Victoria, Putri Bersahaja dari Swedia
A
A
A
PUTRI Victoria juga dikenal dengan selera berpakaian yang pintar dan tentu saja modis. Gaya berpakaiannya tidak kalah dengan beberapa bangsawan kerajaan modern lainnya, seperti Kate Middleton, Ratu Letizia dari Spanyol, dan Ratu Rania dari Yordania.
Ini terlihat saat kunjungannya ke Jepang pada April lalu. Dia tampil berbeda dengan pakaian yang sangat chic. Sebagai advokat untuk Sustainable Development Goals United Nations, dia menghabiskan beberapa hari perjalanan keliling negeri, termasuk berhenti di Shiogama untuk mengunjungi Kuil Shinto dan bersantap dengan keluarga kerajaan Jepang di Tokyo.
Jadwal tur yang sibuk berarti harus siap bergonta-ganti pakaian dan berkesempatan untuk menampilkan desain Skandinavia terbaik. Saat hadir dalam panel tentang pembangunan berkelanjutan, dia memilih kemewahan dalam gaun hitam H & M dengan motif bunga.
Saat kunjungan ke Kedutaan Swedia, putri berusia 40 tahun ini memamerkan gaun koktail Camilla Thulin yang berwarnawarni. Sementara perjalanan ke Pasar Ikan Tsukiji memungkinkan momen santai dengan memakai mantel Stylein kotak-kotak dan blus Tiger of Sweden, dipadukan tas bergaya messenger sederhana dan sepatu Adidas Stan Smiths.
Victoria juga memiliki bakat untuk mengenakan potongan yang sama dengan cara yang berbeda. Dia bisa tampil menarik dan berbeda dari beberapa potongan bergaya kuno. Seperti gaun renda Elie Saab yang berwarna seperti ikan salmon saat melakukan pertemuan dengan Kaisar Akihito.
Gaun ini didapatkan saat pembaptisan keponakan Pangeran Alexander pada September lalu. Dia juga pernah terlihat mengenakan gaun polkadot biru tua dan merah dengan dasi syal. Gaun ini milik ibunya, Ratu Silvia, yang dikenakan pada 1978. Victoria adalah bukti nyata jika keanggunan lawas tidak pernah ketinggalan gaya.
Selain pintar bergaya, Putri Victoria juga dianggap merakyat, membumi, sederhana, dan bisa menampilkan citra Swedia dengan lebih baik. Dikutip Royal Central, jajak pendapat terbaru yang dilakukan Pollsters Sifo untuk majalah Swedia Svensk Damtidning, menunjukkan jika Putri Victoria adalah anggota keluarga kerajaan Swedia yang paling populer di sana.
Ini menguatkan jajak pendapat sejak 2011. Dikutip Bussiness Insider, jajak pendapat tersebut menemukan bahwa 72% responden memiliki kepercayaan besar terhadap Putri Victoria.
Putri mahkota kelahiran 14 Juli 1977 ini merupakan anak pertama Raja Carl XVI Gustaf dan Ratu Siliva. Victoria adalah anggota Royal House of Bernadotte dan lahir sebagai Putri Swedia. Pada 1979, dia ditunjuk sebagai putri mahkota dan menjadi yang pertama di garis suksesi secara resmi pada 1980.
Ketika berusia 18 tahun, Victoria bertindak sebagai kepala negara saat raja berada di luar negeri dan dia membuat pidato publik pertamanya. Jika saatnya tiba nanti, Putri Victoria akan menjadi Raja Swedia ke-70, raja wanita ketiga dalam sejarah Kerajaan Swedia dan yang pertama sejak 1720.
Victoria diketahui sempat belajar di Yale University di New Haven, Connecticut, Amerika Serikat. Victoria bertugas sebagai pekerja magang di Kedutaan Besar Swedia di Washington DC. Dia juga menyelesaikan pelatihan tentara dasar di Swedish Armed Forces International Center (Swedint).
Dia juga sempat mendaftarkan diri di Program Diplomat Kementerian Luar Negeri sejak 2006-2007, kemudian lulus dari Universitas Uppsala pada 2009. Saat ini Putri Victoria memiliki jadwal yang cukup padat, termasuk menghadiri acara makan malam resmi dan menerima kunjungan pejabat dari luar negeri.
Dia juga menghadiri Dewan Penasihat Urusan Luar Negeri dan Dewan Informasi dengan para menteri pemerintah dan mengambil tanggung jawab di kerajaan bila diperlukan. Dia juga telah melakukan banyak perjalanan dinas ke luar negeri sebagai perwakilan Swedia.
Bertarung Melawan Disleksia, Anoreksia, Dan Kecemasan
Seorang putri mahkota kerajaan belum tentu punya kehidupan sempurna seperti yang dikira banyak orang. Misalnya saja Putri Victoria yang mengaku pernah melalui masa-masa sulit saat masih muda. Dia mengaku kerap mengalami perundungan di sekolah karena disleksia. "Dulu saya menganggap saya bodoh dan lamban," katanya dalam wawancara menjelang ulang tahunnya ke-40 tahun di televisi Swedia, TV4.
Dia ingat teman sekelasnya sering meledek ketidakmampuannya membaca dengan suara keras. Disleksia memang diketahui dialami anggota kerajaan lainnya. Ayahnya, Raja Carl XVI Gustaf, juga mengalami disleksia. Meski dia mendapat banyak dukungan di rumah, lingkungan sekolah tetap menjadi tempat yang paling sulit baginya.
Putri Victoria akhirnya mengatasi masalahnya dengan bekerja keras di luar sekolah dengan tutor pribadi yang dipekerjakan keluarga kerajaan. Victoria mengaku tekanan ini semakin berat saat dia mengemban tugas kerajaan pada usia 18 tahun. Tekanan ini pun akhirnya memicu gangguan makan atau anoreksia.
"Saya ingin terus melakukannya setiap waktu dan terus menjadi jauh lebih banyak daripada yang bisa saya lakukan secara realistis," ungkapnya. Saat itu istana mengumumkan bahwa Victoria menderita kelainan makan pada November 1997 ketika sang putri berusia 20 tahun dan akan memulai kuliah di Universitas Uppsala di Swedia.
Pengumuman ini dikeluarkan tidak lama setelah Victoria terlihat begitu kurus saat tampil di muka umum. Melihat hal ini, raja dan ratu pun mencari perawatan di Amerika Serikat untuk menyembuhkan Victoria. Di sana, dia mendapat bantuan profesional yang mengajarkannya untuk mengemukakan perasan sehingga bisa menetapkan batas dan tidak terlalu memaksakan diri.
"Saya perlu mengenal diri sendiri, menemukan di mana keterbatasan saya, tidak selalu menekan diri saya terlalu banyak," ungkapnya, dikutip People. Kini ibu dua anak itu mengaku sudah sembuh dari disleksia dan anoreksia. Namun, dia masih dibayangi masalah kecemasan.
Perannya yang tinggi di kerajaan juga semakin menambah beban kecemasannya. Menurut Telegraph, saat ini dia masih dibantu berbagai jenis alat bantu dan belajar bagaimana mengelolanya agar tingkat kecemasannya tidak terlalu tinggi. "Tapi ini tidak sepenuhnya negatif karena juga bisa memberi semangat untuk terus berkembang dan melakukan yang terbaik. Itulah yang mendorong saya untuk membantu Swedia," ungkapnya.
Dia mengatakan, semua foto sempurna yang diunggah di media sosial dan harapan segala sesuatu harus dipoles telah memberi tekanan pada anak muda yang memiliki masalah kesehatan mental.
Menikahi Pelatih Kebugaran Pribadi
Sebelum menikah, kisah asmara Putri Victoria dan suaminya, Daniel Westling, ternyata penuh liku. Hubungan yang dibangun lama, yaitu delapan tahun, ditambah penyakit yang mendera Daniel dan berbagai kontroversi tentang etiket pernikahan ikut mewarnai kisah cinta mereka.
Sebelum berkeluarga, Putri Victoria dianggap sebagai anggota keluarga kerajaan yang senang memberontak. Salah satunya ketika dia mengabaikan peraturan tidak tertulis dan memutuskan menikah dengan kekasihnya yang berprofesi sebagai pelatih kebugaran pribadi atau personal trainer.
Putri Victoria bertemu Daniel di pusat kebugaran di Stockholm saat dia pulih dari gangguan makan atau anoreksia. Ketika mereka mulai berkencan, baik teman maupun keluarganya tidak menyetujui hubungannya, termasuk ayahnya, Raja Carl XVI Gustaf.
Dikutip The Guardian, Raja Carl XVI Gustaf menolak gagasan Putri Victoria yang ingin menikahi orang biasa, meskipun dahulu raja juga menikahi orang biasa. Daniel dianggap tidak sepadan dengan sang putri. Daniel diketahui bekerja sebagai seorang instruktur kebugaran yang tumbuh di sebuah desa kecil. Tantangan tidak berhenti sampai di situ karena Daniel membutuhkan transplantasi untuk mengatasi kelainan ginjal bawaan.
Namun, Putri Victoria tidak putus asa. Dia terus membujuk keluarga kerajaan untuk mengenali hubungannya dengan orang biasa. Akhirnya setelah berpacaran selama delapan tahun dan perpisahan singkat pada 2004, mereka menikah dalam sebuah upacara epik bagaikan kisah dongeng pada 2010.
Kala itu, 500 juta pemirsa televisi di seluruh Eropa menyaksikan pernikahan yang menghabiskan dana sekitar 1,7 juta pound sterling (Rp30 miliar) di Katedral Stockholm yang telah direnovasi secara khusus. Dikutip Observer, rumor mengatakan bahwa Daniel mendapat banyak pelatihan untuk menjadi seorang bangsawan. Dia diberi tutor bahasa, yakni belajar bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman untuk mempersiapkannya bepergian ke luar negeri, kelas etiket dan public relation yang memastikan dia akan terlihat bagus di muka umum, terlebih ketika sang istri akan menjadi raja di kemudian hari.
Tidak hanya pelatihan profesional yang dilakukan, pihak istana juga menghabiskan jutaan poundsterling untuk merombak penampilan Daniel. Rambutnya yang ikal diubah menjadi lurus dan licin, mengganti kacamata yang berpenampilan biasa dengan kacamata rancangan desainer ternama, serta melatihnya dalam etiket dan obrolan kecil multibahasa.
Dengan semua bekal ini, Pangeran Daniel diharapkan mendukung Victoria yang akan menjadi Ratu Swedia pada masa depan. Dia juga diharuskan menjual jaringan studio kebugarannya.
Pesta Ulang Tahun Selama Dua Hari
Juli lalu, tepatnya tanggal 14, Putri Victoria merayakan hari kelahirannya yang ke-40 tahun. Perayaan pun berlangsung meriah selama dua hari di banyak bagian negara Nordik.
Pesta tersebut dimulai di ibu kota dengan sebuah layanan ucapan terima kasih Te Deum di Kapel Royal di Istana Stockholm pada pukul 10.00 waktu setempat. Dikutip Daily Mail, Putri Victoria tampak berseri-seri dalam gaun putih yang dilapisi kupu-kupu yang disulam dan dipadukan dengan warna pink dan emas.
Kemudian, dia memberikan sentuhan akhir dengan sepatu berhak putih dan clutch berwarna nude. Setelah itu, sang putri menerima hadiah dari pengunjung di kebun terdekat. Semua anggota kerajaan pun hadir, mulai Raja Carl XVI Gustaf, Ratu Silvia, sang suami Pangeran Daniel Westling, serta kedua anak mereka yaitu Putri Estelle dan Pangeran Oscar.
Selain itu, para adik, yakni Pangeran Carl Philip, beserta istri, Putri Sofia, dan anak mereka, Pangeran Alexander dan Pangeran Gabriel, juga hadir. Ada juga Putri Madeleine dan suami, Pangeran Christopher ONeill, bersama kedua anak mereka, yakni Putri Leonore dan Pangeran Nicolas.
Bersama pihak kerajaan, perwakilan Pemerintah Swedia dan Riksdag ikut hadir dalam perayaan tersebut. Dilansir The Local, pada siang hari, sebuah senapan militer ditembakkan dari Skeppsholmen dan dari empat posisi lain di Swedia sebelum Putri Victoria dan keluarganya pergi ke Royal Stables dengan kereta kuda melalui pusat Kota Stockholm.
Pada malam hari digelar gala tradisional di Borgholm di Pulau Oland, Swedia Selatan. Keesokan harinya di Istana Solliden, semua masyarakat diundang untuk merayakannya bersama sang putri. Masyarakat juga diberi kesempatan mengucapkan selamat ulang tahun sambil berjabat tangan dengan Putri.
Sementara itu, secara pribadi, keluarga kerajaan merayakan ulang tahun Victoria dengan resepsi di taman istana. Putri Victoria juga menerima hadiah dari perdana menteri, presiden, dan pejabat pemerintah setempat. Satu bulan sebelumnya, perayaan ini sudah mulai terasa ketika pihak istana mengeluarkan foto atau potret resmi Putri Mahkota Victoria.
Ini terlihat saat kunjungannya ke Jepang pada April lalu. Dia tampil berbeda dengan pakaian yang sangat chic. Sebagai advokat untuk Sustainable Development Goals United Nations, dia menghabiskan beberapa hari perjalanan keliling negeri, termasuk berhenti di Shiogama untuk mengunjungi Kuil Shinto dan bersantap dengan keluarga kerajaan Jepang di Tokyo.
Jadwal tur yang sibuk berarti harus siap bergonta-ganti pakaian dan berkesempatan untuk menampilkan desain Skandinavia terbaik. Saat hadir dalam panel tentang pembangunan berkelanjutan, dia memilih kemewahan dalam gaun hitam H & M dengan motif bunga.
Saat kunjungan ke Kedutaan Swedia, putri berusia 40 tahun ini memamerkan gaun koktail Camilla Thulin yang berwarnawarni. Sementara perjalanan ke Pasar Ikan Tsukiji memungkinkan momen santai dengan memakai mantel Stylein kotak-kotak dan blus Tiger of Sweden, dipadukan tas bergaya messenger sederhana dan sepatu Adidas Stan Smiths.
Victoria juga memiliki bakat untuk mengenakan potongan yang sama dengan cara yang berbeda. Dia bisa tampil menarik dan berbeda dari beberapa potongan bergaya kuno. Seperti gaun renda Elie Saab yang berwarna seperti ikan salmon saat melakukan pertemuan dengan Kaisar Akihito.
Gaun ini didapatkan saat pembaptisan keponakan Pangeran Alexander pada September lalu. Dia juga pernah terlihat mengenakan gaun polkadot biru tua dan merah dengan dasi syal. Gaun ini milik ibunya, Ratu Silvia, yang dikenakan pada 1978. Victoria adalah bukti nyata jika keanggunan lawas tidak pernah ketinggalan gaya.
Selain pintar bergaya, Putri Victoria juga dianggap merakyat, membumi, sederhana, dan bisa menampilkan citra Swedia dengan lebih baik. Dikutip Royal Central, jajak pendapat terbaru yang dilakukan Pollsters Sifo untuk majalah Swedia Svensk Damtidning, menunjukkan jika Putri Victoria adalah anggota keluarga kerajaan Swedia yang paling populer di sana.
Ini menguatkan jajak pendapat sejak 2011. Dikutip Bussiness Insider, jajak pendapat tersebut menemukan bahwa 72% responden memiliki kepercayaan besar terhadap Putri Victoria.
Putri mahkota kelahiran 14 Juli 1977 ini merupakan anak pertama Raja Carl XVI Gustaf dan Ratu Siliva. Victoria adalah anggota Royal House of Bernadotte dan lahir sebagai Putri Swedia. Pada 1979, dia ditunjuk sebagai putri mahkota dan menjadi yang pertama di garis suksesi secara resmi pada 1980.
Ketika berusia 18 tahun, Victoria bertindak sebagai kepala negara saat raja berada di luar negeri dan dia membuat pidato publik pertamanya. Jika saatnya tiba nanti, Putri Victoria akan menjadi Raja Swedia ke-70, raja wanita ketiga dalam sejarah Kerajaan Swedia dan yang pertama sejak 1720.
Victoria diketahui sempat belajar di Yale University di New Haven, Connecticut, Amerika Serikat. Victoria bertugas sebagai pekerja magang di Kedutaan Besar Swedia di Washington DC. Dia juga menyelesaikan pelatihan tentara dasar di Swedish Armed Forces International Center (Swedint).
Dia juga sempat mendaftarkan diri di Program Diplomat Kementerian Luar Negeri sejak 2006-2007, kemudian lulus dari Universitas Uppsala pada 2009. Saat ini Putri Victoria memiliki jadwal yang cukup padat, termasuk menghadiri acara makan malam resmi dan menerima kunjungan pejabat dari luar negeri.
Dia juga menghadiri Dewan Penasihat Urusan Luar Negeri dan Dewan Informasi dengan para menteri pemerintah dan mengambil tanggung jawab di kerajaan bila diperlukan. Dia juga telah melakukan banyak perjalanan dinas ke luar negeri sebagai perwakilan Swedia.
Bertarung Melawan Disleksia, Anoreksia, Dan Kecemasan
Seorang putri mahkota kerajaan belum tentu punya kehidupan sempurna seperti yang dikira banyak orang. Misalnya saja Putri Victoria yang mengaku pernah melalui masa-masa sulit saat masih muda. Dia mengaku kerap mengalami perundungan di sekolah karena disleksia. "Dulu saya menganggap saya bodoh dan lamban," katanya dalam wawancara menjelang ulang tahunnya ke-40 tahun di televisi Swedia, TV4.
Dia ingat teman sekelasnya sering meledek ketidakmampuannya membaca dengan suara keras. Disleksia memang diketahui dialami anggota kerajaan lainnya. Ayahnya, Raja Carl XVI Gustaf, juga mengalami disleksia. Meski dia mendapat banyak dukungan di rumah, lingkungan sekolah tetap menjadi tempat yang paling sulit baginya.
Putri Victoria akhirnya mengatasi masalahnya dengan bekerja keras di luar sekolah dengan tutor pribadi yang dipekerjakan keluarga kerajaan. Victoria mengaku tekanan ini semakin berat saat dia mengemban tugas kerajaan pada usia 18 tahun. Tekanan ini pun akhirnya memicu gangguan makan atau anoreksia.
"Saya ingin terus melakukannya setiap waktu dan terus menjadi jauh lebih banyak daripada yang bisa saya lakukan secara realistis," ungkapnya. Saat itu istana mengumumkan bahwa Victoria menderita kelainan makan pada November 1997 ketika sang putri berusia 20 tahun dan akan memulai kuliah di Universitas Uppsala di Swedia.
Pengumuman ini dikeluarkan tidak lama setelah Victoria terlihat begitu kurus saat tampil di muka umum. Melihat hal ini, raja dan ratu pun mencari perawatan di Amerika Serikat untuk menyembuhkan Victoria. Di sana, dia mendapat bantuan profesional yang mengajarkannya untuk mengemukakan perasan sehingga bisa menetapkan batas dan tidak terlalu memaksakan diri.
"Saya perlu mengenal diri sendiri, menemukan di mana keterbatasan saya, tidak selalu menekan diri saya terlalu banyak," ungkapnya, dikutip People. Kini ibu dua anak itu mengaku sudah sembuh dari disleksia dan anoreksia. Namun, dia masih dibayangi masalah kecemasan.
Perannya yang tinggi di kerajaan juga semakin menambah beban kecemasannya. Menurut Telegraph, saat ini dia masih dibantu berbagai jenis alat bantu dan belajar bagaimana mengelolanya agar tingkat kecemasannya tidak terlalu tinggi. "Tapi ini tidak sepenuhnya negatif karena juga bisa memberi semangat untuk terus berkembang dan melakukan yang terbaik. Itulah yang mendorong saya untuk membantu Swedia," ungkapnya.
Dia mengatakan, semua foto sempurna yang diunggah di media sosial dan harapan segala sesuatu harus dipoles telah memberi tekanan pada anak muda yang memiliki masalah kesehatan mental.
Menikahi Pelatih Kebugaran Pribadi
Sebelum menikah, kisah asmara Putri Victoria dan suaminya, Daniel Westling, ternyata penuh liku. Hubungan yang dibangun lama, yaitu delapan tahun, ditambah penyakit yang mendera Daniel dan berbagai kontroversi tentang etiket pernikahan ikut mewarnai kisah cinta mereka.
Sebelum berkeluarga, Putri Victoria dianggap sebagai anggota keluarga kerajaan yang senang memberontak. Salah satunya ketika dia mengabaikan peraturan tidak tertulis dan memutuskan menikah dengan kekasihnya yang berprofesi sebagai pelatih kebugaran pribadi atau personal trainer.
Putri Victoria bertemu Daniel di pusat kebugaran di Stockholm saat dia pulih dari gangguan makan atau anoreksia. Ketika mereka mulai berkencan, baik teman maupun keluarganya tidak menyetujui hubungannya, termasuk ayahnya, Raja Carl XVI Gustaf.
Dikutip The Guardian, Raja Carl XVI Gustaf menolak gagasan Putri Victoria yang ingin menikahi orang biasa, meskipun dahulu raja juga menikahi orang biasa. Daniel dianggap tidak sepadan dengan sang putri. Daniel diketahui bekerja sebagai seorang instruktur kebugaran yang tumbuh di sebuah desa kecil. Tantangan tidak berhenti sampai di situ karena Daniel membutuhkan transplantasi untuk mengatasi kelainan ginjal bawaan.
Namun, Putri Victoria tidak putus asa. Dia terus membujuk keluarga kerajaan untuk mengenali hubungannya dengan orang biasa. Akhirnya setelah berpacaran selama delapan tahun dan perpisahan singkat pada 2004, mereka menikah dalam sebuah upacara epik bagaikan kisah dongeng pada 2010.
Kala itu, 500 juta pemirsa televisi di seluruh Eropa menyaksikan pernikahan yang menghabiskan dana sekitar 1,7 juta pound sterling (Rp30 miliar) di Katedral Stockholm yang telah direnovasi secara khusus. Dikutip Observer, rumor mengatakan bahwa Daniel mendapat banyak pelatihan untuk menjadi seorang bangsawan. Dia diberi tutor bahasa, yakni belajar bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman untuk mempersiapkannya bepergian ke luar negeri, kelas etiket dan public relation yang memastikan dia akan terlihat bagus di muka umum, terlebih ketika sang istri akan menjadi raja di kemudian hari.
Tidak hanya pelatihan profesional yang dilakukan, pihak istana juga menghabiskan jutaan poundsterling untuk merombak penampilan Daniel. Rambutnya yang ikal diubah menjadi lurus dan licin, mengganti kacamata yang berpenampilan biasa dengan kacamata rancangan desainer ternama, serta melatihnya dalam etiket dan obrolan kecil multibahasa.
Dengan semua bekal ini, Pangeran Daniel diharapkan mendukung Victoria yang akan menjadi Ratu Swedia pada masa depan. Dia juga diharuskan menjual jaringan studio kebugarannya.
Pesta Ulang Tahun Selama Dua Hari
Juli lalu, tepatnya tanggal 14, Putri Victoria merayakan hari kelahirannya yang ke-40 tahun. Perayaan pun berlangsung meriah selama dua hari di banyak bagian negara Nordik.
Pesta tersebut dimulai di ibu kota dengan sebuah layanan ucapan terima kasih Te Deum di Kapel Royal di Istana Stockholm pada pukul 10.00 waktu setempat. Dikutip Daily Mail, Putri Victoria tampak berseri-seri dalam gaun putih yang dilapisi kupu-kupu yang disulam dan dipadukan dengan warna pink dan emas.
Kemudian, dia memberikan sentuhan akhir dengan sepatu berhak putih dan clutch berwarna nude. Setelah itu, sang putri menerima hadiah dari pengunjung di kebun terdekat. Semua anggota kerajaan pun hadir, mulai Raja Carl XVI Gustaf, Ratu Silvia, sang suami Pangeran Daniel Westling, serta kedua anak mereka yaitu Putri Estelle dan Pangeran Oscar.
Selain itu, para adik, yakni Pangeran Carl Philip, beserta istri, Putri Sofia, dan anak mereka, Pangeran Alexander dan Pangeran Gabriel, juga hadir. Ada juga Putri Madeleine dan suami, Pangeran Christopher ONeill, bersama kedua anak mereka, yakni Putri Leonore dan Pangeran Nicolas.
Bersama pihak kerajaan, perwakilan Pemerintah Swedia dan Riksdag ikut hadir dalam perayaan tersebut. Dilansir The Local, pada siang hari, sebuah senapan militer ditembakkan dari Skeppsholmen dan dari empat posisi lain di Swedia sebelum Putri Victoria dan keluarganya pergi ke Royal Stables dengan kereta kuda melalui pusat Kota Stockholm.
Pada malam hari digelar gala tradisional di Borgholm di Pulau Oland, Swedia Selatan. Keesokan harinya di Istana Solliden, semua masyarakat diundang untuk merayakannya bersama sang putri. Masyarakat juga diberi kesempatan mengucapkan selamat ulang tahun sambil berjabat tangan dengan Putri.
Sementara itu, secara pribadi, keluarga kerajaan merayakan ulang tahun Victoria dengan resepsi di taman istana. Putri Victoria juga menerima hadiah dari perdana menteri, presiden, dan pejabat pemerintah setempat. Satu bulan sebelumnya, perayaan ini sudah mulai terasa ketika pihak istana mengeluarkan foto atau potret resmi Putri Mahkota Victoria.
(amm)