Sekelompok Pria Pukuli Wanita Muslim di Madrid karena Berjilbab
A
A
A
MADRID - Aparat polisi Spanyol sedang menyelidiki sebuah serangan yang menjurus pada Islamofobia setelah sekelompok pria muda memukuli seorang wanita Muslim di Madrid karena berjilbab. Korban yang berusia 38 tahun menderita gegar otak akibat serangan tersebut.
Serangan terjadi di luar stasiun Metro Usera di Ibu Kota Spanyol. Korban dibawa ke rumah sakit dengan ambulans setelah menerima beberapa pukulan.
Polisi di Madrid, seperti dilaporkan surat kabar El Mundo, memperlakukan kejadian tersebut sebagai kejahatan kebencian. Unit Manajemen Kebergaman Kepolisian Madrid sedang menyelidiki kasus tersebut.
Unit itu bertugas menyelidiki tindakan intoleransi dan diskriminasi yang terjadi di Madrid, entah itu tindak pidana atau tidak.
Korban mengatakan kepada penyidik bahwa sekelompok pria telah menghinanya dan mulai memukulinya karena dia mengenakan jilbab dan tampak seperti seorang warga Muslim.
Sejumlah politisi dan pejabat dengan cepat mengecam serangan yang terjadi kurang dari seminggu setelah serangan teror di Barcelona dan Cambrils yang menewaskan 14 orang dan melukai 130 orang lainnya.
”Kami mengecam agresi seksisme kemarin. Madrid akan selalu menjadi kota terbuka dan kosmopolitan,” kata juru bicara Kelompok Rakyat Kota Madrid Jose Luis Martinez-Almeida, yang menuliskannya di Twitter.
Selain serangan pada wanita berjilbab, Unit Manajemen Keberagaman juga sedang menyelidiki spanduk bernuansa xenofobia dan Islamofobia yang tergantung pada sebuah bangunan yang digunakan oleh kelompok Nazo Nazi sebagai markas besarnya.
”Islam menghancurkan Eropa,” bunyi salah satu spanduk.”Teroris Selamat Datang,” bunyi spanduk lainnya, yang dikutip Sabtu (26/8/2017). Pihak berwenang setempat memerintahkan semua spanduk provokatif itu dicopot.
Serangan terjadi di luar stasiun Metro Usera di Ibu Kota Spanyol. Korban dibawa ke rumah sakit dengan ambulans setelah menerima beberapa pukulan.
Polisi di Madrid, seperti dilaporkan surat kabar El Mundo, memperlakukan kejadian tersebut sebagai kejahatan kebencian. Unit Manajemen Kebergaman Kepolisian Madrid sedang menyelidiki kasus tersebut.
Unit itu bertugas menyelidiki tindakan intoleransi dan diskriminasi yang terjadi di Madrid, entah itu tindak pidana atau tidak.
Korban mengatakan kepada penyidik bahwa sekelompok pria telah menghinanya dan mulai memukulinya karena dia mengenakan jilbab dan tampak seperti seorang warga Muslim.
Sejumlah politisi dan pejabat dengan cepat mengecam serangan yang terjadi kurang dari seminggu setelah serangan teror di Barcelona dan Cambrils yang menewaskan 14 orang dan melukai 130 orang lainnya.
”Kami mengecam agresi seksisme kemarin. Madrid akan selalu menjadi kota terbuka dan kosmopolitan,” kata juru bicara Kelompok Rakyat Kota Madrid Jose Luis Martinez-Almeida, yang menuliskannya di Twitter.
Selain serangan pada wanita berjilbab, Unit Manajemen Keberagaman juga sedang menyelidiki spanduk bernuansa xenofobia dan Islamofobia yang tergantung pada sebuah bangunan yang digunakan oleh kelompok Nazo Nazi sebagai markas besarnya.
”Islam menghancurkan Eropa,” bunyi salah satu spanduk.”Teroris Selamat Datang,” bunyi spanduk lainnya, yang dikutip Sabtu (26/8/2017). Pihak berwenang setempat memerintahkan semua spanduk provokatif itu dicopot.
(mas)