Tunawisma Diancam Hukuman Penjara Saat Pangeran Harry Kunjungi Wales
A
A
A
CARDIFF - Polisi di Wales dituduh telah mencoba "menutup-nutupi kesalahan" di Cardiff setelah beberapa orang tunawisma mengklaim mereka diancam hukuman penjara selama kunjungan Pangeran Harry dan Meghan Markle. Para tunawisma itu dianggap telah mempermalukan kota.
Badan amal Cardiff Left Outside Alone melaporkan bahwa tunawisma tersebut diberitahu bahwa mereka akan dipenjara selama 14 hari jika terlihat duduk di lantai kota.
Lou Thomas, perancang dan ilustrator dari Wales, membawa hal ini ke media sosial untuk berbagi rasa jijiknya atas dugaan ancaman polisi.
"Saya baru saja berbicara dengan sekelompok orang tunawisma di pusat kota Cardiff dan diberitahu bahwa mereka telah diancam 14 hari di penjara jika mereka tertangkap sedang duduk di tanah di kota hari ini, tampaknya tidak akan terlihat bagus untuk kunjungan kerajaan hari ini," kata Thomas seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (21/1/2018).
Komentar tersebut telah di-retweet lebih dari 200 kali dan mengilhami kemarahan terhadap polisi dan dewan daerah.
"Mengingat kesempatan saya tidak ragu mereka akan (penjara tunawisma)," lanjut Thomas.
"Kerajaan atau bukan, semua harus melihat tahun-tahun pemerintahan konservatif ini untuk orang lain. Ada lebih banyak tunawisma sebagai akibat langsung dari kebijakan mereka. Dewan berada di bawah tekanan tapi seharusnya tidak menyembunyikan kebenaran," sambungnya.
Seorang pengguna Twitter menjawab: "Saya benar-benar muak," sementara yang lain bertanya "Bagaimana bisa ilegal duduk di tanah?"
Orang lain menambahkan: "Ya, ayo kita tutupi seluruh kota saat kita berada di sana."
Kepolisian Cardiff dengan cepat menanggapi keprihatinan yang diajukan oleh Thomas. Mereka mengatakan bahwa polisi belum mengancam para tunawisma dengan hukuman penjara. Sebaliknya pihak kepolisian mengatakan telah bekerja dengan dewan untuk memberikan dukungan kepada tunawisma.
"Tidak ada ancaman penjara dari kami. Pengadilan yang memutuskan apakah seseorang dipenjara," kata juru bicara polisi.
"Polisi bekerja sama dengan dewan tersebut untuk membantu orang-orang tunawisma sebagai bagian dari operasi yang disebut Operation Purple Ash," kepolisian Wales mengulangi pernyataannya.
Meskipun Thomas berterima kasih kepada kepolisian Cardiff karena menanggapi, ia kemudian menyalahkan pemerintah Konservatif atas krisis tunawisma di Wales.
"Tidakkah seharusnya semua orang, apakah dilahirkan dengan sendok perak di mulut mereka atau tidak melihat tahun-tahun pemerintahan Tory (konservatif) ini terhadap orang-orang?" tanyanya.
"Seorang pria tunawisma yang saya ajak bicara bertugas di tentara selama 5 tahun - mengatakan banyak tentang berapa banyak nyawa yang dihargai," tambahnya.
Sementara itu dewan pemimpin Windsor Simon Dudley memberikan komentar negatif terhadap para tunawisma. Ia mengatakan muncul kekhawatiran tentang tunawisma Cardiff yang kemungkinan merupakan produk sampingan.
Dudley meminta polisi pada awal Januari untuk membersihkan orang yang tidur di jalanan dan pengemis jelang pernikahan kerajaan di bulan Mei.
Anggota dewan Royal Borough dari Windsor dan Maidenhead menulis surat kepada Polisi Lembah Thames pada tanggal 2 Januari, meminta pemerintah berwenang untuk menegakkan undang-undang yang mengatur bahwa orang-orang yang tidur kasar dapat dipindahkan dari daerah tersebut menjelang pernikahan kerajaan.
Badan amal Cardiff Left Outside Alone melaporkan bahwa tunawisma tersebut diberitahu bahwa mereka akan dipenjara selama 14 hari jika terlihat duduk di lantai kota.
Lou Thomas, perancang dan ilustrator dari Wales, membawa hal ini ke media sosial untuk berbagi rasa jijiknya atas dugaan ancaman polisi.
"Saya baru saja berbicara dengan sekelompok orang tunawisma di pusat kota Cardiff dan diberitahu bahwa mereka telah diancam 14 hari di penjara jika mereka tertangkap sedang duduk di tanah di kota hari ini, tampaknya tidak akan terlihat bagus untuk kunjungan kerajaan hari ini," kata Thomas seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (21/1/2018).
Komentar tersebut telah di-retweet lebih dari 200 kali dan mengilhami kemarahan terhadap polisi dan dewan daerah.
"Mengingat kesempatan saya tidak ragu mereka akan (penjara tunawisma)," lanjut Thomas.
"Kerajaan atau bukan, semua harus melihat tahun-tahun pemerintahan konservatif ini untuk orang lain. Ada lebih banyak tunawisma sebagai akibat langsung dari kebijakan mereka. Dewan berada di bawah tekanan tapi seharusnya tidak menyembunyikan kebenaran," sambungnya.
Seorang pengguna Twitter menjawab: "Saya benar-benar muak," sementara yang lain bertanya "Bagaimana bisa ilegal duduk di tanah?"
Orang lain menambahkan: "Ya, ayo kita tutupi seluruh kota saat kita berada di sana."
Kepolisian Cardiff dengan cepat menanggapi keprihatinan yang diajukan oleh Thomas. Mereka mengatakan bahwa polisi belum mengancam para tunawisma dengan hukuman penjara. Sebaliknya pihak kepolisian mengatakan telah bekerja dengan dewan untuk memberikan dukungan kepada tunawisma.
"Tidak ada ancaman penjara dari kami. Pengadilan yang memutuskan apakah seseorang dipenjara," kata juru bicara polisi.
"Polisi bekerja sama dengan dewan tersebut untuk membantu orang-orang tunawisma sebagai bagian dari operasi yang disebut Operation Purple Ash," kepolisian Wales mengulangi pernyataannya.
Meskipun Thomas berterima kasih kepada kepolisian Cardiff karena menanggapi, ia kemudian menyalahkan pemerintah Konservatif atas krisis tunawisma di Wales.
"Tidakkah seharusnya semua orang, apakah dilahirkan dengan sendok perak di mulut mereka atau tidak melihat tahun-tahun pemerintahan Tory (konservatif) ini terhadap orang-orang?" tanyanya.
"Seorang pria tunawisma yang saya ajak bicara bertugas di tentara selama 5 tahun - mengatakan banyak tentang berapa banyak nyawa yang dihargai," tambahnya.
Sementara itu dewan pemimpin Windsor Simon Dudley memberikan komentar negatif terhadap para tunawisma. Ia mengatakan muncul kekhawatiran tentang tunawisma Cardiff yang kemungkinan merupakan produk sampingan.
Dudley meminta polisi pada awal Januari untuk membersihkan orang yang tidur di jalanan dan pengemis jelang pernikahan kerajaan di bulan Mei.
Anggota dewan Royal Borough dari Windsor dan Maidenhead menulis surat kepada Polisi Lembah Thames pada tanggal 2 Januari, meminta pemerintah berwenang untuk menegakkan undang-undang yang mengatur bahwa orang-orang yang tidur kasar dapat dipindahkan dari daerah tersebut menjelang pernikahan kerajaan.
(ian)