Sekjen NATO Kecam Serangan Terhadap Konvoi NATO di Afghanistan
A
A
A
BRUSSELS - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengecam serangan terhadap konvoi pasukan NATO di Afghanistan. Serangan yang berlangsung kemarin tersebut menewaskan dua tentara NATO asal Amerika Serikat (AS).
"Saya sangat mengutuk serangan terhadap sebuah konvoi NATO di provinsi Kandahar di Afghanistan, yang menyebabkan dua tentara AS tewas dan empat lainnya terluka," kata Stoltenberg, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (3/8).
"Serangan yang pengecut dan brutal ini tidak akan menghalangi kami dalam misi kami untuk membantu pasukan keamanan Afghanistan menstabilkan negara mereka, dan mencegahnya untuk selamanya menjadi tempat yang aman bagi terorisme internasional," sambungnya.
Sebelumnya diwartakan, seorang pembom bunuh diri Taliban menabrakkan kendaraannya ke sebuah konvoi NATO di kota Kandahar, Afghanistan selatan.
Zia Durani, juru bicara gubernur Kandahar, mengatakan konvoi tersebut diserang saat berada di daerah Shorandam, yang terletak di jalan utama dari Kandahar Airfield, salah satu pangkalan Amerika terbesar di negara tersebut.
"Kawasan itu ditutup oleh pasukan koalisi. Kami tidak mengetahui jumlah korban mereka," kata Duran dalam sebuah pernyataan.
"Saya sangat mengutuk serangan terhadap sebuah konvoi NATO di provinsi Kandahar di Afghanistan, yang menyebabkan dua tentara AS tewas dan empat lainnya terluka," kata Stoltenberg, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (3/8).
"Serangan yang pengecut dan brutal ini tidak akan menghalangi kami dalam misi kami untuk membantu pasukan keamanan Afghanistan menstabilkan negara mereka, dan mencegahnya untuk selamanya menjadi tempat yang aman bagi terorisme internasional," sambungnya.
Sebelumnya diwartakan, seorang pembom bunuh diri Taliban menabrakkan kendaraannya ke sebuah konvoi NATO di kota Kandahar, Afghanistan selatan.
Zia Durani, juru bicara gubernur Kandahar, mengatakan konvoi tersebut diserang saat berada di daerah Shorandam, yang terletak di jalan utama dari Kandahar Airfield, salah satu pangkalan Amerika terbesar di negara tersebut.
"Kawasan itu ditutup oleh pasukan koalisi. Kami tidak mengetahui jumlah korban mereka," kata Duran dalam sebuah pernyataan.
(esn)