Obama Menyebut Korut sebagai Ancaman Nyata
A
A
A
SAO PAULO - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengatakan, Korea Utara (Korut) merupakan “ancaman nyata”. Menurutnya, diplomasi adalah solusi terbaik bukan kekuatan militer.
Komentar Obama disampaikan pada hari Kamis dalam acara Global Citizen Forum di Sao Paulo, Brasil, yang dihadiri oleh sekitar 600 pebisnis.
Itu adalah acara pribadi dan pers tidak diberi akses. Tapi jaringan stasiun televisi Globo milik Brasil menyiarkan sebagian pidatonya.
Dalam pidatonya, mantan presiden AS tersebut mengatakan bahwa toleransi, keragaman, pluralisme dan supremasi hukum harus dipupuk agar manusia dapat maju.
Obama juga mengingatkan publik untuk hati-hati dalam menggunakan internet karena selain bisa menyebarkan pengetahuan, juga menyebarkan kebencian.
Sebelumnya, laporan penelitian Johns Hopkins University’s School of Advanced International Studies memperingatkan dampak mengerikan jika Korut menembakkan bom nuklir ke Tokyo dan Seoul ketika ketegangan di Semenanjung Korea memuncak. Laporan itu memprediksi sekitar 2,1 juta orang di dua kota itu akan terbunuh bom nuklir Pyongyang diluncurkan.
Selain bisa membunuh 2,1 juta orang, serangan senjata mengerikan itu juga berpotensi menyebabkan 7,7 juta orang lainnya terluka. Laporan penelitian itu telah dipublikasikan di situs 38 North, hari Kamis.
“Sejarah penuh dengan 'aktor rasional' terlalu salah perhitungan, terutama dalam situasi krisis,” kata Michael J Zagurek Jr, penulis laporan tersebut. Menurutnya, tes senjata nuklir dan rudal Pyongyang yang lain dapat memicu reaksi bermusuhan dari Amerika Serikat (AS), yang pada akhirnya mendorong sebuah serangan nuklir dari rezim Korea Utara yang dipimpin Kim Jong-un.
Angka perkiraan kematian dari penelitian yang ditulis Zagurek ini dengan mempertimbangkan bahwa rezim Kim Jong-un memiliki 25 hulu ledak nuklir. Seoul dan Tokyo berpotensi jadi target utama karena menjadi sekutu utama Washington dan jaraknya dekat dengan Pyongyang.
Zagurek memberikan perkiraan tingkat korban dari 20 persen, 50 persen dan 80 persen ketika rudal Korut dengan hulu ledak nuklir diluncurkan ke beberapa target. Angka kematian 2,1 juta orang dan angka korban luka 7,7 juta jiwa itu merupakan perkiraan yang teparah.
Komentar Obama disampaikan pada hari Kamis dalam acara Global Citizen Forum di Sao Paulo, Brasil, yang dihadiri oleh sekitar 600 pebisnis.
Itu adalah acara pribadi dan pers tidak diberi akses. Tapi jaringan stasiun televisi Globo milik Brasil menyiarkan sebagian pidatonya.
Dalam pidatonya, mantan presiden AS tersebut mengatakan bahwa toleransi, keragaman, pluralisme dan supremasi hukum harus dipupuk agar manusia dapat maju.
Obama juga mengingatkan publik untuk hati-hati dalam menggunakan internet karena selain bisa menyebarkan pengetahuan, juga menyebarkan kebencian.
Sebelumnya, laporan penelitian Johns Hopkins University’s School of Advanced International Studies memperingatkan dampak mengerikan jika Korut menembakkan bom nuklir ke Tokyo dan Seoul ketika ketegangan di Semenanjung Korea memuncak. Laporan itu memprediksi sekitar 2,1 juta orang di dua kota itu akan terbunuh bom nuklir Pyongyang diluncurkan.
Selain bisa membunuh 2,1 juta orang, serangan senjata mengerikan itu juga berpotensi menyebabkan 7,7 juta orang lainnya terluka. Laporan penelitian itu telah dipublikasikan di situs 38 North, hari Kamis.
“Sejarah penuh dengan 'aktor rasional' terlalu salah perhitungan, terutama dalam situasi krisis,” kata Michael J Zagurek Jr, penulis laporan tersebut. Menurutnya, tes senjata nuklir dan rudal Pyongyang yang lain dapat memicu reaksi bermusuhan dari Amerika Serikat (AS), yang pada akhirnya mendorong sebuah serangan nuklir dari rezim Korea Utara yang dipimpin Kim Jong-un.
Angka perkiraan kematian dari penelitian yang ditulis Zagurek ini dengan mempertimbangkan bahwa rezim Kim Jong-un memiliki 25 hulu ledak nuklir. Seoul dan Tokyo berpotensi jadi target utama karena menjadi sekutu utama Washington dan jaraknya dekat dengan Pyongyang.
Zagurek memberikan perkiraan tingkat korban dari 20 persen, 50 persen dan 80 persen ketika rudal Korut dengan hulu ledak nuklir diluncurkan ke beberapa target. Angka kematian 2,1 juta orang dan angka korban luka 7,7 juta jiwa itu merupakan perkiraan yang teparah.
(mas)