Diduga Agen Asing, Singapura Usir Seorang Profesor

Jum'at, 04 Agustus 2017 - 23:07 WIB
Diduga Agen Asing, Singapura...
Diduga Agen Asing, Singapura Usir Seorang Profesor
A A A
SINGAPURA - Seorang akademisi dipaksa meninggalkan Singapura selamanya. Pemerintah Singapura menuduhnya bekerja sebagai agen yang membawa pengaruh negara asing.

Kementerian Dalam Negeri Singapura menyatakan izin masuk ke negara itu untuk Huang Jing dan istrinya, Shirley Yang Xiuping, telah dibatalkan. Keduanya diberi label imigran terlarang.

"Huang menggunakan posisi seniornya di Lee Kuan Yew School of Public Policy untuk secara sengaja dan diam-diam memajukan agenda sebuah negara asing dengan mengorbankan Singapura," sebuah pernyataan Kementerian Dalam Negeri Singapura.

"Dia melakukan ini bekerja sama dengan agen intelijen asing. Ini adalah tindakan subversif dan campur tangan asing dalam politik domestik Singapura. Kehadiran Huang, dan istrinya, tidak diinginkan. Keduanya akan secara permanen dilarang masuk kembali ke Singapura," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari CNN, Jumat (4/8/2017).

Dalam pernyataannya, Kementerian Dalam Negeri Singapura menuduh Huang bekerja dengan agen intelijen dari negara asing yang tidak disebutkan namanya untuk mengubah kebijakan di negara itu.

"Dia melibatkan orang-orang Singapura yang terkemuka dan berpengaruh serta memberi mereka apa yang dia klaim sebagai 'informasi istimewa' tentang negara asing. Huang juga merekrut orang lain untuk membantu operasinya," tuding pernyataan tersebut.

Kementerian tersebut mengklaim beberapa informasi tersebut sampai ke pejabat publik senior yang akan berada dalam posisi untuk mengubah kebijakan publik Singapura. "Namun, pemerintah Singapura menolak untuk bertindak atas 'informasi istimewa'," kata pernyataan tersebut.

Kementerian tersebut juga menuduh istri Huang mengetahui pekerjaan suaminya untuk "memajukan agenda negara asing."

Seorang perwakilan untuk National University of Singapore mengatakan Huang telah diskors tanpa bayaran sampai masalah tersebut diselesaikan. Namun kemungkinan besar ia tidak dapat bekerja di universitas tersebut karena dicabutnya izin masuknya.

"Ini adalah masalah yang sangat serius, dan sekolah tempat ia bekerja akan bekerja sama sepenuhnya dengan kementerian. Universitas tidak mentolerir tindakan campur tangan asing itu," kata perwakilan tersebut.

Huang adalah seorang warga negara Amerika Serikat (AS). Ia adalah seorang profesor hubungan AS-China di Lee Kuan Yew School of Public Policy, yang berada di dalam National University of Singapore.

Media lokal Straits Times mengatakan bahwa ini adalah kasus pertama dari jenisnya dalam hampir dua dekade.
(ian)
Berita Terkait
Wisata Menakjubkan di...
Wisata Menakjubkan di Sentosa Sensoryscape, Landmark Terbaru Singapura
Pemilu Singapura seperti...
Pemilu Singapura seperti Sandiwara, Hanya Melanggengkan Kekuasaan PAP
Singapore Dream Sudah...
Singapore Dream Sudah Mengalami Pergeseran, Apa Pemicunya?
PM Singapura Akan Serahkan...
PM Singapura Akan Serahkan Kepemimpinan PAP Kepada Lawrence Wong
Politikus Muslim Ini...
Politikus Muslim Ini Ungkap Rahasia Kesuksesan Singapura
Kenapa Orang Singapura...
Kenapa Orang Singapura Enggan Memiliki Mobil? Biaya Sertifikat Kepemilikan Mencapai Rp1,2 Miliar
Berita Terkini
AS Kerahkan Kapal Selam...
AS Kerahkan Kapal Selam Nuklir Bersenjata 154 Rudal Tomahawk untuk Gertak China
7 menit yang lalu
Jenderal Amerika: Perang...
Jenderal Amerika: Perang Ukraina Bisa Picu Konflik Militer Langsung AS-Rusia!
45 menit yang lalu
India Klaim Kerjai Sistem...
India Klaim Kerjai Sistem Rudal China yang Dikerahkan Pakistan dalam Pertempuran
1 jam yang lalu
5 Bukti Kedekatan PM...
5 Bukti Kedekatan PM India Narendra Modi dengan Zionis Israel
3 jam yang lalu
Bagaimana Pakistan Mengembangkan...
Bagaimana Pakistan Mengembangkan Sistem Pertahanan ABC Mengalahkan India?
5 jam yang lalu
Dulu India Jadi Pendukung...
Dulu India Jadi Pendukung Palestina, tapi Perang Pakistan Mengubah Segalanya
5 jam yang lalu
Infografis
Pasukan Israel Usir...
Pasukan Israel Usir Pasien dari Rumah Sakit Indonesia di Gaza
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved