Palestina Ogah Akui AS Sebagai Mediator Perdamaian
A
A
A
RAMALLAH - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas menyatakan pihaknya tidak lagi mengakui Amerika Serikat (AS) sebagai mediator dalam penyelesaian konflik dengan Israel dan tidak akan menerima apa yang disebut "kesepakatan abad ini," yang sedang dipersiapkan oleh Presiden AS, Donald Trump.
"Kami mengatakan 'tidak' kepada Trump. Kami tidak akan menerima apa yang disebut "kesepakatan abad ini". Kami tidak akan mengenali AS sebagai mediator dalam negosiasi dengan Israel," kata Abbas saat berbicara di pertemuan Komite Sentral Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Ramallah.
Abbas, seperti dilansir Sputnik pada Senin (15/1), juga mengindikasikan bahwa dia telah menolak tawaran untuk bertemu dengan Duta Besar AS di Israel David Friedman untuk membahas mengenai kesepakatann tersebut.
Pemimpin Palestina tersebut kemudian menegaskan bahwa dia akan mengupayakan sebuah resolusi untuk konflik Timur Tengah yang mengatur pembentukan sebuah negara Palestina di sepanjang perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota.
"Yerusalem adalah ibu kota kita, apakah mereka menginginkannya atau tidak, kita akan tinggal di sini dan kita tidak akan pergi ke mana-mana meskipun (pendudukan) dan permukiman Israel (di wilayah Palestina)," ungkapnya.
Sebelumnya, Abbas mengatakan Israel telah membunuh Kesepakatan Oslo. Dia juga marah besar pada AS dengan mengumpat ancaman Trump yang akan menghentikan bantuan dana untuk Palestina.
Abbas menyinggung postingan Twitter Trump soal status Yerusalem yang sudah di luar “meja” AS. Ancaman Trump untuk menutup misi PLO di Washington dan ancaman akan memotong bantuan AS untuk Palestina juga disinggung Abbas.
”Sialan uang Anda!,” umpat Abbas mengacu pada ancaman Trump. ”Dia berkata, 'Saya akan memberi Anda kesepakatan damai’. Kesepakatan itu ternyata berantakan. Dia berkata, ‘Kami tidak akan membayar orang-orang Palestina karena mereka menghentikan negosiasi’. Di mana negosiasi?,” tanya Abbas.
"Kami mengatakan 'tidak' kepada Trump. Kami tidak akan menerima apa yang disebut "kesepakatan abad ini". Kami tidak akan mengenali AS sebagai mediator dalam negosiasi dengan Israel," kata Abbas saat berbicara di pertemuan Komite Sentral Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Ramallah.
Abbas, seperti dilansir Sputnik pada Senin (15/1), juga mengindikasikan bahwa dia telah menolak tawaran untuk bertemu dengan Duta Besar AS di Israel David Friedman untuk membahas mengenai kesepakatann tersebut.
Pemimpin Palestina tersebut kemudian menegaskan bahwa dia akan mengupayakan sebuah resolusi untuk konflik Timur Tengah yang mengatur pembentukan sebuah negara Palestina di sepanjang perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota.
"Yerusalem adalah ibu kota kita, apakah mereka menginginkannya atau tidak, kita akan tinggal di sini dan kita tidak akan pergi ke mana-mana meskipun (pendudukan) dan permukiman Israel (di wilayah Palestina)," ungkapnya.
Sebelumnya, Abbas mengatakan Israel telah membunuh Kesepakatan Oslo. Dia juga marah besar pada AS dengan mengumpat ancaman Trump yang akan menghentikan bantuan dana untuk Palestina.
Abbas menyinggung postingan Twitter Trump soal status Yerusalem yang sudah di luar “meja” AS. Ancaman Trump untuk menutup misi PLO di Washington dan ancaman akan memotong bantuan AS untuk Palestina juga disinggung Abbas.
”Sialan uang Anda!,” umpat Abbas mengacu pada ancaman Trump. ”Dia berkata, 'Saya akan memberi Anda kesepakatan damai’. Kesepakatan itu ternyata berantakan. Dia berkata, ‘Kami tidak akan membayar orang-orang Palestina karena mereka menghentikan negosiasi’. Di mana negosiasi?,” tanya Abbas.
(esn)