Sekte yang Percaya Yesus Dibangkitkan sebagai Wanita Digerebek
A
A
A
CHANGXING - Aparat polisi China menggerebek sekte yang percaya bahwa Yesus dibangkitkan sebagai sesosok perempuan. Sebanyak 18 anggota sekte ditangkap.
Sekte itu bernama Quannengshen atau Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa. Kelompok itu percaya bahwa Yesus dibangkitkan sebagai wanita di China. Mereka juga percaya bahwa wanita tersebut akan membuat kiamat.
Zhao Weishan mendirikan sekte itu pada tahun 1990-an. Istrinya, Yang Xiangbin, diyakini sebagai sosok yang dia percaya sebagai ”Yesus perempuan”.
Mereka berdua telah melarikan diri dari China pada tahun 2000 dan mengklaim mendapat suaka politik di Amerika Serikat (AS).
Penangkapan belasan anggota sekte Quannengshen terjadi di wilayah Provinsi Zhejiang pada hari Rabu setelah polisi melakukan penyelidikan terhadap praktik kelompok tersebut.
”Pemimpin sekte tersebut memaksakan kontrol spiritual terhadap para anggota,” kata petugas polisi Distrik Changxing, Dong Jianfeng, seperti dikutip Xinhua, semalam (27/7/2017).
“Mereka diberi tahu bahwa selama mereka memberikan donasi, Tuhan Yang Maha Kuasa akan menanggung derita mereka,” lanjut Dong.
”Setiap anggota bersedia menyumbangkan uang mereka, dan jumlahnya berkisar antara 10.000 yuan (Rp19 juta) sampai puluhan ribu yuan,” imbuh polisi China tersebut.
Polisi menyita komputer, hard drive, 150 buku dan 460 pamflet yang digunakan oleh sekte Quannengshen. Sebanyak delapan orang dari kelompok tersebut telah ”dididik ulang” dan kini berbalik mengecam keyakinan sekte Quannengshen.
Pada tahun 2014, dua anggota sekte Quannengshen pernah ditangkap karena memukul seorang wanita hingga tewas di restoran cepat saji McDonald's. Korban dipukul karena menolak memberikan nomor teleponnya saat dicoba untuk direkrut.
Kedua pelaku dieksekusi pada tahun 2015 atas pembunuhan tersebut .
Sekte itu bernama Quannengshen atau Gereja Tuhan Yang Maha Kuasa. Kelompok itu percaya bahwa Yesus dibangkitkan sebagai wanita di China. Mereka juga percaya bahwa wanita tersebut akan membuat kiamat.
Zhao Weishan mendirikan sekte itu pada tahun 1990-an. Istrinya, Yang Xiangbin, diyakini sebagai sosok yang dia percaya sebagai ”Yesus perempuan”.
Mereka berdua telah melarikan diri dari China pada tahun 2000 dan mengklaim mendapat suaka politik di Amerika Serikat (AS).
Penangkapan belasan anggota sekte Quannengshen terjadi di wilayah Provinsi Zhejiang pada hari Rabu setelah polisi melakukan penyelidikan terhadap praktik kelompok tersebut.
”Pemimpin sekte tersebut memaksakan kontrol spiritual terhadap para anggota,” kata petugas polisi Distrik Changxing, Dong Jianfeng, seperti dikutip Xinhua, semalam (27/7/2017).
“Mereka diberi tahu bahwa selama mereka memberikan donasi, Tuhan Yang Maha Kuasa akan menanggung derita mereka,” lanjut Dong.
”Setiap anggota bersedia menyumbangkan uang mereka, dan jumlahnya berkisar antara 10.000 yuan (Rp19 juta) sampai puluhan ribu yuan,” imbuh polisi China tersebut.
Polisi menyita komputer, hard drive, 150 buku dan 460 pamflet yang digunakan oleh sekte Quannengshen. Sebanyak delapan orang dari kelompok tersebut telah ”dididik ulang” dan kini berbalik mengecam keyakinan sekte Quannengshen.
Pada tahun 2014, dua anggota sekte Quannengshen pernah ditangkap karena memukul seorang wanita hingga tewas di restoran cepat saji McDonald's. Korban dipukul karena menolak memberikan nomor teleponnya saat dicoba untuk direkrut.
Kedua pelaku dieksekusi pada tahun 2015 atas pembunuhan tersebut .
(mas)