Lebih dari 500 Orang Jepang Terinfeksi Penyakit Pemakan Daging Mematikan

Selasa, 26 Desember 2017 - 15:07 WIB
Lebih dari 500 Orang Jepang Terinfeksi Penyakit Pemakan Daging Mematikan
Lebih dari 500 Orang Jepang Terinfeksi Penyakit Pemakan Daging Mematikan
A A A
TOKYO - Media lokal melaporkan lebih dari 500 orang di Jepang telah terinfeksi penyakit pemakan daging yang mematikan. Virus tersebut merusak anggota badan dan organ dalam serta dapat membunuh korbannya dalam hitungan jam.

"Sekitar 525 pasien - jumlah tertinggi sejak dokumentasi dimulai pada tahun 1999 - telah menderita streptococcal toxic shock syndrome (STSS)," sadur Russia Today dari surat kabar Asahi Shimbun, Selasa (26/12/2017).

Asahi Shimbun mengutip data dari National Institute of Infectious Diseases. Dari jumlah tersebut, 66 pasien ada di Tokyo diikuti oleh 40 di Kanagawa, 32 di Aichi, 31 di Fukuoka dan 28 di Hyogo. Sebagian besar korban berusia di atas 30 tahun.

Sindrom streptococcal toxic shock (STSS), atau toxic shock syndrome (TSS) baru-baru ini menjadi headline setelah mantan model Amerika dan atlet Lauren Wasser menceritakan kisahnya tentang menderita penyakit pemakan daging setelah meninggalkan pembalutnya terlalu lama. Hal itu menyebabkan kaki kanannya diamputasi.

Penyakit ini biasanya menyebar melalui kontak dengan luka yang terinfeksi dan dimulai dengan demam, pembengkakan dan nyeri di tangan dan kaki. Saat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah, bakteri mulai memakan organ dan daging, menyebabkan kelainan, kebingungan dan akhirnya, kematian.

Penyakit ini memiliki tingkat kematian yang tinggi, dengan Pusat Pengendalian Penyakit AS memberikan tingkat kelangsungan hidup kurang dari lima puluh persen. Namun, bisa diobati sejak dini melalui antibiotik atau jika gagal, amputasi.

"Tanda-tanda daerah terinfeksi STSS kemungkinan muncul dari kaki," Ken Kikuchi dari Universitas Medis Wanita Tokyo mengatakan kepada Asahi Shimbun.

"Orang tua harus berhati-hati jika kaki mereka bengkak dan segera pergi ke dokter saat pembengkakan muncul," tukasnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5138 seconds (0.1#10.140)