Mnangagwa Dilantik Sebagai Presiden Zimbabwe 24 November

Kamis, 23 November 2017 - 12:42 WIB
Mnangagwa Dilantik Sebagai Presiden Zimbabwe 24 November
Mnangagwa Dilantik Sebagai Presiden Zimbabwe 24 November
A A A
HARARE - Mantan Wakil Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa akan dilantik sebagai presiden pada Jumat (24/11/2017) setelah pengunduran diri Robert Mugabe.

Ketua Parlemen Zimbabwe Jacob Mudenda mengumumkan hal itu kemarin. Dia menjelaskan, partai berkuasa Zanu PF telah menginformasikan kepada Mnangagwa bahwa dia telah dinominasikan mengisi kekosongan kursi presiden. Itu artinya, Mnangagwa akan menggantikan Mugabe yang telah berkuasa 37 tahun.

Mugabe mundur setelah militer mengambil alih kontrol ibukota Harare. Mnangagwa mengasingkan diri ke luar negeri setelah Mugabe memecatnya dua pekan lalu. Pemecatan Mnangagwa membuat militer mengambilalih Harare dan memaksa Mugabe mundur. Mnangagwa pulang dari pengasingan dan mendarat di Pangkalan Udara Manyame di Harare pukul 6 sore waktu setempat.

Kejatuhan Mugabe terjadi tiba-tiba setelah pahlawan kemerdekaan itu memimpin Zimbabwe sejak negara itu mer deka dari Inggris pada 1980. Pria 93 tahun itu sempat me nolak mundur selama sepekan setelah militer mengambil alih kontrol. Meski demikian, tekanan terus muncul dari Zanu PF hingga akhirnya Mugabe mundur pada Selasa (21/11/2017).

Pengunduran diri Mugabe terjadi setelah parlemen memulai proses pemakzulan sebagai satu-satunya cara yang legal untuk memecatnya. Warga tampak menari dijalanan Harare dan membunyikan klakson mobil saat berita Mugabe mundur itu muncul.

Beberapa orang membawa poster Mnangagwa dan panglima militer Jenderal Constantino Chiwenga. Mugabe membawa Zimbabwe dari kondisi yang relatif sejahtera menuju krisis ekonomi setelah pengambilalihan paksa lahan pertanian milik kulit putih di akhir abad ini.

Merosotnya devisa dari sektor pertanian dan hiperinflasi semakin menyeret Zimbabwe dalam krisis ekonomi. Banyak negara Barat yang menuduh Mugabe melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan melakukan kecurangan pemilu. Barat menerapkan berbagai sanksi pada awal 2000-an hingga memperburuk krisis ekonomi Zimbabwe.

Meski ada investasi baru dari China, sebagian besar rakyat Zimbabwe sekitar 16 juta jiwa masih miskin. Mereka pun mengalami kekurangan mata uang dan tingkat pengangguran sangat tinggi. Jika Mnangagwa dapat mengatasi krisis ekonomi, menggelar pemilu bersih tahun depan dan mendapatkan dukungan bilateral dari Barat, investasi baru dapat mulai mengalir ke negara itu.

”Transisi dari Mugabe ke Mnangagwa dapat menandai perubahan positif dan besar serta menempatkan Zimbabwe kembali pada radar investor asing,” papar kepala riset ekuitas di bank pasar negara berkembang Exotix Capital Hasnain Malik, di kutip kantor berita Reuters.

”Banyak bahan pasar perbatasan hebat ada di Zimbabwe, yakni human capital, infrastruktur, sumber daya alam, dan diaspora,” ujar Malik. Meski demikian, ada keraguan tentang langkah reformasi Mnangagwa.

Meski Barat memusuhi Mugabe, Mnangagwa menjadi kepala keamanan internal pada era 1980-an saat Mugabe mengerahkan pasukan yang melawan pemberontakan yang menewaskan 20.000 warga sipil, menurut data kelompok hak asasi manusia. (Muh Shamil)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6444 seconds (0.1#10.140)