Puluhan WNI Terjebak Pertempuran di Yaman
A
A
A
JAKARTA - Direktur Perlindungan Warga Negara dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal menuturkan, saat ini masih terdapat puluhan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di bagian barat Yaman. Bagian barat Yaman adalah wilayah Yaman yang sedang dilanda perang.
"Setidaknya ada 90 WNI yang berada di bagian barat Yaman, seperti di Sanaa dan sekitarnya. Sedangkan di bagian timur terdapat 500-an WNI, yang semuanya adalah pelajar," kata Iqbal pada Selasa (5/12).
Iqbal menyebut, WNI yang saat ini masih berada di Yaman pada umumnya sudah menikah dengan warga setempat. "Mereka tidak bisa meninggalkan anak dan istri mereka di sana," sambungnya. Wilayah timur Yaman sendiri bisa terbilang cukup aman, dimana banyak kampus atau pesantren.
Situasi di Yaman, khususnya di Sanaa sendiri saat ini bisa dibilang sangat panas, terlebih pasca kematian mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh. Saleh tewas dalam sebuah serangan yang dilancarakan kelompok Houthi, kemarin.
Saleh dibunuh setelah semalam sebelumnya secara resmi mengumumkan pembubaran kemitraannya dengan milisi Houthi. Kedua pihak sebelumnya bersekutu melawan pemerintah Presiden Yaman Abd Rabbo Mansour Hadi yang dibela koalisi Teluk pimpinan Arab Saudi.
Menurut laporan media lokal, militan Houthi memaksa mantan presiden Saleh dan teman-temannya keluar dari mobil. Sesaat kemudian, perut dan kepala Saleh diberondong tembakan. Beberapa sumber mengatakan setidaknya 35 peluru ditembakkan ke arah Saleh.
"Setidaknya ada 90 WNI yang berada di bagian barat Yaman, seperti di Sanaa dan sekitarnya. Sedangkan di bagian timur terdapat 500-an WNI, yang semuanya adalah pelajar," kata Iqbal pada Selasa (5/12).
Iqbal menyebut, WNI yang saat ini masih berada di Yaman pada umumnya sudah menikah dengan warga setempat. "Mereka tidak bisa meninggalkan anak dan istri mereka di sana," sambungnya. Wilayah timur Yaman sendiri bisa terbilang cukup aman, dimana banyak kampus atau pesantren.
Situasi di Yaman, khususnya di Sanaa sendiri saat ini bisa dibilang sangat panas, terlebih pasca kematian mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh. Saleh tewas dalam sebuah serangan yang dilancarakan kelompok Houthi, kemarin.
Saleh dibunuh setelah semalam sebelumnya secara resmi mengumumkan pembubaran kemitraannya dengan milisi Houthi. Kedua pihak sebelumnya bersekutu melawan pemerintah Presiden Yaman Abd Rabbo Mansour Hadi yang dibela koalisi Teluk pimpinan Arab Saudi.
Menurut laporan media lokal, militan Houthi memaksa mantan presiden Saleh dan teman-temannya keluar dari mobil. Sesaat kemudian, perut dan kepala Saleh diberondong tembakan. Beberapa sumber mengatakan setidaknya 35 peluru ditembakkan ke arah Saleh.
(esn)