Presiden Ukraina: Rusia Bersiap Perang dengan Barat
A
A
A
KIEV - Rusia disebut tengah mempersiapkan pasukannya untuk berperang di Eropa timur. Hal ini bisa dilihat dalam latihan militer terbaru negara itu yang melibatkan 100 ribu tentara.
Begitu peringatan yang dikeluarkan oleh Presiden Ukraina, Petro Poroshenko. Menurut Poroshenko hal itu menunjukkan ambisi yang meningkat di wilayah tersebut.
Petroshenko mengatakan bahwa latihan perang terbaru ini menunjukkan bahwa Rusia tidak berniat untuk menyerahkan Crimea dan atau menarik diri dari wilayah timur yang dikuasai separatis.
"Tidak ada tanda-tanda Moskow akan siap untuk menarik diri dari Donbass atau meninggalkan Crimea. Sebenarnya, ada lebih banyak bukti untuk persiapan perang ofensif dalam proporsi kontinental," kata Poroshenko.
"Di bawah kedok latihan komando strategis, kami tidak mengesampingkan pembentukan kelompok penyerangan baru pasukan Rusia untuk menyerang wilayah Ukraina," katanya lagi.
"Sekitar 2.000 pengangkut dengan tentara dan peralatan telah mendekati dan mendekati perbatasan kami. Tidak ada jaminan bahwa setelah akhir manuver ini semua akan kembali ke Rusia," tukasnya seperti dikutip dari Independent, Sabtu (9/9/2017).
Negara-negara bekas Soviet lainnya seperti Georgia dan Lithuania juga mengemukakan kekhawatiran tentang latihan tersebut.
Mantan Presiden Georgia Mikheil Saakashvili mengatakan latihan tersebut dapat digunakan sebagai front untuk menempatkan tentara Rusia di Belarus sebagai pendahulu untuk dianeksasi.
Kremlin selalu membantah bahwa pihaknya mempersenjatai pemberontak pro-Rusia di bagian timur Ukraina sebagai bagian dari konflik mereka dengan negara Ukraina.
Begitu peringatan yang dikeluarkan oleh Presiden Ukraina, Petro Poroshenko. Menurut Poroshenko hal itu menunjukkan ambisi yang meningkat di wilayah tersebut.
Petroshenko mengatakan bahwa latihan perang terbaru ini menunjukkan bahwa Rusia tidak berniat untuk menyerahkan Crimea dan atau menarik diri dari wilayah timur yang dikuasai separatis.
"Tidak ada tanda-tanda Moskow akan siap untuk menarik diri dari Donbass atau meninggalkan Crimea. Sebenarnya, ada lebih banyak bukti untuk persiapan perang ofensif dalam proporsi kontinental," kata Poroshenko.
"Di bawah kedok latihan komando strategis, kami tidak mengesampingkan pembentukan kelompok penyerangan baru pasukan Rusia untuk menyerang wilayah Ukraina," katanya lagi.
"Sekitar 2.000 pengangkut dengan tentara dan peralatan telah mendekati dan mendekati perbatasan kami. Tidak ada jaminan bahwa setelah akhir manuver ini semua akan kembali ke Rusia," tukasnya seperti dikutip dari Independent, Sabtu (9/9/2017).
Negara-negara bekas Soviet lainnya seperti Georgia dan Lithuania juga mengemukakan kekhawatiran tentang latihan tersebut.
Mantan Presiden Georgia Mikheil Saakashvili mengatakan latihan tersebut dapat digunakan sebagai front untuk menempatkan tentara Rusia di Belarus sebagai pendahulu untuk dianeksasi.
Kremlin selalu membantah bahwa pihaknya mempersenjatai pemberontak pro-Rusia di bagian timur Ukraina sebagai bagian dari konflik mereka dengan negara Ukraina.
(ian)