Empat Tahun Kekeringan, Ribuan Warga Israel Berdoa Minta Hujan
A
A
A
YERUSALEM - Sedikitnya 2.500 orang ikut serta dalam doa massal di Tembok Ratapan meminta hujan. Mereka melakukan seruan Menteri Pertanian Israel untuk berdoa 'merobek langit' untuk mengakhiri kekeringan yang melanda negara Zionis selama empat tahun.
Petani, presiden Serikat Petani Israel dan juga otoritas keagamaan tertinggi di negara tersebut, yang diwakili oleh kepala rabbi David Lau dan Yitzhak Yosef, turut hadir dalam doa massal tersebut seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (30/12/2017).
Prakiraan cuaca jangka panjang baru-baru ini oleh Pusat Prakiraan Cuaca Eropa menunjukkan bahwa Israel harus kembali bersiap menghadapi musim dingin yang kering. Prakiraan itu menyebut kemungkinan hujan tidak turun sebesar 64,7%.
Menanggapi hal ini, Menteri Pertanian Israel Uri Ariel mengundang para petani dan masyarakat umum untuk berdoa massal di Tembok Ratapan dengan harapan bisa “merobek langit”.
Baca Juga: Kekeringan, Menteri Israel Serukan Doa Massal 'Merobek Langit'
Seruan kepada publik yang agak aneh ini telah menarik reaksi balik. Sejumlah kritik mencela seruan Ariel yang dianggap bergantung kepada kekuatan yang lebih tinggi untuk mengatasi masalah yang dimandatkan kepadanya guna dikelola.
Ariel pun membela diri dengan mengungkap sejumlah catatan prestasi kementeriannya. Ia juga mengungkap langkah-langkah yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap kondisi cuaca yang berubah-ubah, memperkenalkan tanaman hemat air dan mempromosikan penggunaan air secara efisien.
Menjelang bulan-bulan kekeringan yang menjulang, yang tahun lalu disertai dengan kebakaran hebat, versi agak eksotis yang mengaku bisa menjelaskan akar penyebab fenomena alam ini pun muncul.
Pekan lalu, saudara ipar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa kekeringan adalah hukuman ilahi untuk kesepakatan pertukaran narapidana. Pernyataan ini merujuk pada pertukaran tentara Israel Gilad Shalit yang ditawan oleh Hamas dengan imbalan lebih dari 1.000 tahanan Palestina pada tahun 2011.
"Saya bertanya pada diri sendiri apa yang terjadi lima atau enam tahun yang lalu, yang rupanya menyebabkan kemarahan besar di langit. Skandal hebat dan dosa kolektif semua orang Israel - pembebasan teroris dalam kesepakatan Shalit," ujar Dr. Ben-Artzi.
Petani, presiden Serikat Petani Israel dan juga otoritas keagamaan tertinggi di negara tersebut, yang diwakili oleh kepala rabbi David Lau dan Yitzhak Yosef, turut hadir dalam doa massal tersebut seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (30/12/2017).
Prakiraan cuaca jangka panjang baru-baru ini oleh Pusat Prakiraan Cuaca Eropa menunjukkan bahwa Israel harus kembali bersiap menghadapi musim dingin yang kering. Prakiraan itu menyebut kemungkinan hujan tidak turun sebesar 64,7%.
Menanggapi hal ini, Menteri Pertanian Israel Uri Ariel mengundang para petani dan masyarakat umum untuk berdoa massal di Tembok Ratapan dengan harapan bisa “merobek langit”.
Baca Juga: Kekeringan, Menteri Israel Serukan Doa Massal 'Merobek Langit'
Seruan kepada publik yang agak aneh ini telah menarik reaksi balik. Sejumlah kritik mencela seruan Ariel yang dianggap bergantung kepada kekuatan yang lebih tinggi untuk mengatasi masalah yang dimandatkan kepadanya guna dikelola.
Ariel pun membela diri dengan mengungkap sejumlah catatan prestasi kementeriannya. Ia juga mengungkap langkah-langkah yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap kondisi cuaca yang berubah-ubah, memperkenalkan tanaman hemat air dan mempromosikan penggunaan air secara efisien.
Menjelang bulan-bulan kekeringan yang menjulang, yang tahun lalu disertai dengan kebakaran hebat, versi agak eksotis yang mengaku bisa menjelaskan akar penyebab fenomena alam ini pun muncul.
Pekan lalu, saudara ipar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa kekeringan adalah hukuman ilahi untuk kesepakatan pertukaran narapidana. Pernyataan ini merujuk pada pertukaran tentara Israel Gilad Shalit yang ditawan oleh Hamas dengan imbalan lebih dari 1.000 tahanan Palestina pada tahun 2011.
"Saya bertanya pada diri sendiri apa yang terjadi lima atau enam tahun yang lalu, yang rupanya menyebabkan kemarahan besar di langit. Skandal hebat dan dosa kolektif semua orang Israel - pembebasan teroris dalam kesepakatan Shalit," ujar Dr. Ben-Artzi.
(ian)