Jerman Perketat Keamanan Pasar Natal
A
A
A
BERLIN - Jerman memperketat keamanan di pasar Natal di seluruh negara itu setahun setelah serangan truk mematikan di pasar Natal Berlin. Aksi itu membuat Kanselir Jerman Angela Merkel menuai kecaman dari kerabat korban karena penanganan kasus tersebut.
Anis Amri, seorang pencari suaka Tunisia yang mempunyai hubungan dengan ISIS, membajak sebuah truk pada 19 Desember dengan cara membunuh supir truk tersebut. Ia kemudian membawa dan menabrakkannya ke sebuah pasar Natal di Berlin yang penuh sesak. Serangan ini menewaskan 11 orang dan melukai puluhan lainnya.
Sekitar 2.600 pasar Natal dibuka kembali pada akhir November dengan menambahkan staf keamanan untuk berpatroli dan rintangan beton untuk melindungi pembeli seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (16/12/2017).
Merkel minggu ini melakukan kunjungan mendadak ke lokasi serangan tersebut, di mana tugu peringatan permanen untuk para korban akan diresmikan pada hari Selasa. Sebelumnya, pada hari Senin, ia akan bertemu dengan kerabat korban. Banyak di antaranya mengatakan bahwa mereka merasa ditelantarkan oleh pemerintah setelah serangan tersebut.
Dalam sebuah surat terbuka kepada Merkel yang dipublikasikan di majalah Der Spiegel bulan ini, korban dan orang-orang yang selamat mengeluhkan bahwa kanselir Jerman tidak bertemu dengan mereka secara pribadi.
Kurt Beck, seorang politikus Sosial Demokrat yang mewakili korban dan korban selamat, mengatakan kepada wartawan bahwa penanganan Merkel terhadap tragedi tersebut berbeda dengan bagaimana pemerintah Prancis menanggapi serangan teroris di Paris.
Dia juga mengecam apa yang dia sebut sebagai kasus yang "tidak dapat dipercaya" di mana keluarga satu korban dikirimi sebuah tagihan otopsi dan kemudian diburu oleh debt collector.
"Ada insiden yang tidak boleh diulang," kata Beck, mendesak pemerintah untuk meningkatkan kompensasi bagi kerabat korban dan korban selamat.
Pejabat Jerman mengatakan bahwa mereka telah memperketat keamanan dan meningkatkan pembagian informasi di antara pasukan keamanan setelah penyelidikan mengungkapkan sejumlah kegagalan dalam kasus Amri.
Namun para ahli mengatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
"Kerjasama antara badan intelijen dan otoritas kepolisian harus diperbaiki," kata Malte Roschniski, seorang pakar keamanan Berlin.
Anis Amri, seorang pencari suaka Tunisia yang mempunyai hubungan dengan ISIS, membajak sebuah truk pada 19 Desember dengan cara membunuh supir truk tersebut. Ia kemudian membawa dan menabrakkannya ke sebuah pasar Natal di Berlin yang penuh sesak. Serangan ini menewaskan 11 orang dan melukai puluhan lainnya.
Sekitar 2.600 pasar Natal dibuka kembali pada akhir November dengan menambahkan staf keamanan untuk berpatroli dan rintangan beton untuk melindungi pembeli seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (16/12/2017).
Merkel minggu ini melakukan kunjungan mendadak ke lokasi serangan tersebut, di mana tugu peringatan permanen untuk para korban akan diresmikan pada hari Selasa. Sebelumnya, pada hari Senin, ia akan bertemu dengan kerabat korban. Banyak di antaranya mengatakan bahwa mereka merasa ditelantarkan oleh pemerintah setelah serangan tersebut.
Dalam sebuah surat terbuka kepada Merkel yang dipublikasikan di majalah Der Spiegel bulan ini, korban dan orang-orang yang selamat mengeluhkan bahwa kanselir Jerman tidak bertemu dengan mereka secara pribadi.
Kurt Beck, seorang politikus Sosial Demokrat yang mewakili korban dan korban selamat, mengatakan kepada wartawan bahwa penanganan Merkel terhadap tragedi tersebut berbeda dengan bagaimana pemerintah Prancis menanggapi serangan teroris di Paris.
Dia juga mengecam apa yang dia sebut sebagai kasus yang "tidak dapat dipercaya" di mana keluarga satu korban dikirimi sebuah tagihan otopsi dan kemudian diburu oleh debt collector.
"Ada insiden yang tidak boleh diulang," kata Beck, mendesak pemerintah untuk meningkatkan kompensasi bagi kerabat korban dan korban selamat.
Pejabat Jerman mengatakan bahwa mereka telah memperketat keamanan dan meningkatkan pembagian informasi di antara pasukan keamanan setelah penyelidikan mengungkapkan sejumlah kegagalan dalam kasus Amri.
Namun para ahli mengatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
"Kerjasama antara badan intelijen dan otoritas kepolisian harus diperbaiki," kata Malte Roschniski, seorang pakar keamanan Berlin.
(ian)