Israel Tolak Pernyataan OKI Soal Yerusalem
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengaku tidak merasa terkesan dan sangat menolak pernyataan yang dilontarkan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengenai Yerusalem. Negara-negara OKI, dalam KTT yang berlangsung di Istanbul kemarin menyatakan pengakuan bahwa Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina.
Netanyahu dalam sebuah pernyataan kemudian mengatakan, dia yakin akan ada lebih banyak negara yang akan mengikuti jejak Amerika Serikat (AS) untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan memindahkan Kedutaan Besarnya ke Yerusalem.
"Kami tidak terkesan dengan semua pernyataan ini. Akhirnya, kebenaran menang dan banyak negara akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan mereka di sana. Saya mendesak Palestina untuk mengakui kenyataan dan upaya untuk mencapai perdamaian, bukannya mempromosikan radikalisasi," kata Netanyahu, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (14/12).
Sebelumnya diwartakan, negara OKI menegaskan bahwa Yerusalem Timur adakan Ibu Kota sah Palestina. OKI dalam sebuah pernyataan juga mengatakan, 57 anggota tetap berkomitmen untuk mewujudkan perdamaian yang adil dan komprehensif berdasarkan solusi dua negara.
“Meminta PBB untuk mengakhiri pendudukan Israel di Palestina dan menyatakan bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump bertanggung jawab atas semua konsekuensi apabila tidak mencabut dari keputusan ilegal tersebut,” bunyi pernyataan OKI.
”Kami menganggap bahwa pernyataan berbahaya ini, yang bertujuan untuk mengubah status hukum kota (Yerusalem), tidak berlaku lagi dan tidak memiliki legitimasi,” lanjut pernyataan OKI.
Netanyahu dalam sebuah pernyataan kemudian mengatakan, dia yakin akan ada lebih banyak negara yang akan mengikuti jejak Amerika Serikat (AS) untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan memindahkan Kedutaan Besarnya ke Yerusalem.
"Kami tidak terkesan dengan semua pernyataan ini. Akhirnya, kebenaran menang dan banyak negara akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan mereka di sana. Saya mendesak Palestina untuk mengakui kenyataan dan upaya untuk mencapai perdamaian, bukannya mempromosikan radikalisasi," kata Netanyahu, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (14/12).
Sebelumnya diwartakan, negara OKI menegaskan bahwa Yerusalem Timur adakan Ibu Kota sah Palestina. OKI dalam sebuah pernyataan juga mengatakan, 57 anggota tetap berkomitmen untuk mewujudkan perdamaian yang adil dan komprehensif berdasarkan solusi dua negara.
“Meminta PBB untuk mengakhiri pendudukan Israel di Palestina dan menyatakan bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump bertanggung jawab atas semua konsekuensi apabila tidak mencabut dari keputusan ilegal tersebut,” bunyi pernyataan OKI.
”Kami menganggap bahwa pernyataan berbahaya ini, yang bertujuan untuk mengubah status hukum kota (Yerusalem), tidak berlaku lagi dan tidak memiliki legitimasi,” lanjut pernyataan OKI.
(esn)