Luncurkan Rudal, Kim Jong-un Ingin Imbangi Militer AS
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) mengatakan bahwa pihaknya bertujuan mengimbangi kekuatan militer Amerika Serikat (AS). Hal itu diungkapkan oleh pemipin Korut, Kim Jong-un.
"Tujuan akhir kami adalah untuk membangun keseimbangan kekuatan riil dengan AS dan membuat penguasa AS tidak berani membicarakan opsi militer," ucap Kim Jong-un seperti dikutip Reuters dari kantor berita Korut, KCNA, Sabtu (16/9/2017).
Korut telah meluncurkan puluhan rudal di bawah kepemimpinan Jong-un karena mempercepat program senjata yang dirancang untuk memberikannya kemampuan menargetkan AS dengan rudal bertenaga nuklir yang kuat.
Setelah peluncuran rudal terbaru pada hari Jumat kemarin, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih H.R. McMaster mengatakan bahwa AS kehabisan kesabaran dengan program rudal dan nuklir Korut.
"Kami telah menendang kaleng itu di jalan, dan kami di luar jalan," kata McMaster kepada wartawan, mengacu pada uji coba rudal Pyongyang yang terus-menerus yang bertentangan dengan tekanan internasional.
"Bagi mereka yang telah mengomentari kurangnya pilihan militer, ada opsi militer," katanya, menambahkan bahwa ini bukan pilihan yang disukai oleh Trump.
Rudal uji coba Korut terakhir terbang di atas Hokkaido di utara Jepang pada hari Jumat dan mendarat di Pasifik sekitar 2.000 km ke timur, kata pemerintah Jepang.
Menurut militer Korea Selatan (Korsel) rudal ini menempuh jarak sekitar 3.700 km, cukup jauh untuk mencapai wilayah AS di Guam yang telah diancam di serang oleh Korut.
AS dan Korsel secara teknis masih berperang dengan Korut karena konflik Korea pada 1950-53 berakhir dengan sebuah gencatan senjata dan bukan sebuah perjanjian damai. Korut menuduh AS, yang memiliki 28.500 tentara di Korsel, berencana untuk menyerang dan secara teratur mengancam untuk menghancurkannya dan sekutu-sekutunya di Asia.
"Tujuan akhir kami adalah untuk membangun keseimbangan kekuatan riil dengan AS dan membuat penguasa AS tidak berani membicarakan opsi militer," ucap Kim Jong-un seperti dikutip Reuters dari kantor berita Korut, KCNA, Sabtu (16/9/2017).
Korut telah meluncurkan puluhan rudal di bawah kepemimpinan Jong-un karena mempercepat program senjata yang dirancang untuk memberikannya kemampuan menargetkan AS dengan rudal bertenaga nuklir yang kuat.
Setelah peluncuran rudal terbaru pada hari Jumat kemarin, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih H.R. McMaster mengatakan bahwa AS kehabisan kesabaran dengan program rudal dan nuklir Korut.
"Kami telah menendang kaleng itu di jalan, dan kami di luar jalan," kata McMaster kepada wartawan, mengacu pada uji coba rudal Pyongyang yang terus-menerus yang bertentangan dengan tekanan internasional.
"Bagi mereka yang telah mengomentari kurangnya pilihan militer, ada opsi militer," katanya, menambahkan bahwa ini bukan pilihan yang disukai oleh Trump.
Rudal uji coba Korut terakhir terbang di atas Hokkaido di utara Jepang pada hari Jumat dan mendarat di Pasifik sekitar 2.000 km ke timur, kata pemerintah Jepang.
Menurut militer Korea Selatan (Korsel) rudal ini menempuh jarak sekitar 3.700 km, cukup jauh untuk mencapai wilayah AS di Guam yang telah diancam di serang oleh Korut.
AS dan Korsel secara teknis masih berperang dengan Korut karena konflik Korea pada 1950-53 berakhir dengan sebuah gencatan senjata dan bukan sebuah perjanjian damai. Korut menuduh AS, yang memiliki 28.500 tentara di Korsel, berencana untuk menyerang dan secara teratur mengancam untuk menghancurkannya dan sekutu-sekutunya di Asia.
(ian)