Pemimpin Catalonia Deklarasikan Kemerdekaan Atas Spanyol
A
A
A
BARCELONA - Pemimpin Catalan, Carles Puigdemont dan para politisi wilayah otonom Spanyol itu menandatangani sebuah dokumen yang menyatakan kemerdekaan Cataloniadari Spanyol. Namun, tidak jelas apakah dokumen tersebut memiliki nilai legal.
"Catalonia mengembalikan kedaulatannya hari ini," bunyi dokumen tersebut, yang disebut "Deklarasi Perwakilan Catalonia", seperti dilansir Reuters pada Rabu (11/10).
"Kami meminta semua negara bagian dan organisasi internasional untuk mengenali Republik Catalan sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Kami meminta pemerintah Catalan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memungkinkan dan sepenuhnya efektif deklarasi kemerdekaan ini dan tindakan yang tercantum dalam undang-undang transisi yang mendirikan republik ini," sambungnya.
Sebelum menyampaikan deklarasi kemerdekaan, Puigdemont menyatakan masyarakat Catalonia berhak untuk merdeka dari Spanyol, dan mendesak pemerintah Spanyol untuk menghormati pilihan warga Catalonia.
Terkait dengan realisasi dokumen kemerdekaan itu, Puigdemont menuturkan untuk sementara waktu dia akan menunda realisasi dokumen itu. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan dialog dengan pemerintah Spanyol.
"Saya berasumsi, bahwa Catalonia harus menjadi negara merdeka dalam bentuk republik. Saya mengusulkan untuk menunda efek deklarasi kemerdekaan untuk melakukan pembicaraan guna mencapai solusi yang telah disepakati," ungkapnya.
Deklarasi, sekaligus penandatanganan dokumen kemerdekaan ini sendiri dilakukan setelah Puigdemont menyampaikan pidato di depan Parlemen Catalonia, yang memang sedang membahas proses melepaskan diri dari Spanyol. Mahkamah Agung (MA) Spanyol sendiri sebelumnya telah melarang bergulirnya sidang di Parlemen Catalonia tersebut.
Sementara itu, ketua Partai Altertif Jerman (AfD), Jorg Meuthen menyatakan, pisahnya Catalonia dari Spanyol akan menyebabkan efek domino di kawasan Eropa. Dia menyebut akan banyak wilayah di Eropa yang menyuarkan kemerdekaan.
"Catalonia mengembalikan kedaulatannya hari ini," bunyi dokumen tersebut, yang disebut "Deklarasi Perwakilan Catalonia", seperti dilansir Reuters pada Rabu (11/10).
"Kami meminta semua negara bagian dan organisasi internasional untuk mengenali Republik Catalan sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Kami meminta pemerintah Catalan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memungkinkan dan sepenuhnya efektif deklarasi kemerdekaan ini dan tindakan yang tercantum dalam undang-undang transisi yang mendirikan republik ini," sambungnya.
Sebelum menyampaikan deklarasi kemerdekaan, Puigdemont menyatakan masyarakat Catalonia berhak untuk merdeka dari Spanyol, dan mendesak pemerintah Spanyol untuk menghormati pilihan warga Catalonia.
Terkait dengan realisasi dokumen kemerdekaan itu, Puigdemont menuturkan untuk sementara waktu dia akan menunda realisasi dokumen itu. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan dialog dengan pemerintah Spanyol.
"Saya berasumsi, bahwa Catalonia harus menjadi negara merdeka dalam bentuk republik. Saya mengusulkan untuk menunda efek deklarasi kemerdekaan untuk melakukan pembicaraan guna mencapai solusi yang telah disepakati," ungkapnya.
Deklarasi, sekaligus penandatanganan dokumen kemerdekaan ini sendiri dilakukan setelah Puigdemont menyampaikan pidato di depan Parlemen Catalonia, yang memang sedang membahas proses melepaskan diri dari Spanyol. Mahkamah Agung (MA) Spanyol sendiri sebelumnya telah melarang bergulirnya sidang di Parlemen Catalonia tersebut.
Sementara itu, ketua Partai Altertif Jerman (AfD), Jorg Meuthen menyatakan, pisahnya Catalonia dari Spanyol akan menyebabkan efek domino di kawasan Eropa. Dia menyebut akan banyak wilayah di Eropa yang menyuarkan kemerdekaan.
(esn)