Ribuan Dompet dan Ponsel Ditemukan di Lokasi Pembantaian Las Vegas
A
A
A
LAS VEGAS - Ribuan dompet, ponsel dan berbagai barang pribadi ditinggalkan pemiliknya di lokasi konser musik di Las Vegas saat penembakan massal terjadi pekan lalu. Biro Investigasi Federal (FBI) kini mulai mengembalikan barang-barang pribadi yang ditemukan di lokasi pembantaian massal.
Stephen Paddock, 64, dengan beberapa senapan semi-otomatis mengumbar tembakan dari kamar lantai 32 di Mandalay Bay Resort and Casino dengan target kerumunan penonton konser Route 91 Harvest yang berada di dekat hotel tersebut.
Penembakan pada 1 Oktober malam itu menewaskan 58 orang dan lebih dari 500 lainnya terluka. Paddock ditemukan tewas di kamar hotel yang diduga bunuh diri usai beraksi.
FBI dan polisi Las Vegas hingga kini belum berhasil mengungkap motif penembakan massal paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat (AS) modern.
”Kami melewati bagian tanggapan dari insiden mengerikan ini,” kata Manajer Darurat Clark County John Steinbeck pada sebuah konferensi pers. ”Kami sekarang sedang dalam pemulihan,” katanya lagi, seperti dikutip Reuters, Senin (9/10/2017).
Untuk menghormati korban, pada hari Minggu malam, lampu marquee yang dinyalakan di sepanjang Las Vegas Strip redup selama 11 menit dari pukul 22.05 sampai 22.16 waktu setempat. Durasi itu sesuai dengan jeda penembakan massal.
Tidak seperti banyak pelaku penembakan massal mematikan lainnya, Paddock tidak meninggalkan catatan bunuh diri. Dia juga tidak meninggalkan manifesto. Menurut polisi, rekaman dan pesan terkait aksinya juga tidak ditemukan di akun media sosialnya.
Pada hari Minggu, tim konselor menyebar ke seluruh kota, menghadiri kebaktian gereja dan berkumpul di sebuah pusat bantuan keluarga yang didirikan di Las Vegas Convention Center. Tim Palang Merah juga masih bekerja melayani para korban.
”Seminggu ini, banyak orang telah mati rasa,” kata juru bicara Palang Merah Bill Fortune, yang terbang dari Colorado untuk membantu usaha pemulihan para korban. ”Beberapa dari krisis emosional itu baru saja muncul hari ini, di mana orang tidak bisa bangun dari tempat tidur. Orang-orang telah mengatakan bahwa mereka tidak dapat berada di keramaian.”
Menurut pihak berwenang AS, proses pengembalian barang-barang pribadi yang ditemukan di lokasi pembantaian massal akan memakan waktu berminggu-minggu. FBI bahkan harus membagi tempat kejadian perkara (TKP) menjadi empat kuadra karena saking banyaknya ponsel, ransel, dompet dan barang-barang pribadi lainnya.
Sebelum diserahkan, barang-barang itu harus dibersihkan dari darah dan zat lainnya. Pihak berwenang juga mulai mengembalikan kendaraan yang ditinggalkan pemiliknya di tempat konser.
Stephen Paddock, 64, dengan beberapa senapan semi-otomatis mengumbar tembakan dari kamar lantai 32 di Mandalay Bay Resort and Casino dengan target kerumunan penonton konser Route 91 Harvest yang berada di dekat hotel tersebut.
Penembakan pada 1 Oktober malam itu menewaskan 58 orang dan lebih dari 500 lainnya terluka. Paddock ditemukan tewas di kamar hotel yang diduga bunuh diri usai beraksi.
FBI dan polisi Las Vegas hingga kini belum berhasil mengungkap motif penembakan massal paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat (AS) modern.
”Kami melewati bagian tanggapan dari insiden mengerikan ini,” kata Manajer Darurat Clark County John Steinbeck pada sebuah konferensi pers. ”Kami sekarang sedang dalam pemulihan,” katanya lagi, seperti dikutip Reuters, Senin (9/10/2017).
Untuk menghormati korban, pada hari Minggu malam, lampu marquee yang dinyalakan di sepanjang Las Vegas Strip redup selama 11 menit dari pukul 22.05 sampai 22.16 waktu setempat. Durasi itu sesuai dengan jeda penembakan massal.
Tidak seperti banyak pelaku penembakan massal mematikan lainnya, Paddock tidak meninggalkan catatan bunuh diri. Dia juga tidak meninggalkan manifesto. Menurut polisi, rekaman dan pesan terkait aksinya juga tidak ditemukan di akun media sosialnya.
Pada hari Minggu, tim konselor menyebar ke seluruh kota, menghadiri kebaktian gereja dan berkumpul di sebuah pusat bantuan keluarga yang didirikan di Las Vegas Convention Center. Tim Palang Merah juga masih bekerja melayani para korban.
”Seminggu ini, banyak orang telah mati rasa,” kata juru bicara Palang Merah Bill Fortune, yang terbang dari Colorado untuk membantu usaha pemulihan para korban. ”Beberapa dari krisis emosional itu baru saja muncul hari ini, di mana orang tidak bisa bangun dari tempat tidur. Orang-orang telah mengatakan bahwa mereka tidak dapat berada di keramaian.”
Menurut pihak berwenang AS, proses pengembalian barang-barang pribadi yang ditemukan di lokasi pembantaian massal akan memakan waktu berminggu-minggu. FBI bahkan harus membagi tempat kejadian perkara (TKP) menjadi empat kuadra karena saking banyaknya ponsel, ransel, dompet dan barang-barang pribadi lainnya.
Sebelum diserahkan, barang-barang itu harus dibersihkan dari darah dan zat lainnya. Pihak berwenang juga mulai mengembalikan kendaraan yang ditinggalkan pemiliknya di tempat konser.
(mas)