Putin: Zona Konflik Jadi Ladang Bisnis bagi Beberapa Pihak
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut zona konflik telah menjadi ladang bisnis baru beberapa pihak. Menurutnya, zona konflik dijadikan tempat untuk jual beli senjata, baik secara legal maupun ilegal.
"Ada kesan bahwa zona "hotspot" dan zona konflik telah menjadi semacam bisnis yang menguntungkan, sebuah jaringan skema abu-abu untuk memasok senjata ke negara-negara dan wilayah-wilayah dengan situasi militer dan politik yang tidak stabil," ucap Putin.
"Ekspor senjata merupakan tanggung jawab besar bagi negara manapun, dan sangat penting bagi semua peserta pasar global untuk memahami hal itu," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (7/11).
Putin lalu menyuarakan kekhawatiran bahwa beberapa pembuat senjata melupakan norma, dan prinsip hukum internasional dengan mengirimkan senjata ke apa yang disebu dengan "oposisi moderat" di Suriah, yang pada akhirnya jatuh ke tangan teroris.
Pemimpin Rusia itu kemudian menegaskan, Rusia akan berusaha sekuat mungkin agar senjata yang mereka jual digunakan oleh pihak yang tepat, dan digunakan secara bertanggung jawab.
"Rusia berkomitmen kuat untuk memenuhi kewajibannya dalam memerangi terorisme, secara bertanggung jawab mendekati pilihan rekannya, serta memantau bagaimana penerima menggunakan peralatan dan senjata kita," tukasnya.
"Ada kesan bahwa zona "hotspot" dan zona konflik telah menjadi semacam bisnis yang menguntungkan, sebuah jaringan skema abu-abu untuk memasok senjata ke negara-negara dan wilayah-wilayah dengan situasi militer dan politik yang tidak stabil," ucap Putin.
"Ekspor senjata merupakan tanggung jawab besar bagi negara manapun, dan sangat penting bagi semua peserta pasar global untuk memahami hal itu," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (7/11).
Putin lalu menyuarakan kekhawatiran bahwa beberapa pembuat senjata melupakan norma, dan prinsip hukum internasional dengan mengirimkan senjata ke apa yang disebu dengan "oposisi moderat" di Suriah, yang pada akhirnya jatuh ke tangan teroris.
Pemimpin Rusia itu kemudian menegaskan, Rusia akan berusaha sekuat mungkin agar senjata yang mereka jual digunakan oleh pihak yang tepat, dan digunakan secara bertanggung jawab.
"Rusia berkomitmen kuat untuk memenuhi kewajibannya dalam memerangi terorisme, secara bertanggung jawab mendekati pilihan rekannya, serta memantau bagaimana penerima menggunakan peralatan dan senjata kita," tukasnya.
(esn)