Insinyur Rusia Nambang Bitcoin dengan Fasilitas Senjata Nuklir
A
A
A
MOSKOW - Pihak berwenang Rusia menangkap beberapa insinyur yang dipekerjakan di fasilitas senjata nuklir rahasia karena terlibat penambangan cryptocurrency termasuk bitcoin. Mereka memanfaatkan salah satu superkomputer untuk mengumpulkan bitcoin dan koin virtual lainnya.
Para insinyur itu bekerja di All-Russian Research Institute of Experimental Physics, sebuah fasilitas senjata nuklir rahasia Rusia yang berada di Sarov.
Fasilitas nuklir yang dijaga ketat itu adalah tempat bom nuklir pertama Uni Soviet dibangun. Menurut laporan BBC, ada sekitar 20.000 karyawan dan salah satu superkomputer terkuat di negara tersebut berada di sana.
Superkomputer itu dapat beroperasi di petaflop satu atau melakukan operasi kuadriliun per detik. Itu ideal untuk menjalankan perhitungan dan simulasi ilmiah nuklir.
Menurut beberapa laporan media Rusia, para karyawan tersebut mencoba menggunakan kekuatan superkomputer untuk menambang cryptocurrency. Namun, tindakan mereka terdeteksi saat mencoba menghubungkan mesin yang biasanya offline ke internet.
Menambang koin virtual merupakan aktivitas mengumpulkan cryptocoin tanpa membayar. Tapi, cara itu membutuhkan daya komputer dan energi yang besar.
Aktivitas menambang bitcoin dan mata uang digital saat ini menjadi tren dunia. Para penambang penambang skala kecil kesulitan untuk bersaing dengan operasi besar yang melibatkan superkomputer, terlebih superkomputer dari fasilitas nuklir.
“Ada upaya untuk menggunakan kapasitas komputasi kantor yang tidak sah untuk tujuan pribadi, termasuk untuk apa yang disebut sebagai penambangan,” kata seorang juru bicara fasilitas tersebut mengatakan kepada kantor berita Interfax, yang dikutip Sabtu (10/2/2018).
Para insinyur itu bekerja di All-Russian Research Institute of Experimental Physics, sebuah fasilitas senjata nuklir rahasia Rusia yang berada di Sarov.
Fasilitas nuklir yang dijaga ketat itu adalah tempat bom nuklir pertama Uni Soviet dibangun. Menurut laporan BBC, ada sekitar 20.000 karyawan dan salah satu superkomputer terkuat di negara tersebut berada di sana.
Superkomputer itu dapat beroperasi di petaflop satu atau melakukan operasi kuadriliun per detik. Itu ideal untuk menjalankan perhitungan dan simulasi ilmiah nuklir.
Menurut beberapa laporan media Rusia, para karyawan tersebut mencoba menggunakan kekuatan superkomputer untuk menambang cryptocurrency. Namun, tindakan mereka terdeteksi saat mencoba menghubungkan mesin yang biasanya offline ke internet.
Menambang koin virtual merupakan aktivitas mengumpulkan cryptocoin tanpa membayar. Tapi, cara itu membutuhkan daya komputer dan energi yang besar.
Aktivitas menambang bitcoin dan mata uang digital saat ini menjadi tren dunia. Para penambang penambang skala kecil kesulitan untuk bersaing dengan operasi besar yang melibatkan superkomputer, terlebih superkomputer dari fasilitas nuklir.
“Ada upaya untuk menggunakan kapasitas komputasi kantor yang tidak sah untuk tujuan pribadi, termasuk untuk apa yang disebut sebagai penambangan,” kata seorang juru bicara fasilitas tersebut mengatakan kepada kantor berita Interfax, yang dikutip Sabtu (10/2/2018).
(mas)