Kelompok Yahudi Ortodoks Protes Pengakuan Yerusalem Ibu Kota Israel
A
A
A
NEW YORK - Sebuah kelompok Yahudi Ortodoks dilaporkan menggelar aksi protes terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Aksi protes itu digelar di kota New York.
Melansir Anadolu Agency pada Minggu (10/12), kelompok Yahudi Ortodoks, yang menamani diri mereka sebagai Neturei Karta, menggelar aksi protes mereka di dengan markas besar PBB di New York. Dalam aksinya mereka membawa sejumlah poster yang beriskan penolakan terhadap keputusan Trump.
"Tuan Presiden negara "Israel" telah mencuri kota suci, mereka harusnya meninggalkan Yerusalem," bunyi salah satu poster yang dibawa oleh kelompok yang memang dikenal sebagai kelompok Yahudi anti-Zionis.
Ini bukanlah aksi pertama yang dilakukan Neturei Karta untuk memprotes AS, atau Israel. Kelompok ini juga pernah bergabung dalam aksi menentang aksi militer Israel di Gaza beberapa waktu lalu.
Pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel sendiri memang telah menancing aksi protes, bukan hanya di Timur Tengah, atau di negara mayoritas Muslim lainnya. Aksi protes juga diketahui terjadi di Eropa.
Aksi demonstrasi terbesar di Eropa diketahui terjadi di Swiss, Jerman, Belanda, dan Swedia, di mana para pemrotes meneriakkan slogan solidaritas dengan Palestina, sembari membawa bendera Palestina.
Di Jenewa, Swiss, para demonstran berkumpul di depan kantor PBB yang berada di pusat kota Swiss untuk menolak keputusan tersebut. Demonstran meneriakkan slogan-slogan menentang Israel dan keputusan Trump di Yerusalem, membawa spanduk bertuliskan "Bebaskan Palestina, Akhiri Pendudukan Israel".
Di ibukota Swedia, Stockholm, lebih dari 2.000 orang demonstran yang ditemani oleh Uni Demokrat Turki-Eropa (UETD), serta beberapa kelompok lokal berbaris ke Kedutaan Besar AS, di mana mereka meneriakkan "Freedom to Palestine". Salah satu peserta demonstrasi, Dror Feiler, seorang aktivis Swedia keturunan Yahudi, menyatakan mengutuk keras langkah yang diambil Trump.
Melansir Anadolu Agency pada Minggu (10/12), kelompok Yahudi Ortodoks, yang menamani diri mereka sebagai Neturei Karta, menggelar aksi protes mereka di dengan markas besar PBB di New York. Dalam aksinya mereka membawa sejumlah poster yang beriskan penolakan terhadap keputusan Trump.
"Tuan Presiden negara "Israel" telah mencuri kota suci, mereka harusnya meninggalkan Yerusalem," bunyi salah satu poster yang dibawa oleh kelompok yang memang dikenal sebagai kelompok Yahudi anti-Zionis.
Ini bukanlah aksi pertama yang dilakukan Neturei Karta untuk memprotes AS, atau Israel. Kelompok ini juga pernah bergabung dalam aksi menentang aksi militer Israel di Gaza beberapa waktu lalu.
Pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel sendiri memang telah menancing aksi protes, bukan hanya di Timur Tengah, atau di negara mayoritas Muslim lainnya. Aksi protes juga diketahui terjadi di Eropa.
Aksi demonstrasi terbesar di Eropa diketahui terjadi di Swiss, Jerman, Belanda, dan Swedia, di mana para pemrotes meneriakkan slogan solidaritas dengan Palestina, sembari membawa bendera Palestina.
Di Jenewa, Swiss, para demonstran berkumpul di depan kantor PBB yang berada di pusat kota Swiss untuk menolak keputusan tersebut. Demonstran meneriakkan slogan-slogan menentang Israel dan keputusan Trump di Yerusalem, membawa spanduk bertuliskan "Bebaskan Palestina, Akhiri Pendudukan Israel".
Di ibukota Swedia, Stockholm, lebih dari 2.000 orang demonstran yang ditemani oleh Uni Demokrat Turki-Eropa (UETD), serta beberapa kelompok lokal berbaris ke Kedutaan Besar AS, di mana mereka meneriakkan "Freedom to Palestine". Salah satu peserta demonstrasi, Dror Feiler, seorang aktivis Swedia keturunan Yahudi, menyatakan mengutuk keras langkah yang diambil Trump.
(esn)