Dua Tahun Membeku, Korut-Korsel Kembali Duduk Satu Meja
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) memulai perundingan formal pertama mereka setelah lebih dari dua tahun 'membeku', Selasa (9/1/2018). Keduanya disatukan oleh olahraga untuk membahas bagaimana atlet Korut dapat menghadiri Olimpiade Musim Dingin bulan depan di Korsel meskipun menimbulkan kekhawatiran akan konflik.
Terlepas dari agenda sempit dan utamanya olahraga, pertemuan tersebut diawasi ketat oleh para pemimpin dunia yang menginginkan adanya tanda-tanda pengurangan ketegangan di semenanjung Korea. Pasalnya, perundingan ini dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran akan pengembangan senjata nuklir Korut dan menentang resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
"Hari ini kita akan melakukan pembicaraan untuk membahas partisipasi Korea Utara di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang dan Paralimpiade serta peningkatan hubungan antar-Korea," kata Menteri Unifikasi Cho Myoung-gyon, yang memimpin delegasi Korsel, kepada wartawan saat menuju pembicaraan seperti dilansir dari Reuters.
Cho mengatakan bahwa delegasinya juga bersiap untuk membahas reuni kembali anggota keluarga yang dipisahkan oleh Perang Korea, yang berakhir dengan sebuah gencatan senjata dan secara teknis meninggalkan kedua Korea yang masih berperang.
Beberapa pejabat Korsel berharap kedua Korea bahkan bisa berbaris di bawah bendera tunggal di Olimpiade Musim Dingin, yang akan menjadi yang pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade bahwa kedua Korea bersatu dalam satu bendera di acara olahraga.
Menunjuk ke tas kerjanya sebelum berangkat ke perbatasan, Cho tersenyum dan berkata, "Saya memiliki sedikit barang bawaan," menambahkan, "Segalanya terasa sedikit baru karena kita belum pernah berbicara beberapa lama".
Tepat sebelum delegasi melaju ke zona demiliterisasi sekitar 20 warga Korsel terlihat melambaikan spanduk bertuliskan: "Kami berharap keberhasilan perundingan tingkat tinggi antar-Korea". Seorang pria terlihat melambaikan bendera dengan gambar semenanjung Korea bersatu.
Lima pejabat senior dari masing-masing pihak bertemu di Gedung Perdamaian (Peace House) bertingkat tiga di sisi wilayah gencatan senjata Panmunjom Korsel dari pukul 10 pagi (0100 GMT).
"Delegasi Korut melewati perbatasan di dalam area keamanan bersama (JSA) ke Gedung Perdamaian sekitar pukul 00:30 GMT," kata seorang pejabat Kementerian Unifikasi kepada wartawan.
Kamera dan mikrofon biasanya ditempatkan di ruangan itu untuk memastikan bahwa petugas dari kedua belah pihak dapat memantau pembicaraan tersebut.
Perundingan tersebut dilakukan setelah Korut menggunakan pidato Tahun Barunya untuk mengumumkan bahwa negara itu terbuka untuk mengirim delegasi ke Olimpiade serta mengurangi ketegangan di semenanjung Korea. Kendati begitu, rezim Pyongyang bersumpah untuk tidak pernah melepaskan program senjata nuklirnya.
Baca Juga: Korut Terbuka untuk Dialog dengan Korsel
Delegasi Korut akan dipimpin oleh Ri Son Gwon, ketua Komite Damai untuk Reunifikasi Damai di Tanah Air. Wakil ketua komite Jon Song Su dan Hwang Chung Song, seorang direktur, akan bergabung dengan Ri.
Ri, ketua komite yang dipromosikan ke jabatannya saat ini pada bulan Juni 2016, adalah negosiator berpengalaman untuk perundingan antar-Korea meskipun pengalamannya sebelumnya sebagian besar terkait dengan militer karena karirnya di angkatan bersenjata.
Baca Juga: Korut-Korsel Berunding, Kim Jong-un Kirim 5 Delegasi
Terlepas dari agenda sempit dan utamanya olahraga, pertemuan tersebut diawasi ketat oleh para pemimpin dunia yang menginginkan adanya tanda-tanda pengurangan ketegangan di semenanjung Korea. Pasalnya, perundingan ini dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran akan pengembangan senjata nuklir Korut dan menentang resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
"Hari ini kita akan melakukan pembicaraan untuk membahas partisipasi Korea Utara di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang dan Paralimpiade serta peningkatan hubungan antar-Korea," kata Menteri Unifikasi Cho Myoung-gyon, yang memimpin delegasi Korsel, kepada wartawan saat menuju pembicaraan seperti dilansir dari Reuters.
Cho mengatakan bahwa delegasinya juga bersiap untuk membahas reuni kembali anggota keluarga yang dipisahkan oleh Perang Korea, yang berakhir dengan sebuah gencatan senjata dan secara teknis meninggalkan kedua Korea yang masih berperang.
Beberapa pejabat Korsel berharap kedua Korea bahkan bisa berbaris di bawah bendera tunggal di Olimpiade Musim Dingin, yang akan menjadi yang pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade bahwa kedua Korea bersatu dalam satu bendera di acara olahraga.
Menunjuk ke tas kerjanya sebelum berangkat ke perbatasan, Cho tersenyum dan berkata, "Saya memiliki sedikit barang bawaan," menambahkan, "Segalanya terasa sedikit baru karena kita belum pernah berbicara beberapa lama".
Tepat sebelum delegasi melaju ke zona demiliterisasi sekitar 20 warga Korsel terlihat melambaikan spanduk bertuliskan: "Kami berharap keberhasilan perundingan tingkat tinggi antar-Korea". Seorang pria terlihat melambaikan bendera dengan gambar semenanjung Korea bersatu.
Lima pejabat senior dari masing-masing pihak bertemu di Gedung Perdamaian (Peace House) bertingkat tiga di sisi wilayah gencatan senjata Panmunjom Korsel dari pukul 10 pagi (0100 GMT).
"Delegasi Korut melewati perbatasan di dalam area keamanan bersama (JSA) ke Gedung Perdamaian sekitar pukul 00:30 GMT," kata seorang pejabat Kementerian Unifikasi kepada wartawan.
Kamera dan mikrofon biasanya ditempatkan di ruangan itu untuk memastikan bahwa petugas dari kedua belah pihak dapat memantau pembicaraan tersebut.
Perundingan tersebut dilakukan setelah Korut menggunakan pidato Tahun Barunya untuk mengumumkan bahwa negara itu terbuka untuk mengirim delegasi ke Olimpiade serta mengurangi ketegangan di semenanjung Korea. Kendati begitu, rezim Pyongyang bersumpah untuk tidak pernah melepaskan program senjata nuklirnya.
Baca Juga: Korut Terbuka untuk Dialog dengan Korsel
Delegasi Korut akan dipimpin oleh Ri Son Gwon, ketua Komite Damai untuk Reunifikasi Damai di Tanah Air. Wakil ketua komite Jon Song Su dan Hwang Chung Song, seorang direktur, akan bergabung dengan Ri.
Ri, ketua komite yang dipromosikan ke jabatannya saat ini pada bulan Juni 2016, adalah negosiator berpengalaman untuk perundingan antar-Korea meskipun pengalamannya sebelumnya sebagian besar terkait dengan militer karena karirnya di angkatan bersenjata.
Baca Juga: Korut-Korsel Berunding, Kim Jong-un Kirim 5 Delegasi
(ian)