AS Minta Penyebutan Pangkalan Militer di Israel Diubah
A
A
A
TEL AVIV - Pejabat militer Israel, Brigadir Jenderal Zvi Haimovitch menyatakan, Amerika Serikat (AS) telah membuka pangkalan militer permanen di negaranya. Ini adalah kali pertama AS membangun pangkalan militer permanen di Israel.
"Basis ini akan terus berada di sini. Ini adalah pertama kalinya kami memiliki bendera Amerika yang berkibar di basis IDF," kata Haimovitch, merujuk pada pasukan pertahanan Israel, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (21/9).
Namun, pernyataan yang dimuat di laman resmi IDF itu direvisi tidak lama kemudian. Dalam pernyataan lanjutan yang dikeluarkannya, disebutkan bahwa bukan pangkalan militer, melainkan hanya fasilitas militer AS di Israel.
Seorang sumber militer Israel dalam sebuah pernyataan kepada media Israel, The Times of Israel menuturkan, perwakilan militer AS telah menghubungi IDF untuk meminta perubahan dalam ungkapan.
Pejabat AS dilaporkan merasa berkewajiban mengoreksi pernyataan militer Israel, karena adanya perbedaan hukum, yakni sebuah "pangkalan militer" memiliki status hukum yang berbeda dengan "fasilitas militer".
Israel sendiri merupakan salah satu mitra utama AS di kawasan Timur Tengah. Mantan Presiden AS Geroger W. Bush menunjuk Israel sebagai sekutu utama non-NATO (MNNA) pada tahun 1989. MNNA lainnya adalah Australia, Mesir, Jepang, Korea Selatan, Yordania, Selandia Baru, Argentina, Bahrain, Filipina, Thailand, Taiwan, Kuwait, Maroko, Pakistan, Afghanistan dan Tunisia.
"Basis ini akan terus berada di sini. Ini adalah pertama kalinya kami memiliki bendera Amerika yang berkibar di basis IDF," kata Haimovitch, merujuk pada pasukan pertahanan Israel, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (21/9).
Namun, pernyataan yang dimuat di laman resmi IDF itu direvisi tidak lama kemudian. Dalam pernyataan lanjutan yang dikeluarkannya, disebutkan bahwa bukan pangkalan militer, melainkan hanya fasilitas militer AS di Israel.
Seorang sumber militer Israel dalam sebuah pernyataan kepada media Israel, The Times of Israel menuturkan, perwakilan militer AS telah menghubungi IDF untuk meminta perubahan dalam ungkapan.
Pejabat AS dilaporkan merasa berkewajiban mengoreksi pernyataan militer Israel, karena adanya perbedaan hukum, yakni sebuah "pangkalan militer" memiliki status hukum yang berbeda dengan "fasilitas militer".
Israel sendiri merupakan salah satu mitra utama AS di kawasan Timur Tengah. Mantan Presiden AS Geroger W. Bush menunjuk Israel sebagai sekutu utama non-NATO (MNNA) pada tahun 1989. MNNA lainnya adalah Australia, Mesir, Jepang, Korea Selatan, Yordania, Selandia Baru, Argentina, Bahrain, Filipina, Thailand, Taiwan, Kuwait, Maroko, Pakistan, Afghanistan dan Tunisia.
(esn)