AS Nilai Korut 'Memohon' untuk Adanya Perang
A
A
A
NEW YORK - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Nikki Haley menyatakan Korea Utara (Korut) telah "meminta" untuk adanya perang dengan mereka, dengan menentang tekanan internasional terhadap ambisi militer nuklirnya.
Berbicara saat pertemuan Dewan Keamanan (DK) PBB, Haley menuturkan upaya diplomatik tampaknya sudah tidak berhasil untuk menghentikan Korut dalam mengembangkan kemampuan nuklirnya. Sikap acuh yang ditujukan Korut membuat dunia internasional harus mengambil langkah lebih keras terhadap Korut.
"Meskipun upaya kami selama 24 tahun terakhir, program nuklir Korut lebih maju dan lebih berbahaya daripada sebelumnya. Waktunya telah tiba untuk menghabiskan semua sarana diplomatik sebelum terlambat. Kita sekarang harus mengadopsi langkah-langkah terkuat yang mungkin diambil," kata Haley, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (5/9).
Dia lalu menuturkan, Korut baru-baru ini menggelar retorika perang melawan AS dan sekutu-sekutunya, yang mengancam sebuah serangan nuklir yang telah dikembangkannya selama lebih dari dua dekade.
"Kekuatan nuklir memahami tanggung jawab mereka. Kim Jong Un tidak menunjukkan pemahaman seperti itu. Perang tidak pernah menjadi sesuatu yang diinginkan AS. Kami tidak menginginkannya sekarang, tapi kesabaran kami memiliki batas," imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Pentagon James Norman Mattis mengatakan, Korut akan disambut dengan respons militer besar-besaran AS jika masih nekat mengancam Washington dan para sekutunya. Peringatan Menteri Pertahanan AS ini muncul setelah Pyongyang mengklaim berhasil menguji coba senjata nuklir jenis bom hidrogen.
Berbicara saat pertemuan Dewan Keamanan (DK) PBB, Haley menuturkan upaya diplomatik tampaknya sudah tidak berhasil untuk menghentikan Korut dalam mengembangkan kemampuan nuklirnya. Sikap acuh yang ditujukan Korut membuat dunia internasional harus mengambil langkah lebih keras terhadap Korut.
"Meskipun upaya kami selama 24 tahun terakhir, program nuklir Korut lebih maju dan lebih berbahaya daripada sebelumnya. Waktunya telah tiba untuk menghabiskan semua sarana diplomatik sebelum terlambat. Kita sekarang harus mengadopsi langkah-langkah terkuat yang mungkin diambil," kata Haley, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (5/9).
Dia lalu menuturkan, Korut baru-baru ini menggelar retorika perang melawan AS dan sekutu-sekutunya, yang mengancam sebuah serangan nuklir yang telah dikembangkannya selama lebih dari dua dekade.
"Kekuatan nuklir memahami tanggung jawab mereka. Kim Jong Un tidak menunjukkan pemahaman seperti itu. Perang tidak pernah menjadi sesuatu yang diinginkan AS. Kami tidak menginginkannya sekarang, tapi kesabaran kami memiliki batas," imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Pentagon James Norman Mattis mengatakan, Korut akan disambut dengan respons militer besar-besaran AS jika masih nekat mengancam Washington dan para sekutunya. Peringatan Menteri Pertahanan AS ini muncul setelah Pyongyang mengklaim berhasil menguji coba senjata nuklir jenis bom hidrogen.
(esn)