BPJS Ketenagakerjaan Gandeng ISSA Gelar Seminar Internasional
A
A
A
NUSA DUA - Kemudahan melakukan beragam transaksi melalui jari telunjuk di layar gawai telah mengubah perilaku masyarakat dalam berbelanja dan menjalankan bisnis mereka. Tidak sedikit para pegusaha yang beralih total menjalankan bisnisnya secara online.
Demikian salah satu topik bahasan yang mengemuka dalam seminar internasional yang digelar atas kerja sama International Social Security Association (ISSA) dan BPJS Ketenagakerjaan di Nusa Dua, Bali, Selasa (6/2/2018). Revolusi industri level 4.0 mengantisipasi 10 tantangan global yang telah menciptakan apa yang disebut disruptive atau gangguan lantaran berubahnya perilaku belanja masyarakat yang dipicu kemajuan teknologi digital.
Penyelenggaraan seminar merupakan salah satu langkah strategis yang perlu ditempuh untuk dapat terus beradaptasi terhadap perubahan perekonomian global. Dalam seminar terbesar yang dicanangkan oleh ISSA, organisasi internasional yang menaungi 330 organisasi jaminan sosial dari 158 negara di seluruh dunia, yang mengumpulkan praktisi-praktisi jaminan sosial untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan agar bisa menghasilkan rekomendasi bagi para pengambil kebijakan dan praktisi jaminan sosial.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengingatkan bahwa saat ini perekonomian bergerak secara digital, di mana semua orang mendapatkan kesempatan yang sama dan bisa bekerja tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. "Semua bisa dilakukan dalam genggaman, baik itu pekerja maupun pasar sasarannya. Semua menjadi semakin tidak terlihat, dan dari sisi jaminan sosial tentunya hal ini menjadi tantangan tersendiri," jelas Agus.
Agus menekankan, disruptive economy ini selain membawa impact serius pada tatanan perekonomian, juga membawa dampak dalam hal ketenagakerjaan, hubungan industrial, keberlangsungan sistem jaminan sosial. Bahkan juga pada cara masyarakat berkomunikasi dan berinteraksi.
Seminar dibuka Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro, sekaligus juga menjadi narasumber utama bersama President of ISSA Joachim Breuer. Seminar dihadiri 125 pemerhati jaminan sosial dari 30 negara bersama dengan 350 orang praktisi dan pemerhati jaminan sosial di Indonesia.
Pada kesempatan tersebut juga ditandatangani kerja sama strategis antara BPJS Ketenagakerjaan dengan German Social Accident Insurance (DGUV) atau Lembaga Penyelenggara Jaminan Kecelakaan Kerja Jerman terkait K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dan jaminan sosial.
Agus berharap seminar internasional ini dapat menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang membantu para pemangku kepentingan jaminan sosial di seluruh dunia dalam menentukan langkah ataupun kebijakan ke depan. [ak]
Demikian salah satu topik bahasan yang mengemuka dalam seminar internasional yang digelar atas kerja sama International Social Security Association (ISSA) dan BPJS Ketenagakerjaan di Nusa Dua, Bali, Selasa (6/2/2018). Revolusi industri level 4.0 mengantisipasi 10 tantangan global yang telah menciptakan apa yang disebut disruptive atau gangguan lantaran berubahnya perilaku belanja masyarakat yang dipicu kemajuan teknologi digital.
Penyelenggaraan seminar merupakan salah satu langkah strategis yang perlu ditempuh untuk dapat terus beradaptasi terhadap perubahan perekonomian global. Dalam seminar terbesar yang dicanangkan oleh ISSA, organisasi internasional yang menaungi 330 organisasi jaminan sosial dari 158 negara di seluruh dunia, yang mengumpulkan praktisi-praktisi jaminan sosial untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan agar bisa menghasilkan rekomendasi bagi para pengambil kebijakan dan praktisi jaminan sosial.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengingatkan bahwa saat ini perekonomian bergerak secara digital, di mana semua orang mendapatkan kesempatan yang sama dan bisa bekerja tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. "Semua bisa dilakukan dalam genggaman, baik itu pekerja maupun pasar sasarannya. Semua menjadi semakin tidak terlihat, dan dari sisi jaminan sosial tentunya hal ini menjadi tantangan tersendiri," jelas Agus.
Agus menekankan, disruptive economy ini selain membawa impact serius pada tatanan perekonomian, juga membawa dampak dalam hal ketenagakerjaan, hubungan industrial, keberlangsungan sistem jaminan sosial. Bahkan juga pada cara masyarakat berkomunikasi dan berinteraksi.
Seminar dibuka Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro, sekaligus juga menjadi narasumber utama bersama President of ISSA Joachim Breuer. Seminar dihadiri 125 pemerhati jaminan sosial dari 30 negara bersama dengan 350 orang praktisi dan pemerhati jaminan sosial di Indonesia.
Pada kesempatan tersebut juga ditandatangani kerja sama strategis antara BPJS Ketenagakerjaan dengan German Social Accident Insurance (DGUV) atau Lembaga Penyelenggara Jaminan Kecelakaan Kerja Jerman terkait K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dan jaminan sosial.
Agus berharap seminar internasional ini dapat menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang membantu para pemangku kepentingan jaminan sosial di seluruh dunia dalam menentukan langkah ataupun kebijakan ke depan. [ak]
(poe)