuhkan, tetapi akan melanjutkannya. "Tapi saya sudah berpolitik selama dua dekade," tuturnya.
Namun pada Januari lalu, Mahathir dan Wan Azizah menjadi satu paket yang dijagokan kubu oposisi Pakatan Harapan untuk memimpin Malaysia ke depan. Padahal keduanya selama beberapa dekade bermusuhan secara politik. Wan Azizah juga mengetahui bahwa Mahathir juga yang menjebloskan suaminya ke penjara atas tuduhan korupsi dan sodomi.
Tapi itu semua masa lalu. Wan Azizah dan Mahathir siap bersatu memenangkan koalisi oposisi Pakatan Harapan untuk menumbangkan Barisan Nasional yang dimotori PM Najib Razak. Keduanya berjanji mewujudkan reformasi dan memberantas korupsi jika menang dan berkuasa pada pemerintahan Malaysia.
"Saat ini saya pikir kita harus realistis. Anwar masih berada di penjara. Kita membutuhkan seseorang yang memiliki kredibilitas dan pengalaman untuk memimpin kita," kata Wan Azizah dalam wawancara dengan Channel News Asia. "Mahathir sepakat dengan kita mengenai agenda reformasi. Saya pun mengenalkan dia tanpa adanya perasaan yang kita alami saat kepemimpinannya," ujarnya.
Wan Azizah mengungkapkan, Mahathir mendekati kubu oposisi dan menyatakan keinginannya bergabung. Hal itu dilakukan Mahathir setelah dia keluar dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) pada 2016 karena tidak suka dengan kepemimpinan PM Najib Razak yang dituduh melakukan korupsi.
Setelah dua dekade oposisi bertarung melawan Mahathir dan UMNO yang sangat dilupakan, Partai Keadilan Rakyat (PKR) menerima Partai Pribumi Bersatu pimpinan Mahathir masuk ke aliansi oposisi, Pakatan Harapan. Oposisi juga mengambil langkah pragmatis itu untuk meraih dukungan lebih luas dari pemilih etnik Melayu agar oposisi bisa berkuasa.
Wan Azizah mengungkapkan, saat Anwar dibebaskan dari penjara, maka jabatan PM yang dipegang Mahathir juga akan diserahkan kepada Anwar. Mahathir telah menyepakati hal itu. "Saya pikir Mahathir sudah berubah saat ini," ungkap Wan Azizah. "Saya dan Mahathir akan membantu reformasi dan mengembalikan pemerintahan saat ini memiliki tata kelola yang baik," katanya.
Wan Azizah bekerja sebagai dokter selama 14 tahun sebelum dia mengundurkan diri ketika Anwar menjadi DPM bersama Mahathir. Ketika Anwar dipenjara, ibu enam anak itu memutuskan diri masuk ke arena politik secara total. Pada 1999, dia mendirikan Partai Keadilan Rakyat (PKR) dan bertarung pada pemilu parlemen serta memenangkan satu kursi di Permatang Pauh di Penang. Perempuan berusia 65 tahun itu adalah Presiden PKR dan anggota parlemen.
Tak pernah dibayangkan sebelumnya, jika Wan Azizah akan berkarier di dunia politik yang sebenarnya tidak diinginkannya sejak dahulu. Tapi kini, Wan Azizah bisa menjadi perempuan pertama yang akan memegang jabatan tertinggi sebagai Deputi PM. "Saya memang hanya sedikit perempuan yang terjun ke dunia politik. Saya adalah perempuan pertama yang memimpin kubu oposisi di Malaysia," ujar Wan Azizah.
Apa yang akan diperjuangkan Wan Azizah jika dia berkuasa? Saya merasa dan yakin kalau korupsi adalah kanker berbahaya dan bisa meluas. "Kamu membutuhkan sentuhan dokter bedah," ujar perempuan yang memang dikenal sebagai dokter bedah.
Dengan pengalaman sebagai dokter bedah, Wan Azizah yakin, dia bisa mengatasi korupsi. Selain memberantas korupsi, Wan Azizah juga ingin meningkatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan. "Itu semua karena saya adalah ibu dan nenek yang baik. Saya akan menangani urusan itu semua saat saya memimpin nanti," katanya.
Namun, Wan Azizah mengakui, dirinya hanya mengantarkan Anwar Ibrahim saja. Setelah suaminya keluar dari penjara, Anwar bisa maju sebagai anggota parlemen dan menjadi PM. Anwar diprediksi akan keluar dari penjara pada Juni mendatang. "Sebelumnya, saya mundur dari anggota parlemen di Permatang Pauh. Saya pikir itu akan terulang untuk memberikan jalan bagi Anwar," ungkapnya.
Dengan begitu, kata dia, Anwar akan menjadi PM untuk jangka waktu lama. Ketika suaminya berada di pemerintahan, Wan Azizah pun mengaku tidak ingin berdampingan bersama suaminya di pemerintahan. Dia akan memilih mundur dari jabatan pemerintahan dan politik. Dia memilih mendampingi suaminya dari segi spiritual dan rumah tangga.
Namun, Wan Azizah belum memiliki jawaban siapa yang akan menggantikan jabatan Deputi PM jika dia mengundurkan diri mendampingi Mahathir. "Kita akan memutuskan jika waktunya tiba," katanya.
Apakah karier politik Wan Azizah akan tamat jika Anwar memimpin Malaysia? "Tidak juga," katanya. Dia menjelaskan, jika pengabdiannya dibutuhkan, tetapi akan melanjutkannya. "Tapi saya sudah berpolitik selama dua dekade," tuturnya.
(amm)