Anggota Kongres AS Sebut Washington Ingin Perang dengan Korut
A
A
A
WASHINGTON - Tulsi Gabbard, seorang anggota Kongres Amerika Serikat (AS) meyampaikan kritikan keras terhadap kebijakan luar negeri yang dianut oleh Washington. Gabbard secara khusus mengkritik kebijakan AS terhadap Korea Utara (Korut).
Gabbard menyatakan, Washington tampaknya lebih mengingnkan perang dengan Pyongyang, dibandingkan dengan sebuah upaya damai. Dirinya menyebut, hal ini terlihat dari sejumlah prasyarat yang disampaikan oleh Washington kepada Pyongyang, yang menurutnya tidak masuk akal.
"Pemimpin kami telah menetapkan prasyarat yang tidak realistis untuk bernegosiasi dengan Korut selama beberapa dekade. Jika kita menetapkan prasyarat bahwa Kim Jong-un harus menyingkirkan senjata nuklirnya, tidak akan ada yang bisa dinegosiasikan. Kita perlu mengundang Korut ke meja perundingan dan membicarakan perdamaian," ucap Gabbard, seperti dilansir Russia Today pada Rabu (17/1).
Senator asal Hawaii, yang merupakan veteran Perang Irak, kemudian menyerukan kepada pemerintah AS untuk menghentikan kebijakan perubahan rezim di negara lain. Dia berpandangan kebijakan ini turut memberikan andil dari ketegangan di Semenanjung Korea dan Timur Tengah.
"Kebijakan perang perubahan rezim adalah alasan mengapa Korut melihat senjata nuklir sebagai satu-satunya penghalang dari serangan pimpinan AS. Kim Jong-un melihat apa yang telah dilakukan AS terhadap (Moamar) Gaddafi di Libya, Saddam Hussein di Irak, dan upaya untuk menyelesaikan kesepakatan nuklir dengan Iran," ucapnya.
"Penggulingan Gaddafi dan Hussein dari tampuk kekuasaan adalah sebuah kesalahan dan saya meminta Gedung Putih untuk mengakhiri kebijakan perubahan rezim kita, dan menerapkan kebijakan de-eskalasi dan perdamaian," tukasnya.
Gabbard menyatakan, Washington tampaknya lebih mengingnkan perang dengan Pyongyang, dibandingkan dengan sebuah upaya damai. Dirinya menyebut, hal ini terlihat dari sejumlah prasyarat yang disampaikan oleh Washington kepada Pyongyang, yang menurutnya tidak masuk akal.
"Pemimpin kami telah menetapkan prasyarat yang tidak realistis untuk bernegosiasi dengan Korut selama beberapa dekade. Jika kita menetapkan prasyarat bahwa Kim Jong-un harus menyingkirkan senjata nuklirnya, tidak akan ada yang bisa dinegosiasikan. Kita perlu mengundang Korut ke meja perundingan dan membicarakan perdamaian," ucap Gabbard, seperti dilansir Russia Today pada Rabu (17/1).
Senator asal Hawaii, yang merupakan veteran Perang Irak, kemudian menyerukan kepada pemerintah AS untuk menghentikan kebijakan perubahan rezim di negara lain. Dia berpandangan kebijakan ini turut memberikan andil dari ketegangan di Semenanjung Korea dan Timur Tengah.
"Kebijakan perang perubahan rezim adalah alasan mengapa Korut melihat senjata nuklir sebagai satu-satunya penghalang dari serangan pimpinan AS. Kim Jong-un melihat apa yang telah dilakukan AS terhadap (Moamar) Gaddafi di Libya, Saddam Hussein di Irak, dan upaya untuk menyelesaikan kesepakatan nuklir dengan Iran," ucapnya.
"Penggulingan Gaddafi dan Hussein dari tampuk kekuasaan adalah sebuah kesalahan dan saya meminta Gedung Putih untuk mengakhiri kebijakan perubahan rezim kita, dan menerapkan kebijakan de-eskalasi dan perdamaian," tukasnya.
(esn)