Menlu Retno Luncurkan Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar
A
A
A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi meluncurkan Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM). AKIM adalah sebuah badan yang terdiri dari 11 organisasi kemasyarakatan untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke Rakhine.
Salah satu badan yang menjadi anggota AKIM adalah Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Menurut ketua pelaksana AKIM, Muhamad Ali Yusup, aliansi ini memliki empat program bantuan, yakni kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan bantuan dasar. Rencananya, aliansi ini akan berjalan selama dua tahun dan bisa bisa diperpanjang jika dibutuhkan.
Ali menuturkan, AKIM akan bekerjasama dengan organisasi kemasyarakatan yang berada di Rakhine. Hal ini dilakukan, karena berdasarkan ketentuan yang dibuat pemerintah Myanmar, setiap badan yang ingin memberikan bantuan harus melalui organisasi lokal.
"Jadi di sana sudah ada ketentuan baku bahwa harus melalui otoritas setempat. Jadi, kita kerja sama dengan otoritas setempat, meminta izin, dan pelaksanaan kegiatannya bersama LSM lokal. Aktivitas kita sementara fokus di Rakhine," kata Ali pada Kamis (31/8/2017).
Total bantuan yang akan diberikan AKIM kepada masyrakat di Rakhine selama dua tahun ke depan sebesar 2 juta dollar Amerika Serikat. Dana ini berasal dari masyarakat dan pemerintah.
"Sekarang kita dukung, meneruskan bantuan itu. Di beberapa tempat, kita masuk kamp dengan perizinannya, bahkan asesment kita sudah sampai Maungdaw, lokasi yang susah diakses lembaga lain. Tapi, kita bisa karena proses kita legal, resmi, terbuka, kerja sama dengan pemerintah, dan yang paling penting ini inklusif, semua komunitas tidak lihat agama, suku, kita bantu kalau mereka butuh bantuan," ujar Ali.
"Kalau kebutuhan mendesak, para pengungsi di sana tiap hari membutuhkan makanan, pakaian, dan banyak fasilitas yang sangat kurang. Nanti 11 anggota (AKIM) ini semua bisa terima donasi. Jadi, 11 anggota ini terima donasi dari seluruh masyarakat, terserah masyarakat melalui lembaga mana, dengan tujuan perdamaian," imbuh Ali.
Dia melanjutkan, dari sisi bantuan pendidikan, AKIM akan membangun gedung sekolah, fasilitas pendidikan, memberikan pelatihan kepada guru, serta pengajar di sana. Dalam bidang kesehatan, akan digelar pelatihan medis bagi tenaga kesehatan di Rakhine.
"Pembangunan pasar, ini salah satu hal strategis, karena pasar ini jadi tempat pertemuan antarkomunitas. Kami akan bangun pasar dan sudah mendapat persetujuan lisan dari pemerintah Rakhine. Jalan akses akan kita perbaiki agar komunikasi antarkomunitas dibangun. Kendala terberat adalah bahasa, antarkomunitas tidak memahami bahasa," papar Ali.
Salah satu badan yang menjadi anggota AKIM adalah Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Menurut ketua pelaksana AKIM, Muhamad Ali Yusup, aliansi ini memliki empat program bantuan, yakni kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan bantuan dasar. Rencananya, aliansi ini akan berjalan selama dua tahun dan bisa bisa diperpanjang jika dibutuhkan.
Ali menuturkan, AKIM akan bekerjasama dengan organisasi kemasyarakatan yang berada di Rakhine. Hal ini dilakukan, karena berdasarkan ketentuan yang dibuat pemerintah Myanmar, setiap badan yang ingin memberikan bantuan harus melalui organisasi lokal.
"Jadi di sana sudah ada ketentuan baku bahwa harus melalui otoritas setempat. Jadi, kita kerja sama dengan otoritas setempat, meminta izin, dan pelaksanaan kegiatannya bersama LSM lokal. Aktivitas kita sementara fokus di Rakhine," kata Ali pada Kamis (31/8/2017).
Total bantuan yang akan diberikan AKIM kepada masyrakat di Rakhine selama dua tahun ke depan sebesar 2 juta dollar Amerika Serikat. Dana ini berasal dari masyarakat dan pemerintah.
"Sekarang kita dukung, meneruskan bantuan itu. Di beberapa tempat, kita masuk kamp dengan perizinannya, bahkan asesment kita sudah sampai Maungdaw, lokasi yang susah diakses lembaga lain. Tapi, kita bisa karena proses kita legal, resmi, terbuka, kerja sama dengan pemerintah, dan yang paling penting ini inklusif, semua komunitas tidak lihat agama, suku, kita bantu kalau mereka butuh bantuan," ujar Ali.
"Kalau kebutuhan mendesak, para pengungsi di sana tiap hari membutuhkan makanan, pakaian, dan banyak fasilitas yang sangat kurang. Nanti 11 anggota (AKIM) ini semua bisa terima donasi. Jadi, 11 anggota ini terima donasi dari seluruh masyarakat, terserah masyarakat melalui lembaga mana, dengan tujuan perdamaian," imbuh Ali.
Dia melanjutkan, dari sisi bantuan pendidikan, AKIM akan membangun gedung sekolah, fasilitas pendidikan, memberikan pelatihan kepada guru, serta pengajar di sana. Dalam bidang kesehatan, akan digelar pelatihan medis bagi tenaga kesehatan di Rakhine.
"Pembangunan pasar, ini salah satu hal strategis, karena pasar ini jadi tempat pertemuan antarkomunitas. Kami akan bangun pasar dan sudah mendapat persetujuan lisan dari pemerintah Rakhine. Jalan akses akan kita perbaiki agar komunikasi antarkomunitas dibangun. Kendala terberat adalah bahasa, antarkomunitas tidak memahami bahasa," papar Ali.
(esn)