Lupa Password Twitter, Gubernur Hawaii Gagal Atasi Alarm Rudal Palsu
A
A
A
HONOLULU - Gubernur Hawaii David Ige gagal bertindak cepat untuk mencabut peringatan atau alarm seragan rudal balistik dari luar yang ternyata palsu. Dia gagal karena lupa password akun Twitter-nya, sehingga tak bisa mengakses media sosial itu untuk mencabut peringatan yang memicu kepanikan publik.
Pada tanggal 13 Januari 2018, sebuah peringatan darurat akan adanya serangan rudal balistik dari luar diumumkan dan disebar ke setiap ponsel warga Hawaii. Peringatan itu berisi seruan agar warga segera mencari tempat berlindung.
Alarm itu muncul dan menyebar karena keteledoran petugas terkait, yakni lantaran salah pencet. Gara-gara peringatan palsu itu sejumlah warga Hawaii nyaris putus asa dengan saling mengirim pesan ucapan selamat tinggal kepada kerabatnya.
Butuh beberapa jam untuk mencabut peringatan palsu tersebut dan meyakinkan penduduk yang ketakutan bahwa tidak ada bahaya yang masuk ke wilayah Amerika Serikat di Pasifik tersebut.
Menurut laporan surat kabar Honolulu Star-Advertiser, Selasa (23/1/2018), Ige menyadari menyebarnya peringatan palsu itu dua menit setelah pesan alarm menyebar ke setiap ponsel warga. Namun, dia mengaku tidak dapat mengakses media sosial untuk segera mengatasi situasi tersebut karena dia tidak dapat mengingat kata sandinya untuk akun Twitter-nya.
”Saya harus mengakui bahwa saya tidak tahu login akun Twitter saya dan kata sandinya, jadi tentu saja itulah salah satu change yang telah saya lakukan,” kata Ige kepada wartawan saat ditanya tentang apa yang menyebabkan penundaan pencabutan alarm palsu tersebut.
Pengakuan Gubernur Ige mengonfirmasi laporan sebelumnya bahwa dia tidak segera mencabut peringatan palsu itu menggunakan media sosial karena dia tidak mengoperasikan akunnya sendiri.
Pada tanggal 13 Januari 2018, sebuah peringatan darurat akan adanya serangan rudal balistik dari luar diumumkan dan disebar ke setiap ponsel warga Hawaii. Peringatan itu berisi seruan agar warga segera mencari tempat berlindung.
Alarm itu muncul dan menyebar karena keteledoran petugas terkait, yakni lantaran salah pencet. Gara-gara peringatan palsu itu sejumlah warga Hawaii nyaris putus asa dengan saling mengirim pesan ucapan selamat tinggal kepada kerabatnya.
Butuh beberapa jam untuk mencabut peringatan palsu tersebut dan meyakinkan penduduk yang ketakutan bahwa tidak ada bahaya yang masuk ke wilayah Amerika Serikat di Pasifik tersebut.
Menurut laporan surat kabar Honolulu Star-Advertiser, Selasa (23/1/2018), Ige menyadari menyebarnya peringatan palsu itu dua menit setelah pesan alarm menyebar ke setiap ponsel warga. Namun, dia mengaku tidak dapat mengakses media sosial untuk segera mengatasi situasi tersebut karena dia tidak dapat mengingat kata sandinya untuk akun Twitter-nya.
”Saya harus mengakui bahwa saya tidak tahu login akun Twitter saya dan kata sandinya, jadi tentu saja itulah salah satu change yang telah saya lakukan,” kata Ige kepada wartawan saat ditanya tentang apa yang menyebabkan penundaan pencabutan alarm palsu tersebut.
Pengakuan Gubernur Ige mengonfirmasi laporan sebelumnya bahwa dia tidak segera mencabut peringatan palsu itu menggunakan media sosial karena dia tidak mengoperasikan akunnya sendiri.
(mas)