Korut Akan Berikan Respon Keras Jika Sanksi Baru Dijatuhkan
A
A
A
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) berjanji akan mengambil tindakan balasan yang kuat untuk menanggapi tekanan Amerika Serikat (AS), atau sanksi baru yang mungkin akan dijatukan Dewan Keamanan (DK) PBB terhadap Pyongyang.
Janji Pyongyang, yang dibuat dalam sebuah pernyataan oleh delegasinya untuk sebuah forum ekonomi di Rusia, muncul setelah AS mengatakan bahwa pihaknya menginginkan agar DK PBB memberlakukan embargo minyak ke Korut, melarang ekspor tekstil dan perekrutan tenaga kerja Kout di luar negeri.
Selain itu, AS juga ingin adanya pembekuan aset pemimpin Korut Kim Jong-un di luar negeri dan melarangnya meninggalkan negara komunis itu.
"Kami akan menanggapi rencana barbar seputar sanksi dan tekanan oleh AS dengan tindakan balasan yang kuat dari tindakan kita sendiri," bunyi pernyataan tersebut, seperti dilansir Reuters pada Kamis (7/9).
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, sangat sulit untuk menakut-nakuti Korut, baik dengan sanksi ataupun dengan aksi militer. Menurut Putin, hal ini dikarenakan Korut lebih mengutamakan keamanan negara, dibanding dengan kesejahteraan negara.
Dia mengatakan, sebagai insentif untuk membekukan program senjata, Korut ditawari prospek untuk mengakhiri sanksi. Tapi manfaat ekonomi itu, di mata Pyongyang, tidak sebanding dengan risiko keamanan.
Janji Pyongyang, yang dibuat dalam sebuah pernyataan oleh delegasinya untuk sebuah forum ekonomi di Rusia, muncul setelah AS mengatakan bahwa pihaknya menginginkan agar DK PBB memberlakukan embargo minyak ke Korut, melarang ekspor tekstil dan perekrutan tenaga kerja Kout di luar negeri.
Selain itu, AS juga ingin adanya pembekuan aset pemimpin Korut Kim Jong-un di luar negeri dan melarangnya meninggalkan negara komunis itu.
"Kami akan menanggapi rencana barbar seputar sanksi dan tekanan oleh AS dengan tindakan balasan yang kuat dari tindakan kita sendiri," bunyi pernyataan tersebut, seperti dilansir Reuters pada Kamis (7/9).
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, sangat sulit untuk menakut-nakuti Korut, baik dengan sanksi ataupun dengan aksi militer. Menurut Putin, hal ini dikarenakan Korut lebih mengutamakan keamanan negara, dibanding dengan kesejahteraan negara.
Dia mengatakan, sebagai insentif untuk membekukan program senjata, Korut ditawari prospek untuk mengakhiri sanksi. Tapi manfaat ekonomi itu, di mata Pyongyang, tidak sebanding dengan risiko keamanan.
(esn)