Saudi Sebut Libanon Deklarasikan Perang, RI Khawatirkan Nasib WNI
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Indonesia menuturkan, mereka terus memantau perkembangan situasi di kawasan Timur Tengah, dalam hal ini antara Arab Saudi dan Libanon. Hal ini dilakukan setelah Menteri Urusan Teluk Saudi Thamer al-Sbhan menyebutkan bahwa Libanon telah menyatakan perang terhadap Saudi.
Kemlu RI, melalui siaran pers yang diterima Sindonews pada Minggu (12/11), menuturkan perkembangan yang ada membuat mereka mengkhawatirkan keamanan dan keselamatan WNI, baik di Libanon ataupun yang berada di Saudi.
"Selain terus mengamati perkembangan situasi, Kemlu juga terus melakukan langkah antisipasi, antara lain dengan mendata ulang WNI yang berada di Libanon dan mengintesifkan komunikasi dengan KBRI Beirut," ucapnya.
Setidaknya ada 115 WNI di Libanon saat ini, termasuk di dalamnya keluarga staf KBRI dan pelajar atau mahasiswa. Selain itu, terdapat pula 1.296 orang pasukan perdamaian PBB asal Indonesia yang ditempatkan di sana.
"Keamanan Libanon bukan hanya penting bagi WNI di Libanon, akan tetapi juga bagi sekitar 1.000 WNI yang masih berada di Suriah. Sebagaimana diketahui, Libanon merupakan satu-satunya pintu yang aman dari Suriah saat ini," ungkapnya.
"Saat berlangsungnya konflik di Suriah pada tahun2012-2014, sekurangnya terdapat 7.000 tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja di Suriah di evakuasi ke Libanon, dan ditampung di KBRI Beirut sebelum diterbangkan kembali ke Indonesia," tukasnya.
Kemlu RI, melalui siaran pers yang diterima Sindonews pada Minggu (12/11), menuturkan perkembangan yang ada membuat mereka mengkhawatirkan keamanan dan keselamatan WNI, baik di Libanon ataupun yang berada di Saudi.
"Selain terus mengamati perkembangan situasi, Kemlu juga terus melakukan langkah antisipasi, antara lain dengan mendata ulang WNI yang berada di Libanon dan mengintesifkan komunikasi dengan KBRI Beirut," ucapnya.
Setidaknya ada 115 WNI di Libanon saat ini, termasuk di dalamnya keluarga staf KBRI dan pelajar atau mahasiswa. Selain itu, terdapat pula 1.296 orang pasukan perdamaian PBB asal Indonesia yang ditempatkan di sana.
"Keamanan Libanon bukan hanya penting bagi WNI di Libanon, akan tetapi juga bagi sekitar 1.000 WNI yang masih berada di Suriah. Sebagaimana diketahui, Libanon merupakan satu-satunya pintu yang aman dari Suriah saat ini," ungkapnya.
"Saat berlangsungnya konflik di Suriah pada tahun2012-2014, sekurangnya terdapat 7.000 tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja di Suriah di evakuasi ke Libanon, dan ditampung di KBRI Beirut sebelum diterbangkan kembali ke Indonesia," tukasnya.
(esn)