Arab Saudi dan Iran Akan Bertukar Kunjungan Diplomatik
A
A
A
TEHERAN - Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif mengatakan, Teheran dan Riyadh akan segera melakukan pertukaran kunjungan diplomatik. Demikian laporan kantor berita mahasiswa Iran, ISNA.
Zarif mengatakan bahwa kunjungan tersebut dapat dilakukan menyusul berakhirnya ibadah tahunan haji di minggu pertama bulan September.
"Visa telah dikeluarkan untuk kedua belah pihak untuk melakukan perjalanan ini," kata Zarif dalam sebuah wawancara dengan ISNA.
"Kami menunggu langkah terakhir selesai sehingga diplomat dari kedua negara bisa memeriksa kedutaan dan konsulat mereka," tambahnya seperti dikutip dari Al Araby, Kamis (24/8/2017).
Pertukaran diplomatik akan menjadi tanda penting pertama pelonggaran hubungan antara Teheran dan Riyadh sejak hubungan diplomatik terputus pada 2016.
Hubungan memburuk di antara kedua negara karena saling tuduh campur tangan dalam urusan regional, terutama di India, Irak dan Yaman.
Tahun lalu, Arab Saudi juga mengeksekusi ulama terkemuka Syiah Nimr al-Nimr setelah menuduh pemimpin agama tersebut bekerja sebagai agen Teheran.
Sebagai tanggapan atas pembunuhan kontroversial sang ulama, pemrotes Iran menggerebek kedutaan Arab Saudi di Teheran, menyebabkan hubungan diplomatik semakin memburuk.
Teheran juga menuduh Riyadh mendukung operasi kelompok ISIS yang melakukan serangan kembar di ibukota Iran pada bulan Juni lalu.
Arab Saudi menolak keterlibatan dalam serangan tersebut, yang menewaskan setidaknya 18 orang dan melukai 80 lainnya.
Pada bulan Agustus, Zarif dan rekannya dari Saudi Adel al-Jubeir menarik perhatian media internasional saat mereka melihat adanya pertukaran informal di sela-sela Organisasi Kerjasama Islam di Istanbul.
Menteri luar negeri Iran kemudian meremehkan pentingnya pertemuan tersebut dengan menggambarkannya sebagai "norma diplomatik".
Zarif mengatakan bahwa kunjungan tersebut dapat dilakukan menyusul berakhirnya ibadah tahunan haji di minggu pertama bulan September.
"Visa telah dikeluarkan untuk kedua belah pihak untuk melakukan perjalanan ini," kata Zarif dalam sebuah wawancara dengan ISNA.
"Kami menunggu langkah terakhir selesai sehingga diplomat dari kedua negara bisa memeriksa kedutaan dan konsulat mereka," tambahnya seperti dikutip dari Al Araby, Kamis (24/8/2017).
Pertukaran diplomatik akan menjadi tanda penting pertama pelonggaran hubungan antara Teheran dan Riyadh sejak hubungan diplomatik terputus pada 2016.
Hubungan memburuk di antara kedua negara karena saling tuduh campur tangan dalam urusan regional, terutama di India, Irak dan Yaman.
Tahun lalu, Arab Saudi juga mengeksekusi ulama terkemuka Syiah Nimr al-Nimr setelah menuduh pemimpin agama tersebut bekerja sebagai agen Teheran.
Sebagai tanggapan atas pembunuhan kontroversial sang ulama, pemrotes Iran menggerebek kedutaan Arab Saudi di Teheran, menyebabkan hubungan diplomatik semakin memburuk.
Teheran juga menuduh Riyadh mendukung operasi kelompok ISIS yang melakukan serangan kembar di ibukota Iran pada bulan Juni lalu.
Arab Saudi menolak keterlibatan dalam serangan tersebut, yang menewaskan setidaknya 18 orang dan melukai 80 lainnya.
Pada bulan Agustus, Zarif dan rekannya dari Saudi Adel al-Jubeir menarik perhatian media internasional saat mereka melihat adanya pertukaran informal di sela-sela Organisasi Kerjasama Islam di Istanbul.
Menteri luar negeri Iran kemudian meremehkan pentingnya pertemuan tersebut dengan menggambarkannya sebagai "norma diplomatik".
(ian)