Korut Kembali Sebut Trump Orang Gila

Rabu, 01 November 2017 - 11:33 WIB
Korut Kembali Sebut Trump Orang Gila
Korut Kembali Sebut Trump Orang Gila
A A A
SEOUL - Korea Utara (Korut) kembali memanaskan situasi di Semenanjung Korea jelang tur Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, ke Asia. Negara tertutup itu kembali menyebut Trump sebagai orang yang mempunyai gangguan mental yang tidak dapat disembuhkan.

Trump dan pemimpin Korut, Kim Jong-un, telah berbalas pantun tentang ancaman perang dan penghinaan pribadi terhadap satu sama lain dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini meningkatkan kekhawatiran tentang potensi konflik di semenanjung Korea yang terbelah.

Presiden AS dijadwalkan berada di Asia pada akhir pekan dan menjelang kedatangannya, kantor berita KCNA yang dikelola Korut mengecam retorika yang tidak bertanggung jawab dan agresif oleh "penguasa invektif".

"Dia benar-benar membutuhkan obat untuk menyembuhkan gangguan psikisnya," tulis KCNA seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (1/11/2017).

AS telah menempatkan aset militer utama termasuk jet tempur dan kapal induk di dekat semenanjung Korea setelah uji coba nuklir keenam Korea pada bulan September. AS juga terlibat penuh atas sanksi kedelapan yang ditetapkan PBB terhadap negara yang terisolasi tersebut.

KCNA menggambarkan sanksi tersebut sebagai upaya putus asa yang akan terbukti tidak efektif dan retorika Trump yang bermusuhan sebagai gejala spasmodik histeris.

"Trump mengungkapkan sifat sebenarnya sebagai maniak perang nuklir di dunia dan didiagnosis menderita gangguan mental yang tidak dapat disembuhkan," tulis KCNA.

Rencana perjalanan Trump termasuk Jepang, Korea Selatan (Korsel), China, Vietnam dan Filipina, mengandung pesan yang jelas ditujukan kepada Korut dan Kim Jong-un.

Pyongyang mengatakan bahwa pihaknya membutuhkan senjata nuklir untuk mempertahankan diri dari kemungkinan invasi oleh AS.

Selama kunjungan 7-8 November ke Korsel - sekutu keamanan Washington yang menjadi tuan rumah bagi 28.500 tentara AS - Trump dijadwalkan untuk menghadiri parlemen Seoul dan mengunjungi sebuah pangkalan militer AS. Namun ia tidak akan pergi ke Zona Demiliterisasi yang memisahkan dua Korea.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3888 seconds (0.1#10.140)