Pantau Militer Pyongyang, Kapal Induk AS Dekati Korut
A
A
A
SEOUL - Kapal induk bertenaga nuklir Amerika Serikat (AS), USS Ronald Reagan, patroli mendekati wilayah Korea Utara (Korut) di kawasan lepas pantai Semenanjung Korea. Patroli bersama angkatan laut Korea Selatan ini untuk memantau pergerakan militer Pyongyang.
Aktivitas kapal induk Pentagon ini dilaporkan wartawan Reuters yang ikut berada di atas kapal pada hari Kamis.
”Perilaku berbahaya dan agresif oleh Korea Utara menyangkut semua orang di dunia,” kata Laksamana Muda Marc Dalton, komandan armada tempur AS yang dipimpin kapal USS Ronald Reagan.
”Kami telah menjelaskannya dengan latihan ini, dan banyak lainnya, bahwa kami siap untuk membela (Korea Selatan),” ujarnya, yang dilansir Jumat (20/10/2017).
Korea Utara nekat menguji rudal balistik dan senjata nuklir meski terus mendapat tekanan internasional untuk melakukan denuklirisasi. Pyongyang merasa memiliki nuklir sebagai pencegah agresi musuh adalah haknya.
Patroli kapal induk itu dijalankan menjelang kunjungan Presiden AS Donald Trump ke beberapa negara Asia dari 3 sampai 14 November. Beberapa negara Asia yang akan disambangi Trump antara lain; Jepang, Korea Selatan, China, Vietnam, Filipina dan wilayah Hawaii.
Khusus rencana kunjungan Trump ke Korea Selatan, muncul pertanyaan yang memicu perdebatan di internal pemerintah AS, yakni perlu tidaknya Trump mengunjungi zona demiliterisasi yang membagi kedua Korea. Beberapa staf Gedung Putih seperti dilaporkan The Washington Post, mulai khawatir bahw presiden Trump mungkin tidak aman di zona tersebut.
Pada hari Senin, Kim In-yong, seorang pejabat diplomatik Korea Utara untuk PBB, mengatakan kepada Majelis Umum PBB bahwa perang nuklir dapat terjadi kapan saja. Keesokan harinya, Wakil Menteri Luar Negeri AS John Sullivan mengatakan perundingan langsung dengan Korea Utara tidak dikesampingkan.
Aktivitas kapal induk Pentagon ini dilaporkan wartawan Reuters yang ikut berada di atas kapal pada hari Kamis.
”Perilaku berbahaya dan agresif oleh Korea Utara menyangkut semua orang di dunia,” kata Laksamana Muda Marc Dalton, komandan armada tempur AS yang dipimpin kapal USS Ronald Reagan.
”Kami telah menjelaskannya dengan latihan ini, dan banyak lainnya, bahwa kami siap untuk membela (Korea Selatan),” ujarnya, yang dilansir Jumat (20/10/2017).
Korea Utara nekat menguji rudal balistik dan senjata nuklir meski terus mendapat tekanan internasional untuk melakukan denuklirisasi. Pyongyang merasa memiliki nuklir sebagai pencegah agresi musuh adalah haknya.
Patroli kapal induk itu dijalankan menjelang kunjungan Presiden AS Donald Trump ke beberapa negara Asia dari 3 sampai 14 November. Beberapa negara Asia yang akan disambangi Trump antara lain; Jepang, Korea Selatan, China, Vietnam, Filipina dan wilayah Hawaii.
Khusus rencana kunjungan Trump ke Korea Selatan, muncul pertanyaan yang memicu perdebatan di internal pemerintah AS, yakni perlu tidaknya Trump mengunjungi zona demiliterisasi yang membagi kedua Korea. Beberapa staf Gedung Putih seperti dilaporkan The Washington Post, mulai khawatir bahw presiden Trump mungkin tidak aman di zona tersebut.
Pada hari Senin, Kim In-yong, seorang pejabat diplomatik Korea Utara untuk PBB, mengatakan kepada Majelis Umum PBB bahwa perang nuklir dapat terjadi kapan saja. Keesokan harinya, Wakil Menteri Luar Negeri AS John Sullivan mengatakan perundingan langsung dengan Korea Utara tidak dikesampingkan.
(mas)