Kualitas Udara di New Delhi Buruk, Setara Orang Merokok 50 Batang Sehari
A
A
A
NEW DELHI - Warga ibu kota India, New Delhi, mulai panik seiring dengan peningkatan polusi yang membahayakan kesehatan. Banyak masyarakat mulai menggunakan masker untuk menghadapi asap tebal. Jarak pandang akibat polusi juga sangatlah terbatas.
Tingkat polusi udara di New Delhi mencapai 30 kali lipat dari batas standar polusi yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Asosiasi Medis India (IMA) mendeklarasikan status medis di negara bagian ibu kota India itu. Mereka menyarankan pemerintah bertindak secepatnya untuk menanggulangi gangguan asap tersebut. IMA juga menyarankan agar acara maraton yang akan digelar pada bulan ini digagalkan karena faktor polusi.
"Tingkat kualitas udara itu sama seperti orang merokok 50 batang dalam sehari," kata Arvind Kumar, pakar bedah dada di Rumah Sakit Sir Ganga Ram, dilansir Reuters. "Dia mengungkapkan, kita berada dalam status darurat negara bagian. Sekolah harus ditutup. Kita harus menurunkan tingkat polusi," ungkapnya.
Jika tidak, kata Kumar, umur semua penduduk New Delhi akan semakin pendek. Kemudian, Menteri Besar Delhi Arvind Kejriwal langsung bergerak cepat. "Saya memerintahkan menteri pendidikan untuk mempertimbangkan penutupan sekolah selama beberapa hari," ungkapnya dilansir BBC.
Badan Kontrol Polusi Pusat India menyatakan, indeks kualitas udara kemarin menunjukkan tingkat bahaya. "Pada tingkat bahaya, kesehatan orang akan terkena dampak serius," demikian keterangan mereka.
Polusi di New Delhi itu diakibatkan musim dingin, di mana banyak petani di negara bagian tetangga, Punjab dan Haryana, membakar sisa panen di sawah mereka. Para aktivis mengungkapkan praktik tersebut seharusnya dihentikan agar polusi bisa dihentikan. Faktor kecepatan angin yang rendah, ditambah dengan debu konstruksi, pembakaran sampah di New Delhi, dan petasan yang digunakan di festival, juga menyumbang tingkat polusi yang semakin meningkat.
Pemerintah memberlakukan rencana untuk memerangi polusi. Pemerintah India berencana membatasi jumlah mobil di jalanan dan menutup pembangkit listrik. Tahun lalu, pelarangan jumlah mobil yang beroperasi di jalanan mulai diuji coba. Namun, langkah tersebut belum menunjukkan dampak serius.
Asap tebal yang menyelimuti ibu kota itu juga membuat mata warga mengalami iritasi. Di beberapa bagian di Delhi, menurut Kedutaan Besar Amerika Serikat di India, menunjukkan kualitas udara juga sangat buruk.
Tingkat polusi udara di New Delhi mencapai 30 kali lipat dari batas standar polusi yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Asosiasi Medis India (IMA) mendeklarasikan status medis di negara bagian ibu kota India itu. Mereka menyarankan pemerintah bertindak secepatnya untuk menanggulangi gangguan asap tersebut. IMA juga menyarankan agar acara maraton yang akan digelar pada bulan ini digagalkan karena faktor polusi.
"Tingkat kualitas udara itu sama seperti orang merokok 50 batang dalam sehari," kata Arvind Kumar, pakar bedah dada di Rumah Sakit Sir Ganga Ram, dilansir Reuters. "Dia mengungkapkan, kita berada dalam status darurat negara bagian. Sekolah harus ditutup. Kita harus menurunkan tingkat polusi," ungkapnya.
Jika tidak, kata Kumar, umur semua penduduk New Delhi akan semakin pendek. Kemudian, Menteri Besar Delhi Arvind Kejriwal langsung bergerak cepat. "Saya memerintahkan menteri pendidikan untuk mempertimbangkan penutupan sekolah selama beberapa hari," ungkapnya dilansir BBC.
Badan Kontrol Polusi Pusat India menyatakan, indeks kualitas udara kemarin menunjukkan tingkat bahaya. "Pada tingkat bahaya, kesehatan orang akan terkena dampak serius," demikian keterangan mereka.
Polusi di New Delhi itu diakibatkan musim dingin, di mana banyak petani di negara bagian tetangga, Punjab dan Haryana, membakar sisa panen di sawah mereka. Para aktivis mengungkapkan praktik tersebut seharusnya dihentikan agar polusi bisa dihentikan. Faktor kecepatan angin yang rendah, ditambah dengan debu konstruksi, pembakaran sampah di New Delhi, dan petasan yang digunakan di festival, juga menyumbang tingkat polusi yang semakin meningkat.
Pemerintah memberlakukan rencana untuk memerangi polusi. Pemerintah India berencana membatasi jumlah mobil di jalanan dan menutup pembangkit listrik. Tahun lalu, pelarangan jumlah mobil yang beroperasi di jalanan mulai diuji coba. Namun, langkah tersebut belum menunjukkan dampak serius.
Asap tebal yang menyelimuti ibu kota itu juga membuat mata warga mengalami iritasi. Di beberapa bagian di Delhi, menurut Kedutaan Besar Amerika Serikat di India, menunjukkan kualitas udara juga sangat buruk.
(amm)