Israel Klaim Gagalkan Rencana Serangan Teroris di Yerusalem
A
A
A
TEL AVIV - Israel mengaku telah berhasil menggagalkan sebuah rencana yang disusun oleh dua orang Arab-Israel yang berniat melancarkan serangan di tempat suci di Yerusalem. Tel Aviv menyebut, keduanya adalah simpatisan ISIS.
Dinas keamanan Israel, Shin Bet menyatakan, tersangka adalah pria berusia 26 dan 16 tahun. Shin Bet juga mengatakan, keduanya tinggal dekat pelaku penyerangan terhadap petugas keamanan Israel pada pertengahan Juli lalu.
"Kedua tersangka ditahan karena mendukung ideologi pembunuhan ISIS dan serangan teroris dimaksudkan untuk menunjukan ekspresi atas hal ini," kata Shin Bet, seperti dilansir Reuters pada Kamis (28/9).
"Mereka mememiliki pistol dan merencanakan serangan senjata di Bukit Bait Suci di Yerusalem, serangan yang serupa dengan yang terjadi pada 14 Juli lalu," sambungnya tanpa menjelaskan lebih jauh.
Yerusalem sendiri adalah kota suci bagi tiga agama, yakni Islam, Yahudi, dan Kristen. Israel merebut Yerusalem Timur, termasuk Kota Tua dan kompleks suci, dalam perang Timur Tengah 1967. Mereka mencaplok area tersebut dalam sebuah langkah yang belum pernah diakui secara internasional.
Dinas keamanan Israel, Shin Bet menyatakan, tersangka adalah pria berusia 26 dan 16 tahun. Shin Bet juga mengatakan, keduanya tinggal dekat pelaku penyerangan terhadap petugas keamanan Israel pada pertengahan Juli lalu.
"Kedua tersangka ditahan karena mendukung ideologi pembunuhan ISIS dan serangan teroris dimaksudkan untuk menunjukan ekspresi atas hal ini," kata Shin Bet, seperti dilansir Reuters pada Kamis (28/9).
"Mereka mememiliki pistol dan merencanakan serangan senjata di Bukit Bait Suci di Yerusalem, serangan yang serupa dengan yang terjadi pada 14 Juli lalu," sambungnya tanpa menjelaskan lebih jauh.
Yerusalem sendiri adalah kota suci bagi tiga agama, yakni Islam, Yahudi, dan Kristen. Israel merebut Yerusalem Timur, termasuk Kota Tua dan kompleks suci, dalam perang Timur Tengah 1967. Mereka mencaplok area tersebut dalam sebuah langkah yang belum pernah diakui secara internasional.
(esn)