Korut: Bom Hidrogen Hanya Ditujukan ke AS, Bukan Korsel
A
A
A
SEOUL - Pemerintah Korea Utara (Korut) mengatakan bahwa pihaknya tidak akan membahas senjata nuklirnya dalam perundingan dengan pemerintah Korea Selatan (Korsel). Pyongyang menegaskan, bom hidrogen miliknya hanya ditujukan kepada Amerika Serikat (AS), bukan pada “saudara”-nya di Korsel.
Pejabat dari Pyongyang dan Seoul pada hari Selasa untuk mengadakan negosiasi untuk menyelesaikan masalah dan mencegah konflik yang tidak disengaja. Perundingan langka ini terjadi untuk pertama kalinya setelah lebih dari dua tahun terakhir kedua Korea berseteru.
Dalam sebuah pernyataan bersama setelah 11 jam berunding, Korut berjanji untuk mengirim delegasi besar ke Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang bulan depan di Korea Selatan. Namun, Pyongyang menyampaikan "keluhan kuat" setelah Seoul mengusulkan untuk melakukan denuklirisasi semenanjung Korea.
”Semua senjata kita termasuk bom atom, bom hidrogen dan rudal balistik hanya ditujukan kepada Amerika Serikat, bukan pada saudara kita, juga China dan Rusia,” kata juru runding utama Pyongyang, Ri Son Gwon.
”Ini bukan masalah antara Korea Utara dan Korea Selatan, dan untuk mengemukakan masalah ini akan menimbulkan konsekuensi negatif dan risiko yang mengubah semua pencapaian baik saat ini menjadi sia-sia,” ujar Ri yang juga Ketua Komite Reunifikasi Damai Korea Utara.
Seoul percaya bahwa hubungan antar-Korea menjadi lebih baik. Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan, serangkaian langkah yang disepakati pada hari Selasa dapat membuka jalan bagi diskusi mengenai “resolusi dasar” isu nuklir di masa depan.
”Kami akan berkoordinasi erat dengan Amerika Serikat, China, Jepang dan tetangga lainnya dalam proses ini,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Rabu (10/1/2018).
Korea Selatan telah meminta Korea Utara untuk menghentikan tindakan bermusuhan yang memicu ketegangan di semenanjung tersebut. Korea Utara, kata kementerian itu, sepakat bahwa perdamaian harus dijamin di wilayah semenanjung Korea.
Sebelumnya, Seoul mengaku siap untuk mencabut beberapa sanksi untuk sementara sehingga warga Korea Utara dapat mengunjungi Korea Selatan untuk Olimpiade Musim Dingin. Sanksi itu dijatuhkan sepihak oleh Seoul untuk menanggapi uji coba rudal dan senjata nuklir rezim Kim Jong-un.
Pejabat dari Pyongyang dan Seoul pada hari Selasa untuk mengadakan negosiasi untuk menyelesaikan masalah dan mencegah konflik yang tidak disengaja. Perundingan langka ini terjadi untuk pertama kalinya setelah lebih dari dua tahun terakhir kedua Korea berseteru.
Dalam sebuah pernyataan bersama setelah 11 jam berunding, Korut berjanji untuk mengirim delegasi besar ke Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang bulan depan di Korea Selatan. Namun, Pyongyang menyampaikan "keluhan kuat" setelah Seoul mengusulkan untuk melakukan denuklirisasi semenanjung Korea.
”Semua senjata kita termasuk bom atom, bom hidrogen dan rudal balistik hanya ditujukan kepada Amerika Serikat, bukan pada saudara kita, juga China dan Rusia,” kata juru runding utama Pyongyang, Ri Son Gwon.
”Ini bukan masalah antara Korea Utara dan Korea Selatan, dan untuk mengemukakan masalah ini akan menimbulkan konsekuensi negatif dan risiko yang mengubah semua pencapaian baik saat ini menjadi sia-sia,” ujar Ri yang juga Ketua Komite Reunifikasi Damai Korea Utara.
Seoul percaya bahwa hubungan antar-Korea menjadi lebih baik. Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan, serangkaian langkah yang disepakati pada hari Selasa dapat membuka jalan bagi diskusi mengenai “resolusi dasar” isu nuklir di masa depan.
”Kami akan berkoordinasi erat dengan Amerika Serikat, China, Jepang dan tetangga lainnya dalam proses ini,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Rabu (10/1/2018).
Korea Selatan telah meminta Korea Utara untuk menghentikan tindakan bermusuhan yang memicu ketegangan di semenanjung tersebut. Korea Utara, kata kementerian itu, sepakat bahwa perdamaian harus dijamin di wilayah semenanjung Korea.
Sebelumnya, Seoul mengaku siap untuk mencabut beberapa sanksi untuk sementara sehingga warga Korea Utara dapat mengunjungi Korea Selatan untuk Olimpiade Musim Dingin. Sanksi itu dijatuhkan sepihak oleh Seoul untuk menanggapi uji coba rudal dan senjata nuklir rezim Kim Jong-un.
(mas)