Bangun Rumah dan Permukiman Sehat untuk Warga Miskin
A
A
A
KAIRO - Mesir merupakan negara yang padat penduduk di Timur Tengah dengan 96 juta orang. Banyak orang menganggap kalau banyak warga Mesir yang masih tinggal di wilayah gurun di Delta Nil. Mereka juga hidup dalam keterbatasan.
Permasalahan utama sebagian warga Mesir yang tinggal di gurun adalah mereka tidak memiliki rumah. Ketika pun mereka memiliki rumah, lingkungan pemukiman yang jorok menjadikan banyak warga yang sering sakit. Apalagi, fasilitas kesehatan dan pendidikan di sekitar perumahan di dekat gurun pun sangat minim.
Radwa Rostom, seorang teknisi berusia 30 tahun, menjawab tantangan itu dengan mendirikan Hand Over pada 2015 lalu. Dia ingin menjadi entrepreneur sosial milenial yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata. Tetapi, bisnis yang mengandung nilai sosial dan pembangunan komunitas.
“Hand Over bertujuan menciptakan rumah yang tahan lama dan tahan banting,” ungkap Radwa dilansir Forbes.
Bukan hanya rumah, Radwa menceritakan kalau Hand Over juga membangun pemukiman masyarakat yang memperhatikan tatanan sosial dan budaya. “Hand Over memperdayakan para arsitek, mahasiswa teknisi sipil, dan pendukduk lokal untuk membangun rumah dan pemukiman yang berkelanjutan,” ujarnya.
Berbagai gebrakannya itu menjadikan Radwa terpilih sebagai 100 anak muda berpengaruh di bawah usia 40 tahun oleh Majalah Arabian Business dalam dua tahun berturut-turut. Itu menunjukkan kalau generasi milenial Mesir juga bisa bangkit dan berbakti untuk negaranya.
Radwa memang sudah sejak muda akrab dengan permasalahan perumahan di Mesir. Dia mengambil kuliah juruan teknik konstruksi yang sebenarnya didominasi kaum pria. Apalagi, dia hidup di Mesir di mana salah satu negara miskin yang tidak memperhatikan kesetaraan gender.
Saat masih kuliah, Radwa menceritakan dirinya serin menjadi sukarelawan untuk mengajar anak-anak yang buta huruf dan perempuan tua yang belum bisa membaca dan menulis. Ketika mengunjungi rumah warga yang kurang beruntung, dia bukan hanya mengajar, tetapi juga berdiskusi tentang perumahan.
Dia juga sangat menyangkan kondisi jalanan, fasilitas sosial dan umum yang sangat minim pada kebanyakan perumahan di Mesir. Meskipun banyak warga Mesir memiliki kekayaan melimpah, saat membangun rumah juga tidak memperhatikan faktor pelayanan komunitas dan infrastruktur.
“Saya merasa ikut bertanggungjawab untuk membangun perumahan dan pendidikan yang layak. Saya ingin membantu komunitas agar memiliki kehidupan yang lebih baik,” ujar Radwa.
Sejak mendirikan Hand Over, Radwa telah mengimplementasikan empat proyek dan membantu ribuan warga Mesir. Dengan proyek ramah lingkungan, Hand Over mampu memangkas 30% emisi karbon yang biasanya terjadi saat pembangunan proyek konstruksi.
Dalam setiap proyeknya, Hand Over bekerja sama dengan organisasi dan lembaga nirlaba. Mereka mengadaptasi desain berorientasi pada manusia dan lingkungan. Hand Over memanfaatkan tim arsitek lokal dan ahli teknisi sipil unuk membangun proyek. (Andika Hendra)
Permasalahan utama sebagian warga Mesir yang tinggal di gurun adalah mereka tidak memiliki rumah. Ketika pun mereka memiliki rumah, lingkungan pemukiman yang jorok menjadikan banyak warga yang sering sakit. Apalagi, fasilitas kesehatan dan pendidikan di sekitar perumahan di dekat gurun pun sangat minim.
Radwa Rostom, seorang teknisi berusia 30 tahun, menjawab tantangan itu dengan mendirikan Hand Over pada 2015 lalu. Dia ingin menjadi entrepreneur sosial milenial yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata. Tetapi, bisnis yang mengandung nilai sosial dan pembangunan komunitas.
“Hand Over bertujuan menciptakan rumah yang tahan lama dan tahan banting,” ungkap Radwa dilansir Forbes.
Bukan hanya rumah, Radwa menceritakan kalau Hand Over juga membangun pemukiman masyarakat yang memperhatikan tatanan sosial dan budaya. “Hand Over memperdayakan para arsitek, mahasiswa teknisi sipil, dan pendukduk lokal untuk membangun rumah dan pemukiman yang berkelanjutan,” ujarnya.
Berbagai gebrakannya itu menjadikan Radwa terpilih sebagai 100 anak muda berpengaruh di bawah usia 40 tahun oleh Majalah Arabian Business dalam dua tahun berturut-turut. Itu menunjukkan kalau generasi milenial Mesir juga bisa bangkit dan berbakti untuk negaranya.
Radwa memang sudah sejak muda akrab dengan permasalahan perumahan di Mesir. Dia mengambil kuliah juruan teknik konstruksi yang sebenarnya didominasi kaum pria. Apalagi, dia hidup di Mesir di mana salah satu negara miskin yang tidak memperhatikan kesetaraan gender.
Saat masih kuliah, Radwa menceritakan dirinya serin menjadi sukarelawan untuk mengajar anak-anak yang buta huruf dan perempuan tua yang belum bisa membaca dan menulis. Ketika mengunjungi rumah warga yang kurang beruntung, dia bukan hanya mengajar, tetapi juga berdiskusi tentang perumahan.
Dia juga sangat menyangkan kondisi jalanan, fasilitas sosial dan umum yang sangat minim pada kebanyakan perumahan di Mesir. Meskipun banyak warga Mesir memiliki kekayaan melimpah, saat membangun rumah juga tidak memperhatikan faktor pelayanan komunitas dan infrastruktur.
“Saya merasa ikut bertanggungjawab untuk membangun perumahan dan pendidikan yang layak. Saya ingin membantu komunitas agar memiliki kehidupan yang lebih baik,” ujar Radwa.
Sejak mendirikan Hand Over, Radwa telah mengimplementasikan empat proyek dan membantu ribuan warga Mesir. Dengan proyek ramah lingkungan, Hand Over mampu memangkas 30% emisi karbon yang biasanya terjadi saat pembangunan proyek konstruksi.
Dalam setiap proyeknya, Hand Over bekerja sama dengan organisasi dan lembaga nirlaba. Mereka mengadaptasi desain berorientasi pada manusia dan lingkungan. Hand Over memanfaatkan tim arsitek lokal dan ahli teknisi sipil unuk membangun proyek. (Andika Hendra)
(nfl)