Kelompok Bersenjata Bantai Enam Orang Saat Latihan Sepak Bola
A
A
A
BRASILIA - Sekelompok orang bersenjata membunuh enam orang dan melukai 10 lainnya saat tengah melakukan sesi latihan sepak bola. Mereka membantai para korban setelah memisahkan orang dewasa dari anak-anak yang berada di lokasi saat para pelaku tiba.
Kecuali satu dari para korban yang tewas, termasuk seorang bocah berusia 17 tahun, bermain untuk tim amatir bernama T5 Jamaica, di kota Manaus, Brasil.
Stasiun TV lokal menyiarkan gambar-gambar gamblang dari orang-orang yang tewas terbaring di genangan darah dan di dekat lapangan tanah tempat mereka menjadi sasaran. Orang-orang terdekat para korban memegang kepala mereka di tangan mereka dan menangis saat mereka membungkuk di samping mereka.
Mereka juga menunjukkan gambar video seorang pemain terluka yang melompat-lompat di bawa ke rumah sakit setelah ditembak di kaki - sementara darah di lapangan dan petak rumput disampingnya tengah dibersihkan.
Laporan lokal mengatakan bahwa korban tertua yang terbunuh diyakini terlibat dengan masalah obat-obatan. Polisi dilaporkan menghubungan pembantaian tersebut dengan perseteruan narkoba antara dua kelompok kriminal paling berkuasa di Brazil.
Salah satu dari sembilan orang yang cedera, berusia 16 tahun, dikatakan berada dalam "kondisi kritis" di rumah sakit.
Penyerangan mendadak tersebut terjadi pada Selasa malam di sebuah lingkungan di Manaus yang disebut Compensa, tempat kelahiran gang yang disebut Family of the North yang bertanggung jawab atas pembantaian Tahun Baru di dua penjara di Manaus dimana 63 tahanan disembelih.
Korban pembantaian penjara terutama berasal dari gangster yang berbasis di Sao Paulo First Capital Command (PCC).
Polisi pun meyakini jika aksi keji tersebut dilakukan oleh PCC, meski mereka belum mengesampingkan Family of the North. Tiga mobil yang digunakan para pelaku untuk melarikan diri telah ditemukan.
"Semuanya menunjuk peperangan antara geng obat yang memperebutkan kontrol daerah tersebut," kata Menteri Keamanan Umum Daerah Bosco Saraiva seperti dilansir dari Mirror, Jumat (15/12/2017).
Saksi mata mengatakan kepada polisi bahwa para pembunuhnya berpakaian hitam. Mereka dipersenjatai dengan senjata termasuk senapan dan pistol serta menutupi wajah mereka dengan topeng saat mereka keluar dari kendaraan.
Beberapa korban ditembak oleh orang-orang bersenjata yang menunggu di luar pintu keluar menuju lapangan yang dipagari saat mereka mencoba berlari dengan menyelamatkan diri di bawah berondongan senjata.
Kecuali satu dari para korban yang tewas, termasuk seorang bocah berusia 17 tahun, bermain untuk tim amatir bernama T5 Jamaica, di kota Manaus, Brasil.
Stasiun TV lokal menyiarkan gambar-gambar gamblang dari orang-orang yang tewas terbaring di genangan darah dan di dekat lapangan tanah tempat mereka menjadi sasaran. Orang-orang terdekat para korban memegang kepala mereka di tangan mereka dan menangis saat mereka membungkuk di samping mereka.
Mereka juga menunjukkan gambar video seorang pemain terluka yang melompat-lompat di bawa ke rumah sakit setelah ditembak di kaki - sementara darah di lapangan dan petak rumput disampingnya tengah dibersihkan.
Laporan lokal mengatakan bahwa korban tertua yang terbunuh diyakini terlibat dengan masalah obat-obatan. Polisi dilaporkan menghubungan pembantaian tersebut dengan perseteruan narkoba antara dua kelompok kriminal paling berkuasa di Brazil.
Salah satu dari sembilan orang yang cedera, berusia 16 tahun, dikatakan berada dalam "kondisi kritis" di rumah sakit.
Penyerangan mendadak tersebut terjadi pada Selasa malam di sebuah lingkungan di Manaus yang disebut Compensa, tempat kelahiran gang yang disebut Family of the North yang bertanggung jawab atas pembantaian Tahun Baru di dua penjara di Manaus dimana 63 tahanan disembelih.
Korban pembantaian penjara terutama berasal dari gangster yang berbasis di Sao Paulo First Capital Command (PCC).
Polisi pun meyakini jika aksi keji tersebut dilakukan oleh PCC, meski mereka belum mengesampingkan Family of the North. Tiga mobil yang digunakan para pelaku untuk melarikan diri telah ditemukan.
"Semuanya menunjuk peperangan antara geng obat yang memperebutkan kontrol daerah tersebut," kata Menteri Keamanan Umum Daerah Bosco Saraiva seperti dilansir dari Mirror, Jumat (15/12/2017).
Saksi mata mengatakan kepada polisi bahwa para pembunuhnya berpakaian hitam. Mereka dipersenjatai dengan senjata termasuk senapan dan pistol serta menutupi wajah mereka dengan topeng saat mereka keluar dari kendaraan.
Beberapa korban ditembak oleh orang-orang bersenjata yang menunggu di luar pintu keluar menuju lapangan yang dipagari saat mereka mencoba berlari dengan menyelamatkan diri di bawah berondongan senjata.
(ian)