Malaysia: ISIS Gunakan Isu Rohingya untuk Rekrut Anggota Baru
A
A
A
KUALA LUMPUR - Kepala Badan Anti-teroris Malaysia, Ayob Khan mengatakan, ISIS menggunakan isu Rohingya untuk merekrut anggota baru. Dia menyebut, beberapa warga Malaysia sudah terbujuk ajakan untuk apa yang disebut dengan perang suci di Myanmar, yang digaungkan ISIS.
Khan, yang berbicara saat seminar mengenai kesadaran akan bahaya ISIS di Malaka mengatakan, para pendukung ISIS di Malaysia menjadikan isu Rohingya sebagai alat untuk merekrut anggota baru. Dia menyebut, para simpatisan ini menggunakan jargon mati syahid jika turut berperang melawan pemerintah Myanmar.
"ISIS berbagi gambaran tentang orang Rohingya yang tertindas di media sosial untuk membangkitkan simpati dan memikat anggota baru," kata Khan, seperti dilansir Channel News Asia pada Senin (18/9).
"Myanmar lebih dekat ke Malaysia daripada Suriah dan Filipina selatan, di mana konflik sedang berlangsung. Dan, sekarang Rakhine telah menjadi tujuan terakhir mereka untuk 'jihad'," sambungnya.
Dia lalu mengungkapkan, bahwa penjual cendol dari Malaka ditangkap pada tanggal 10 September karena dicurigai mempromosikan militansi melalui percetakan dan distribusi bendera ISIS. Pria berusia 38 tahun itu berencana bergabung dengan ISIS di Filipina dan Rakhine.
Dalam perkembangan terkait, Khan mengatakan, perekrutan anggota baru masih berlangsung, meski bos ISIS di Asia Tenggara, Muhamad Wanndy Mohamad Jedi telah tewas dalam serangan pesawat tak berawak di Raqqa, Suriah pada akhir April.
Khan menambahkan, ada empat orang Malaysia yang masih berada di Suriah, di mana mereka diyakini secara aktif merekrut orang Malaysia untuk bergabung dengan ISIS.
Khan, yang berbicara saat seminar mengenai kesadaran akan bahaya ISIS di Malaka mengatakan, para pendukung ISIS di Malaysia menjadikan isu Rohingya sebagai alat untuk merekrut anggota baru. Dia menyebut, para simpatisan ini menggunakan jargon mati syahid jika turut berperang melawan pemerintah Myanmar.
"ISIS berbagi gambaran tentang orang Rohingya yang tertindas di media sosial untuk membangkitkan simpati dan memikat anggota baru," kata Khan, seperti dilansir Channel News Asia pada Senin (18/9).
"Myanmar lebih dekat ke Malaysia daripada Suriah dan Filipina selatan, di mana konflik sedang berlangsung. Dan, sekarang Rakhine telah menjadi tujuan terakhir mereka untuk 'jihad'," sambungnya.
Dia lalu mengungkapkan, bahwa penjual cendol dari Malaka ditangkap pada tanggal 10 September karena dicurigai mempromosikan militansi melalui percetakan dan distribusi bendera ISIS. Pria berusia 38 tahun itu berencana bergabung dengan ISIS di Filipina dan Rakhine.
Dalam perkembangan terkait, Khan mengatakan, perekrutan anggota baru masih berlangsung, meski bos ISIS di Asia Tenggara, Muhamad Wanndy Mohamad Jedi telah tewas dalam serangan pesawat tak berawak di Raqqa, Suriah pada akhir April.
Khan menambahkan, ada empat orang Malaysia yang masih berada di Suriah, di mana mereka diyakini secara aktif merekrut orang Malaysia untuk bergabung dengan ISIS.
(esn)