Dukung Manusia Hidup di Mars, AS Coba Gunakan Tenaga Nuklir
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat sedang mencoba menggunakan sistem tenaga nuklir compact yang dirancang untuk mendukung manusia hidup di planet Mars. Uji coba sistem itu telah dilakukan di Nevada.
Sebuah operasi penuh dari sistem tenaga nuklir untuk misi luar angksasa itu dijadwalkan dilakukan bulan Maret mendatang. Hasil uji coba awal sistem itu telah dipaparkan para pejabat National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan Departemen Energi AS pada hari Kamis.
Pengembangan sistem fisi nuklir itu di bawah proyek NASA’s Kilopower.
Uji coba selama sebulan dimulai pada bulan November di Pusat Keamanan Nasional Nevada. Energi dari sistem nuklir compact itu akan dimanfaatkan astronaut dan robot masa depan yang tak hanya di Mars tapi juga di Bulan dan objek tata surya lain.
NASA selama ini mengalami rintangan utama untuk mewujudkan ambisi melakukan koloni jangka panjang di permukaan planet Mars atau pun bulan. Rintangan yang dimaksud adalah masalah sumber energi yang tak cukup mendukung.
”Mars adalah lingkungan yang sangat sulit untuk sistem enegeri, dengan sinar matahari yang kurang ketimbang dari Bumi atau Bulan, suhu malam hari yang sangat dingin, badai debu yang bisa berlangsung berminggu-minggu dan berbulan-bulan yang ‘menelan’ seluruh planet,” kata Steve Jurczyk, administrator dari NASA‘s Space Technology Mission Directorate, yang dikutip Reuters, Jumat (19/1/2018).
”Jadi ukuran dan kekuatan Kilopower memungkinkan kami mengirimkan beberapa unit pada satu pendarat ke permukaan yang menyediakan energi puluhan kilowatt,” ujar Jurczyk.
“Pengujian pada komponen sistem, yang dijuluki KRUSTY, telah ‘sangat berhasil’, model telah meramalkan dengan baik apa yang telah terjadi, dan operasi berjalan dengan lancar,” klaim Dave Poston, perancang reaktor utama di Laboratorium Nasional Los Alamos.
Prototipe sistem energi NASA itu menggunakan inti reaktor uranium-235 yang kira-kira seukuran gulungan kertas handuk.
Presiden AS Donald Trump pada bulan Desember menandatangani sebuah perintah yang dimaksudkan untuk membuka jalan bagi kembali astronaut NASA ke Bulan. Perintah itu juga menjadi awal untuk misi Mars selanjutnya.
Sebuah operasi penuh dari sistem tenaga nuklir untuk misi luar angksasa itu dijadwalkan dilakukan bulan Maret mendatang. Hasil uji coba awal sistem itu telah dipaparkan para pejabat National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan Departemen Energi AS pada hari Kamis.
Pengembangan sistem fisi nuklir itu di bawah proyek NASA’s Kilopower.
Uji coba selama sebulan dimulai pada bulan November di Pusat Keamanan Nasional Nevada. Energi dari sistem nuklir compact itu akan dimanfaatkan astronaut dan robot masa depan yang tak hanya di Mars tapi juga di Bulan dan objek tata surya lain.
NASA selama ini mengalami rintangan utama untuk mewujudkan ambisi melakukan koloni jangka panjang di permukaan planet Mars atau pun bulan. Rintangan yang dimaksud adalah masalah sumber energi yang tak cukup mendukung.
”Mars adalah lingkungan yang sangat sulit untuk sistem enegeri, dengan sinar matahari yang kurang ketimbang dari Bumi atau Bulan, suhu malam hari yang sangat dingin, badai debu yang bisa berlangsung berminggu-minggu dan berbulan-bulan yang ‘menelan’ seluruh planet,” kata Steve Jurczyk, administrator dari NASA‘s Space Technology Mission Directorate, yang dikutip Reuters, Jumat (19/1/2018).
”Jadi ukuran dan kekuatan Kilopower memungkinkan kami mengirimkan beberapa unit pada satu pendarat ke permukaan yang menyediakan energi puluhan kilowatt,” ujar Jurczyk.
“Pengujian pada komponen sistem, yang dijuluki KRUSTY, telah ‘sangat berhasil’, model telah meramalkan dengan baik apa yang telah terjadi, dan operasi berjalan dengan lancar,” klaim Dave Poston, perancang reaktor utama di Laboratorium Nasional Los Alamos.
Prototipe sistem energi NASA itu menggunakan inti reaktor uranium-235 yang kira-kira seukuran gulungan kertas handuk.
Presiden AS Donald Trump pada bulan Desember menandatangani sebuah perintah yang dimaksudkan untuk membuka jalan bagi kembali astronaut NASA ke Bulan. Perintah itu juga menjadi awal untuk misi Mars selanjutnya.
(mas)