Dekati Turki, Pejabat Korut Puji Erdogan Negarawan Independen
A
A
A
ANKARA - Seorang pejabat senior Korea Utara (Korut) memuji Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebagai negarawan yang sangat independen selama kunjungannya ke Istanbul. Kunjungan ini sebagai upaya rezim Kim Jong-un untuk “mendekati” Ankara.
Pejabat senior bernama Kim Chung Song tersebut adalah anggota Majelis Rakyat Agung Korea Utara (SPA). Dia mengonfirmasi bahwa kunjungannya tersebut akan menjadi babak baru dalam hubungan antara Pyongyang dan Ankara di tahun-tahun mendatang.
Kim mengatakan kepada kantor berita Anadolu bahwa Erdogan bekerja untuk negaranya. Secara pribadi, Kim menyukai pemimpin Turki tersebut, yang telah menghadapi rentetan kritik dalam beberapa bulan terakhir karena tindakan kerasnya terhadap kritikus independen, wartawan, akademisi dan peradilan.
”Jadi, kami tahu bagaimana Presiden (Recep Tayyip) Erdogan bersikap baik untuk negara ini,” kata Kim. ”Presiden Erdogan adalah negarawan yang sangat independen,” ujarnya, yang dikutip Senin (27/11/2017).
”Semua perasaan baik dan kesamaan dari kebijakan luar negeri ini bisa menjadi fondasi yang sangat solid untuk hubungan masa depan,” imbuh pejabat Pyongyang yang menjadi delegasi resmi Korut untuk Asian Parliamentary Assembly (APA) tersebut.
Berbicara tentang hubungan antara Korea Utara dan Turki, dia berujar; ”Hanya ada sedikit pertukaran kunjungan bersama, tapi saya pikir ini adalah awal yang baik.”
“Saya yakin dan saya percaya bahwa Turki dapat melakukannya dengan baik. Saya terkesan oleh keramahan Turki dan dengan cara Parlemen Turki telah menjalankan pleno penting ini."
Turki tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Korut sampai tahun 2001. Namun, hal itu berubah setelah Ankara secara resmi mengakui Korea Utara—yang secara resmi dikenal sebagai Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK)—pada tahun 2001.
Sementara pihak Ankara yang diwakili oleh kedutaan besarnya di Seoul, Korea Selatan, mengatakan masalah diplomatik Pyongyang dengan Turki ditangani melalui misinya di Bulgaria.
Pejabat senior bernama Kim Chung Song tersebut adalah anggota Majelis Rakyat Agung Korea Utara (SPA). Dia mengonfirmasi bahwa kunjungannya tersebut akan menjadi babak baru dalam hubungan antara Pyongyang dan Ankara di tahun-tahun mendatang.
Kim mengatakan kepada kantor berita Anadolu bahwa Erdogan bekerja untuk negaranya. Secara pribadi, Kim menyukai pemimpin Turki tersebut, yang telah menghadapi rentetan kritik dalam beberapa bulan terakhir karena tindakan kerasnya terhadap kritikus independen, wartawan, akademisi dan peradilan.
”Jadi, kami tahu bagaimana Presiden (Recep Tayyip) Erdogan bersikap baik untuk negara ini,” kata Kim. ”Presiden Erdogan adalah negarawan yang sangat independen,” ujarnya, yang dikutip Senin (27/11/2017).
”Semua perasaan baik dan kesamaan dari kebijakan luar negeri ini bisa menjadi fondasi yang sangat solid untuk hubungan masa depan,” imbuh pejabat Pyongyang yang menjadi delegasi resmi Korut untuk Asian Parliamentary Assembly (APA) tersebut.
Berbicara tentang hubungan antara Korea Utara dan Turki, dia berujar; ”Hanya ada sedikit pertukaran kunjungan bersama, tapi saya pikir ini adalah awal yang baik.”
“Saya yakin dan saya percaya bahwa Turki dapat melakukannya dengan baik. Saya terkesan oleh keramahan Turki dan dengan cara Parlemen Turki telah menjalankan pleno penting ini."
Turki tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Korut sampai tahun 2001. Namun, hal itu berubah setelah Ankara secara resmi mengakui Korea Utara—yang secara resmi dikenal sebagai Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK)—pada tahun 2001.
Sementara pihak Ankara yang diwakili oleh kedutaan besarnya di Seoul, Korea Selatan, mengatakan masalah diplomatik Pyongyang dengan Turki ditangani melalui misinya di Bulgaria.
(mas)