Korut Tolak Pernyataan DK PBB
A
A
A
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) menolak pernyataan presiden Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang mengecam uji coba terakhir rudal balistik jarak menengah. Hal itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut.
"Kami telah memperingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa kami akan memantau secara ketat tindakannya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (1/9/2017).
"Latihan peluncuran roket balistik strategis yang dilakukan oleh Pasukan Korut kali ini merupakan batasan penanggulangan yang tegas yang akan dilakukan terhadap AS, karena menanggapi peringatan kami dengan melancarkan latihan gabungan Ulji Freedom Guardian yang penuh gairah," sambung juru bicara tersebut.
Juru bicara itu juga mengatakan dengan mengadakan latihan bersama, AS telah menolak tindakan proaktif Korut untuk meredakan ketegangan yang ekstrem dan bertindak tidak sopan.
Korut pada hari Selasa lalu melakukan uji coba rudal balistik jarak menengah yang diluncurkan dari Pyongyang. Rudal tersebut terbang sejauh 2.700 km dengan ketinggian 550 km di utara Jepang dan mencapai perairan yang ditargetkan di Pasifik utara. Korut menyebutnya sebagai pendahuluan untuk serangan rudal lebih lanjut di teater Pasifik melawan target AS.
"Dewan Keamanan mengungkapkan keprihatinannya yang serius bahwa DPRK, dengan melakukan peluncuran seperti itu di Jepang serta tindakan dan pernyataan publiknya baru-baru ini, dengan sengaja merongrong perdamaian dan stabilitas regional dan telah menyebabkan masalah keamanan yang serius di seluruh dunia," bunyi pernyataan yang dikeluarkan DK PBB.
Dewan tersebut menuntut agar Korut tidak melanjutkan peluncuran lebih lanjut dengan menggunakan teknologi rudal balistik dan mematuhi resolusi Dewan Keamanan yang relevan.
Baca Juga: Sebut Keterlaluan, DK PBB Kutuk Peluncuran Rudal Korut
Pyongyang telah berulang kali memperingatkan AS bahwa mereka akan melakukan tindakan balasan melawan ancaman militernya, termasuk latihan militer gabungan antara tentara AS dan Korea Selatan (Korsel).
Pada bulan lalu, Korut dua kali melakukan uji coba rudal balistik antar benua yang menurutnya merupakan upaya pencegahan diri terhadap ancaman AS. Korut juga mengancam akan menyelimuti wilayah Guam yang masuk wilayah AS dengan tembakan rudal jika terus diprovokasi.
"Kami telah memperingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa kami akan memantau secara ketat tindakannya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (1/9/2017).
"Latihan peluncuran roket balistik strategis yang dilakukan oleh Pasukan Korut kali ini merupakan batasan penanggulangan yang tegas yang akan dilakukan terhadap AS, karena menanggapi peringatan kami dengan melancarkan latihan gabungan Ulji Freedom Guardian yang penuh gairah," sambung juru bicara tersebut.
Juru bicara itu juga mengatakan dengan mengadakan latihan bersama, AS telah menolak tindakan proaktif Korut untuk meredakan ketegangan yang ekstrem dan bertindak tidak sopan.
Korut pada hari Selasa lalu melakukan uji coba rudal balistik jarak menengah yang diluncurkan dari Pyongyang. Rudal tersebut terbang sejauh 2.700 km dengan ketinggian 550 km di utara Jepang dan mencapai perairan yang ditargetkan di Pasifik utara. Korut menyebutnya sebagai pendahuluan untuk serangan rudal lebih lanjut di teater Pasifik melawan target AS.
"Dewan Keamanan mengungkapkan keprihatinannya yang serius bahwa DPRK, dengan melakukan peluncuran seperti itu di Jepang serta tindakan dan pernyataan publiknya baru-baru ini, dengan sengaja merongrong perdamaian dan stabilitas regional dan telah menyebabkan masalah keamanan yang serius di seluruh dunia," bunyi pernyataan yang dikeluarkan DK PBB.
Dewan tersebut menuntut agar Korut tidak melanjutkan peluncuran lebih lanjut dengan menggunakan teknologi rudal balistik dan mematuhi resolusi Dewan Keamanan yang relevan.
Baca Juga: Sebut Keterlaluan, DK PBB Kutuk Peluncuran Rudal Korut
Pyongyang telah berulang kali memperingatkan AS bahwa mereka akan melakukan tindakan balasan melawan ancaman militernya, termasuk latihan militer gabungan antara tentara AS dan Korea Selatan (Korsel).
Pada bulan lalu, Korut dua kali melakukan uji coba rudal balistik antar benua yang menurutnya merupakan upaya pencegahan diri terhadap ancaman AS. Korut juga mengancam akan menyelimuti wilayah Guam yang masuk wilayah AS dengan tembakan rudal jika terus diprovokasi.
(ian)