Dramatisnya Perang Narkoba Duterte yang Tewaskan Wali Kota di Filipina
A
A
A
MANILA - Pasukan polisi Filipina menembak mati 14 orang, termasuk seorang wali kota, dalam perang melawan narkoba yang berlangsung dramatis di rumah sang wali kota. Pejabat yang secara struktural merupakan anak buah Presiden Duterte jadi target penting dalam perang melawan narkoba.
Operasi yang diwarnai baku tembak itu terjadi hari Minggu kemarin. Awalnya, petugas polisi menyampaikan instruksi kepada Wali Kota Reynaldo Parojinog Sr dari Kota Ozamiz bahwa rumahnya harus digeledah atas dugaan kepemilikan senjata tanpa izin.
Saat penggeledahan dimulai, orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ke arah petugas polisi dan memicu baku tembak. Kepala Polisi Ozamiz, Jovie Espenido, mengatakan, wali kota dan 13 orang lainnya tewas.
“Dia adalah target bernilai tinggi untuk obat-obatan terlarang,” kata Espenido, yang mengawasi penggerebekan secara simultan usai tengah malam di kediaman wali kota dan tiga rumah lainnya.
”Kami menegakkan hukum untuk melindungi masyarakat yang menginginkan perdamaian di negara ini," katanya,” lanjut dia. ”Bagaimana kita bisa menegakkan hukum jika kita takut pada penguasa obat bius? Itu tidak mungkin, mereka harus takut pada orang yang berbuat baik untuk semua orang.”
Baca Juga: Jadi Bandar Narkoba, Wali Kota di Filipina Tewas Dihantam Timah Panas
Lima orang, termasuk putri Parojinog, yang berperan sebagai Wakil Wali Kota Ozamiz, sebuah kota pelabuhan, ditangkap dalam penggerebekan tersebut.
Menurut Espenido yang dilansir IB Times, Senin (31/7/2017), polisi mendekati rumah wali kota saat pengawalnya melepaskan tembakan, menabrak mobil polisi dan melukai seorang petugas polisi. Aksi itu memicu baku tembak di tengah pemadaman listrik yang sedang berlangsung.
Sebuah granat yang dipegang oleh salah satu pengawal Parojinog meledak saat baku tembak di dalam rumah sang wali kota.
Senapan serbu, granat, zat yang diduga metamfetamin dan uang tunai disita dalam penggerebekan. "Pemerintah berjanji untuk mengintensifkan kampanye (melawan) narkoba,” kata juru bicara Kepresidenan Filipina Ernesto Abella terkait operasi anti-narkoba di Ozamiz.
”Parojinog, jika Anda ingat, termasuk dalam daftar (yang dibuat) Duterte sebagai orang yang terlibat dalam perdagangan narkoba,” lanjut dia. Parojinog, yang juga menghadapi tuduhan korupsi, telah menolak dikaitkan dengan kejahatan narkoba.
Dia adalah wali kota ketiga yang dibunuh dalam perang melawan narkoba yang dikobarkan Duterte. Sejauh ini, jumlah korban tewas dalam perang narkoba di Filipina mencapai lebih dari 3.000 orang.
Operasi yang diwarnai baku tembak itu terjadi hari Minggu kemarin. Awalnya, petugas polisi menyampaikan instruksi kepada Wali Kota Reynaldo Parojinog Sr dari Kota Ozamiz bahwa rumahnya harus digeledah atas dugaan kepemilikan senjata tanpa izin.
Saat penggeledahan dimulai, orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ke arah petugas polisi dan memicu baku tembak. Kepala Polisi Ozamiz, Jovie Espenido, mengatakan, wali kota dan 13 orang lainnya tewas.
“Dia adalah target bernilai tinggi untuk obat-obatan terlarang,” kata Espenido, yang mengawasi penggerebekan secara simultan usai tengah malam di kediaman wali kota dan tiga rumah lainnya.
”Kami menegakkan hukum untuk melindungi masyarakat yang menginginkan perdamaian di negara ini," katanya,” lanjut dia. ”Bagaimana kita bisa menegakkan hukum jika kita takut pada penguasa obat bius? Itu tidak mungkin, mereka harus takut pada orang yang berbuat baik untuk semua orang.”
Baca Juga: Jadi Bandar Narkoba, Wali Kota di Filipina Tewas Dihantam Timah Panas
Lima orang, termasuk putri Parojinog, yang berperan sebagai Wakil Wali Kota Ozamiz, sebuah kota pelabuhan, ditangkap dalam penggerebekan tersebut.
Menurut Espenido yang dilansir IB Times, Senin (31/7/2017), polisi mendekati rumah wali kota saat pengawalnya melepaskan tembakan, menabrak mobil polisi dan melukai seorang petugas polisi. Aksi itu memicu baku tembak di tengah pemadaman listrik yang sedang berlangsung.
Sebuah granat yang dipegang oleh salah satu pengawal Parojinog meledak saat baku tembak di dalam rumah sang wali kota.
Senapan serbu, granat, zat yang diduga metamfetamin dan uang tunai disita dalam penggerebekan. "Pemerintah berjanji untuk mengintensifkan kampanye (melawan) narkoba,” kata juru bicara Kepresidenan Filipina Ernesto Abella terkait operasi anti-narkoba di Ozamiz.
”Parojinog, jika Anda ingat, termasuk dalam daftar (yang dibuat) Duterte sebagai orang yang terlibat dalam perdagangan narkoba,” lanjut dia. Parojinog, yang juga menghadapi tuduhan korupsi, telah menolak dikaitkan dengan kejahatan narkoba.
Dia adalah wali kota ketiga yang dibunuh dalam perang melawan narkoba yang dikobarkan Duterte. Sejauh ini, jumlah korban tewas dalam perang narkoba di Filipina mencapai lebih dari 3.000 orang.
(mas)