Korsel Benarkan Penggunaan Bendera Unifikasi di Olimpiade Musim Dingin
A
A
A
JAKARTA - Korea Selatan (Korel) membenarkan akan adanya penggunaan bendera unifikasi dengan Korea Utara (Korut) saat pembukaan Olimpiade Musim Dingin PyeongChang. Atlet Korut dan Korsel akan berjalan bersama di bawah bendera berwarna biru-putih itu,
"Ya, sepengetahun saya seperti itu," kata Duta Besar Korsel untuk Indonesia, Cho Tai-young pada Rabu (24/1) saat ditanya mengenai penggunaan bendera unifikasi saat olimpiade.
Korut dan Korsel terakhir kali berjalan bersama dibawah bendera unifikasi saat kedua terlibat dalam Olimpiade Sydney tahun 2000 lalu. Saat itu, mereka disambut dengan tepuk tangan meriah di Stadion Olimpiade Sydney.
Bendera unifikasi Korea, yang menunjukkan semenanjung Korea dengan warna biru melawan latar belakang putih, jejaknya berasal dari tahun 1989, ketika Korut dan Korsel setuju untuk menggunakan sebuah bendera baru untuk kemungkinan tim gabungan di Asian Games 1990.
Sementara rencana tersebut berantakan, bendera tersebut membuat penampilan publik pertamanya di tahun 1991 ketika Seoul dan Pyongyang membentuk tim terpadu untuk mengikuti kejuaraan tenis meja dunia di Jepang.
Ketika tim wanita Korea bersatu meraih emas di sana, bendera tersebut dinaikkan dalam kemenangan, disertai dengan "Arirang", lagu rakyat tradisional Korea yang dimainkan sebagai pengganti lagu kebangsaan keduanya.
Pada tahun 2007, sebuah bendera "penyatuan" besar dipajang di perbatasan, Presiden Korsel saat itu, Roh Moo-hyun memasuki Korut untuk mengadakan pertemuan puncak dengan mantan pemimpin Korea Utara Kim Jong Il.
Namun, bendera tersebut belum pernah terlihat kembali sejak 2008, ketika pemerintahan konservatif Lee Myung-bak mengambil alih kekuasaan di Korsel. Hubungan memburuk secara dramatis di tahun 2010 setelah tenggelamnya kapal perang Korsel. Pyongyang menolak keterlibatan apapun, namun hubungan buruk tersebut terus berlanjut karena Korut mempercepat program nuklir dan misilnya untuk menentang sanksi PBB.
"Ya, sepengetahun saya seperti itu," kata Duta Besar Korsel untuk Indonesia, Cho Tai-young pada Rabu (24/1) saat ditanya mengenai penggunaan bendera unifikasi saat olimpiade.
Korut dan Korsel terakhir kali berjalan bersama dibawah bendera unifikasi saat kedua terlibat dalam Olimpiade Sydney tahun 2000 lalu. Saat itu, mereka disambut dengan tepuk tangan meriah di Stadion Olimpiade Sydney.
Bendera unifikasi Korea, yang menunjukkan semenanjung Korea dengan warna biru melawan latar belakang putih, jejaknya berasal dari tahun 1989, ketika Korut dan Korsel setuju untuk menggunakan sebuah bendera baru untuk kemungkinan tim gabungan di Asian Games 1990.
Sementara rencana tersebut berantakan, bendera tersebut membuat penampilan publik pertamanya di tahun 1991 ketika Seoul dan Pyongyang membentuk tim terpadu untuk mengikuti kejuaraan tenis meja dunia di Jepang.
Ketika tim wanita Korea bersatu meraih emas di sana, bendera tersebut dinaikkan dalam kemenangan, disertai dengan "Arirang", lagu rakyat tradisional Korea yang dimainkan sebagai pengganti lagu kebangsaan keduanya.
Pada tahun 2007, sebuah bendera "penyatuan" besar dipajang di perbatasan, Presiden Korsel saat itu, Roh Moo-hyun memasuki Korut untuk mengadakan pertemuan puncak dengan mantan pemimpin Korea Utara Kim Jong Il.
Namun, bendera tersebut belum pernah terlihat kembali sejak 2008, ketika pemerintahan konservatif Lee Myung-bak mengambil alih kekuasaan di Korsel. Hubungan memburuk secara dramatis di tahun 2010 setelah tenggelamnya kapal perang Korsel. Pyongyang menolak keterlibatan apapun, namun hubungan buruk tersebut terus berlanjut karena Korut mempercepat program nuklir dan misilnya untuk menentang sanksi PBB.
(esn)