Norwegia Setop Ekspor Senjata ke UEA
A
A
A
OSLO - Norwegia telah menghentikan ekspor senjata dan amunisi ke Uni Emirat Arab (UEA) karena kekhawatiran bahwa mereka dapat digunakan dalam perang di Yaman. Demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri negara itu
Negara Skandinavia mengatakan sementara tidak ada bukti amunisi buatan Norwegia telah digunakan dalam konflik yang menghancurkan, yang mendekati tiga tahun. Meski begitu ada risiko tinggi terkait dengan keterlibatan militer UEA di sana .
UAE adalah bagian dari koalisi pimpinan-Saudi yang memerangi pemberontak Houthi yang menguasai ibukota, Sanaa, dan sebagian besar wilayah utara negara itu.
Koalisi tersebut meluncurkan kampanye udara besar-besaran melawan pemberontak pada Maret 2015, yang bertujuan memulihkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Sejak saat itu, PBB mengatakan lebih dari 60.000 orang telah terbunuh atau terluka, dan tiga juta lainnya mengungsi.
"Kementerian Luar Negeri telah memutuskan, sebagai tindakan pencegahan, untuk menangguhkan lisensi yang telah dikeluarkan untuk mengekspor produk yang terkait dengan Kategori A ke UAE," kata Kementerian Luar Negeri Norwegia dalam sebuah pernyataan.
"Ini berarti tidak ada senjata atau amunisi yang bisa diekspor ke UAE. Konflik bersenjata di Yaman telah meningkat sejak musim gugur 2017, dan ada kekhawatiran besar tentang situasi kemanusiaan," imbuhnya seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (4/1/2017)
Pada tahun 2016, ekspor senjata dan amunisi Norwegia ke UEA meningkat menjadi USD 9,7 juta, data Statistik Norwegia menunjukkan. Ekspor senjata total negara itu adalah USD 235 juta, menempatkannya ke posisi 17 dalam daftar pedagang senjata terbesar di dunia.
Negara Skandinavia mengatakan sementara tidak ada bukti amunisi buatan Norwegia telah digunakan dalam konflik yang menghancurkan, yang mendekati tiga tahun. Meski begitu ada risiko tinggi terkait dengan keterlibatan militer UEA di sana .
UAE adalah bagian dari koalisi pimpinan-Saudi yang memerangi pemberontak Houthi yang menguasai ibukota, Sanaa, dan sebagian besar wilayah utara negara itu.
Koalisi tersebut meluncurkan kampanye udara besar-besaran melawan pemberontak pada Maret 2015, yang bertujuan memulihkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Sejak saat itu, PBB mengatakan lebih dari 60.000 orang telah terbunuh atau terluka, dan tiga juta lainnya mengungsi.
"Kementerian Luar Negeri telah memutuskan, sebagai tindakan pencegahan, untuk menangguhkan lisensi yang telah dikeluarkan untuk mengekspor produk yang terkait dengan Kategori A ke UAE," kata Kementerian Luar Negeri Norwegia dalam sebuah pernyataan.
"Ini berarti tidak ada senjata atau amunisi yang bisa diekspor ke UAE. Konflik bersenjata di Yaman telah meningkat sejak musim gugur 2017, dan ada kekhawatiran besar tentang situasi kemanusiaan," imbuhnya seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (4/1/2017)
Pada tahun 2016, ekspor senjata dan amunisi Norwegia ke UEA meningkat menjadi USD 9,7 juta, data Statistik Norwegia menunjukkan. Ekspor senjata total negara itu adalah USD 235 juta, menempatkannya ke posisi 17 dalam daftar pedagang senjata terbesar di dunia.
(ian)