Korut Sebut AS Pemimpin Gangster yang Berlatih Serangan Nuklir
A
A
A
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) bereaksi menanggapi manuver jet Amerika Serikat (AS), Jepang dan Korea Selatan (Korsel) yang terbang di dekat Semenanjung Korea. Manuver itu dalam rangka persiapan kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Asia.
Korut menyebut AS seperti gangster yang gila-gilaan membuat ancaman serangan nuklir. Korut menganggap manuver dua pembom strategis B-1B Lancer AS, yang dikawal jet tempur Jepang dan Korsel sebagai latihan nuklir yang mengancam.
Baca Juga: Jelang Kunjungan Trump, 2 Bomber B-1B AS Manuver di Dekat Korea
"AS telah melakukan sebuah demonstrasi serangan nuklir mengejutkan yang menargetkan DPRK," bunyi pernyataan Pyongyang menggunakan nama singkatan dari nama resmi negara itu.
"Kenyataan tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa imperialis AS seperti gangster yang merperburuk situasi di Semenanjung Korea dan berusaha untuk memicu perang nuklir," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari NBC news, Jumat (3/11/2017).
Tuduhan tersebut muncul saat Presiden AS Donald Trump bersiap untuk berangkat tur lima negara, selama 10 hari di Asia yang dirancang untuk memperkuat kemitraan diplomatik dan ekonomi sambil menentang ancaman nuklir Korut.
Penasihat keamanan nasional Trump, H.R. McMaster, mengatakan kepada wartawan bahwa dunia "kehabisan waktu" untuk menghadapi ancaman dari Korut.
Baca Juga: Donald Trump: Dunia Kehabisan Waktu Tangani Krisis Nuklir Korut
Korut telah lama menuduh AS berusaha untuk menghancurkannya, dan pada gilirannya telah mengancam untuk menghancurkan AS.
Namun seorang pembelot profil tinggi mengatakan kepada Kongres minggu ini bahwa Korut sekarang tengah sensitifitas tinggi, siap untuk menekan tombol hanya dengan sedikit provokasi.
"Jika ada suara api atau bom atau serangan dari orang Amerika, artileri dan rudal jarak pendek Korut akan menyala menghantam Korea Selatan," kata pembelot, Thae Yong Ho, kepada Komite Urusan Luar Negeri DPR.
Baca Juga: Pembelot Korut: AS Serang Pyongyang, Korsel Target Pembalasan
Korut telah melakukan beberapa uji coba rudal balistik tahun ini yang bertentangan dengan resolusi PBB. Uji coba itu termasuk dua uji coba rudal balistik antar benua yang menurut para ahli menunjukkan bahwa sebuah rudal dapat menjangkau sebagian wilayah AS.
Korut menyebut AS seperti gangster yang gila-gilaan membuat ancaman serangan nuklir. Korut menganggap manuver dua pembom strategis B-1B Lancer AS, yang dikawal jet tempur Jepang dan Korsel sebagai latihan nuklir yang mengancam.
Baca Juga: Jelang Kunjungan Trump, 2 Bomber B-1B AS Manuver di Dekat Korea
"AS telah melakukan sebuah demonstrasi serangan nuklir mengejutkan yang menargetkan DPRK," bunyi pernyataan Pyongyang menggunakan nama singkatan dari nama resmi negara itu.
"Kenyataan tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa imperialis AS seperti gangster yang merperburuk situasi di Semenanjung Korea dan berusaha untuk memicu perang nuklir," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari NBC news, Jumat (3/11/2017).
Tuduhan tersebut muncul saat Presiden AS Donald Trump bersiap untuk berangkat tur lima negara, selama 10 hari di Asia yang dirancang untuk memperkuat kemitraan diplomatik dan ekonomi sambil menentang ancaman nuklir Korut.
Penasihat keamanan nasional Trump, H.R. McMaster, mengatakan kepada wartawan bahwa dunia "kehabisan waktu" untuk menghadapi ancaman dari Korut.
Baca Juga: Donald Trump: Dunia Kehabisan Waktu Tangani Krisis Nuklir Korut
Korut telah lama menuduh AS berusaha untuk menghancurkannya, dan pada gilirannya telah mengancam untuk menghancurkan AS.
Namun seorang pembelot profil tinggi mengatakan kepada Kongres minggu ini bahwa Korut sekarang tengah sensitifitas tinggi, siap untuk menekan tombol hanya dengan sedikit provokasi.
"Jika ada suara api atau bom atau serangan dari orang Amerika, artileri dan rudal jarak pendek Korut akan menyala menghantam Korea Selatan," kata pembelot, Thae Yong Ho, kepada Komite Urusan Luar Negeri DPR.
Baca Juga: Pembelot Korut: AS Serang Pyongyang, Korsel Target Pembalasan
Korut telah melakukan beberapa uji coba rudal balistik tahun ini yang bertentangan dengan resolusi PBB. Uji coba itu termasuk dua uji coba rudal balistik antar benua yang menurut para ahli menunjukkan bahwa sebuah rudal dapat menjangkau sebagian wilayah AS.
(ian)