Duterte Bakal Habisi Anaknya Jika Terlibat Narkoba
A
A
A
MANILA - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, mengatakan akan membunuh anaknya jika tuduhan perdagangan narkoba terhadapnya terbukti. Ia pun menegaskan polisi yang melakukan penangkapan terhadap anaknya akan dilindungi dari tuntutan hukum.
Paolo Duterte membantah tuduhan politisi oposisi sebelum munculnya sebuah penyelidikan oleh senat Filipina. Ia membantah dirinya adalah anggota triad China yang membantu menyelundupkan kristal methamphetamine dari China.
Baca Juga: Dituduh Impor Sabu Rp1,6 Triliun, Putra Duterte Mengelak
Presiden Duterte tidak mengacu pada tuduhan tersebut secara khusus namun mengulangi pernyataannya dari kampanye pemilihan tahun lalu bahwa tidak ada anak-anaknya yang terlibat dalam narkoba. Namun, ia menegaskan, mereka akan menghadapi hukuman yang paling keras jika melakukannya.
"Saya katakan sebelum perintah saya adalah: 'Jika saya memiliki anak-anak yang terlibat obat-obatan terlarang, saya akan bunuh mereka agar orang tidak mengatakan apa-apa'," kata Duterte dalam sebuah pidato di hadapan pegawai pemerintah di istana kepresidenan di Manila.
"Jadi saya memberi tahu Pulong (nama panggilan Paolo): "Perintah saya adalah membunuh Anda jika Anda tertangkap, dan saya akan melindungi polisi yang membunuh Anda, jika memang benar," tegasnya seperti dikutip dari Independent, Kamis (21/9/2017).
Duterte memenangkan pemilihan presiden Filipina dengan platform hukum dan orde brutal di mana dia menjanjikan sebuah kampanye yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia berjanji untuk memberantas obat-obatan terlarang di masyarakat dengan membunuh 100 ribu pedagang dan pecandu.
Sejak dia menjabat pada pertengahan tahun lalu, polisi telah melaporkan pembunuhan lebih dari 3.800 orang dalam operasi anti-narkoba. Sementara itu ribuan orang lainnya telah dibunuh dalam keadaan yang tidak dapat dijelaskan.
Sebagai presiden, Duterte pernah mengatakan bahwa ia akan senang membantai tiga juta pecandu narkoba, dan menggambarkan anak-anak yang ditembak mati dalam perang narkoba sebagai jaminan kerusakan.
Paolo Duterte membantah tuduhan politisi oposisi sebelum munculnya sebuah penyelidikan oleh senat Filipina. Ia membantah dirinya adalah anggota triad China yang membantu menyelundupkan kristal methamphetamine dari China.
Baca Juga: Dituduh Impor Sabu Rp1,6 Triliun, Putra Duterte Mengelak
Presiden Duterte tidak mengacu pada tuduhan tersebut secara khusus namun mengulangi pernyataannya dari kampanye pemilihan tahun lalu bahwa tidak ada anak-anaknya yang terlibat dalam narkoba. Namun, ia menegaskan, mereka akan menghadapi hukuman yang paling keras jika melakukannya.
"Saya katakan sebelum perintah saya adalah: 'Jika saya memiliki anak-anak yang terlibat obat-obatan terlarang, saya akan bunuh mereka agar orang tidak mengatakan apa-apa'," kata Duterte dalam sebuah pidato di hadapan pegawai pemerintah di istana kepresidenan di Manila.
"Jadi saya memberi tahu Pulong (nama panggilan Paolo): "Perintah saya adalah membunuh Anda jika Anda tertangkap, dan saya akan melindungi polisi yang membunuh Anda, jika memang benar," tegasnya seperti dikutip dari Independent, Kamis (21/9/2017).
Duterte memenangkan pemilihan presiden Filipina dengan platform hukum dan orde brutal di mana dia menjanjikan sebuah kampanye yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia berjanji untuk memberantas obat-obatan terlarang di masyarakat dengan membunuh 100 ribu pedagang dan pecandu.
Sejak dia menjabat pada pertengahan tahun lalu, polisi telah melaporkan pembunuhan lebih dari 3.800 orang dalam operasi anti-narkoba. Sementara itu ribuan orang lainnya telah dibunuh dalam keadaan yang tidak dapat dijelaskan.
Sebagai presiden, Duterte pernah mengatakan bahwa ia akan senang membantai tiga juta pecandu narkoba, dan menggambarkan anak-anak yang ditembak mati dalam perang narkoba sebagai jaminan kerusakan.
(ian)