Buru Anak Kim Jong-nam, China Tahan Dua Pembunuh Asal Korut

Selasa, 31 Oktober 2017 - 10:58 WIB
Buru Anak Kim Jong-nam,...
Buru Anak Kim Jong-nam, China Tahan Dua Pembunuh Asal Korut
A A A
BEIJING - Dua anggota tim pembunuh asal Korea Utara (Korut) dilaporkan ditangkap di Beijing. Mereka berencana untuk menghabisi Kim Han-sol, putra dari Kim Jong-nam yang tewas di racun di sebuah bandara di Malaysia pada bulan Februari lalu.

Mengutip sumber-sumber Korut, surat kabar Korea Selatan (Korsel) JoongAng Ilbo mengatakan bahwa tujuh agen telah terlibat dalam rencana pembunuhan Kim Han-sol. Han-sol sendiri tidak lain adalah keponakan dari diktator Kim Jong-un yang di masa lalu telah mengkritik rezim tersebut di Pyongyang.

"Operasi khusus milik tim pengintai Korea Utara menembus China untuk membunuh Kim Han-sol, namun beberapa di antaranya ditangkap pekan lalu oleh Kementerian Keamanan Nasional China dan saat ini sedang diselidiki di fasilitas di luar Beijing," kata sumber tersebut seperti di nukil Telegraph dari media tersebut, Selasa (31/10/2017).

Tidak ada informasi yang diberikan mengenai keberadaan anggota tim yang tersisa, yang tampaknya terdiri dari unit tindakan, kelompok pendukung dan unit yang dirancang untuk mengidentifikasi lokasi Kim Han-sol dan menghambat pencarian apapun.

Pihak berwenang China dilaporkan mendeteksi plot tersebut selama tindakan pengamanan yang meningkat di sekitar Kongres Nasional Partai Komunis ke-19 di Beijing, yang berlangsung selama tujuh hari mulai 18 Oktober.

Upaya menelusuri kehidupan Kim Han-sol diketahui saat dua wanita, asal Indonesia dan Vietnam, diadili di Malaysia atas pembunuhan ayahnya Kim Jong-nam. Jong-nam tewas di bandara Kuala Lumpur pada bulan Februari setelah kedua wanita itu mengoleskan gas syaraf VX di wajahnya.

Sejak penangkapan mereka, keduanya mengatakan kepada polisi bahwa mereka telah didekati oleh orang-orang yang mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan ambil bagian dalam lelucon untuk sebuah program televisi.

Setelah kematian ayahnya, Kim Han-sol bersembunyi dengan ibu dan adik perempuannya, yang tampaknya dibantu oleh sebuah organisasi bayangan bernama Cheollima Civil Defence.

Dalam sebuah video yang dirilis di YouTube, Han-sol mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada mereka yang telah membantunya melarikan diri ke negara lain - tanpa menyebutkan nama.

Dalam sebuah pernyataan, kelompok Pertahanan Sipil Cheollima mengatakan bahwa pihaknya pada bulan Februari menanggapi sebuah permintaan darurat oleh orang-orang yang selamat dari keluarga Kim Jong-nam untuk ekstraksi dan perlindungan.

"Ketiga anggota keluarga tersebut bertemu dengan cepat dan pindah ke tempat yang aman," katanya, menambahkan bahwa tidak ada informasi yang akan diberikan mengenai keberadaan keluarga saat ini.

Pernyataan tersebut juga mengungkapkan rasa syukurnya kepada pemerintah China, Belanda, Amerika Serikat dan pemerintah keempat yang tetap tidak disebutkan namanya.

Ada kemungkinan Kim Han-sol dan keluarganya tetap tinggal di China di bawah perlindungan Beijing, yang juga memperpanjang perlindungan bagi ayahnya saat berada di negara tersebut. Ada anggapan bahwa Beijing melihat Kim Jong-nam sebagai pemimpin potensial Korut jika saudara tirinya digulingkan.

Para analis percaya, kewaspadaan terhadapa ancaman dari Kim Jong-nam membuat Kim Jong-un memerintahkan pembunuhannya. Namun, Pyonyang membantah tuduhan tersebut.

Dengan Kim Jong-nam meninggal, Kim Han-sol adalah satu dari sedikit garis darah yang tersisa ke satu-satunya komunitas komunis turun temurun di dunia dan satu-satunya di luar Korut.

Meski baru berusia 20-an tahun, Kim Han-sol tampaknya orang yang sangat berbeda dengan pemimpin Korut saat ini.

Dia kemungkinan telah menimbulkan kemarahan pamannya setelah menggambarkan Jong-un sebagai "diktator" dalam sebuah wawancara dengan sebuah stasiun televisi Finlandia pada tahun 2012. Dia menambahkan bahwa ambisinya adalah untuk membantu rakyat Korut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0924 seconds (0.1#10.140)